Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDIP Mengusung Ahok; Keberhasilan Lobi Jokowi pada Megawati?

21 September 2016   06:20 Diperbarui: 21 September 2016   11:36 3340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tadi malam secara resmi PDIP mengusung Ahok-Djarot untuk maju di Pilgub DKI 2017. Ini sebenarnya tidak mengejutkan, karena ketika Jokowi menjadi Presiden dan sebagai Wagub Ahok naik menjadi Gubernur, PDIP dan Jokowi sudah 'pasang badan' untuk menyelamatkan Ahok terus. Dari mulai pelantikan, dimana Jokowi sudah intervensi melalui Kemendagri untuk tetap terus melantik Ahok sebagai Gubernur (karena ditolak oleh DPRD), hingga ketika ada wacana interpelasi soal Sumber Waras dan lainnya yang gagal karena PDIP tentu tidak mau ikutan.

Hanya saja, Ahok sempat manuver sendiri melalui Teman Ahok dan mengultimatum PDIP untuk segera mengusungnya, yang  konon membuat Megawati sakit hati. Apalagi ketika disebutkan bahwa parpol meminta mahar Rp 100 M. Yah, parpol manalagi yang disebut oleh Ahok itu kecuali PDIP, karena ketika itu wacana PDIP mengusung Ahok memang sudah sangat kuat? Kemudian memang banyak sekali meme beredar yang memojokkan PDIP, seolah-olah hendak 'menyihir' Ahok. Ini seolah semakin menampar PDIP, istilah, lu udah gua dukung selama ini, kok malah giniin gue? Dan kalau Megawati sudah sakit hati, siapa yang mampu meluluhkannya?

Jokowi sebagai Presiden RI lah yang menurut saya mampu meluluhkan Megawati hingga akhirnya mendukung Ahok. Jokowi sudah beberapa kali bertemu Megawati untuk membicarakan pilgub DKI. Terakhir Jokowi mengajak Ahok untuk semobil dengan Megawati di acara Golkar. Dan kemampuan lobi Jokowi memang sudah beberapa kali terbukti. 

Dukungan Jokowi kepada Ahok memang bukan maiin-main. Ridwan Kamil aja gak boleh maju sama Jokowi, hehe. BPK sebagai lembaga tertinggi untuk urusan pemeriksa keuangan negara saja bisa kena semprot Jokowi, karena bilang kasus Sumber Waras merugikan negara Rp 191 Milyar. Dan yang terakhir penyelamatan oleh Jokowi terhadap Ahok adalah di kasus reklamasi. 

Apa kepentingan Jokowi terhadap Ahok?

Tadi malam saya diskusi dengan suami, sebenarnya tidak terkait dengan pilgub DKI. Tetapi masalah ekonomi Indonesia. Suamiku bilang, tahun ini dan kedepan adalah tahun kritis bagi Jokowi soal keuangan negara. Makanya Sri Mulyani langsung 'wajib' pulang untuk membenahi keuangan negara. Karena memang sudah darurat defisitnya. SM langsung memotong banyak pengeluaran hingga beberapa Trilyun, tetapi tetap belum bisa mengurangi defisit yang melonjak tinggi. 

Defisit keuangan negara sudah mencapapai 2,7%, naik dari 2,4% tahun lalu. Berdasarkan UU Keuangan Negara, jika defisit mencapai 3%, bisa saja Jokowi diimpeach, sebagaimana Presiden Brazil yang diimpeach terkait keuangan negara. Memang, suara Golkar sudah ditangan Jokowi di parlemen, tetapi tetap belum menyakinkan karena yang suka 'bandel' di parlemen kadang malah PDIP.

Jokowi adalah Presiden yang sangat baik dalam eksekusi, tetapi kedodoran dalam perencanaan. Perencanaan kedodoran, karena terlalu ambisius, termasuk terkait target pajak dan pembangunan infrastruktur. Target pajak sudah digenjot habis-habisan masih belum terpenuhi, sementara pembangunan infrastruktur harus tetap jalan. Kalau target pajak belum terpenuhi, dana bisa digenjot dari sektor manalagi?

Tentu saja dari investasi. Dan terkait investasi dan dana yang masuk dari luar inilah, Jokowi memiliki kepentingan terhadap Ahok. Bahkan proyek reklamasi sudah dipastikan akan terus, karena harus menjaga kepercayaan investor di Indonesia. Dan siapa yang menjamin reklamasi terus kalau bukan Ahok sebagai gubernurnya? Selain itu, ada faktor kenyamanan bagi para taipan untuk memasukkan uanganya kesini jika Ahok sebagai Gubernur ibukota RI, dimana 80% uang yang beredar di Indonesia ada di Jakarta.  Para pemilik dana yang luar biasa besar itu yang diharapkan bisa masuk ke Jakarta jika Ahok sebagai gubernurnya.  

Hanya, walau sudah didukung Jokowi dan PDIP, apakah Ahok yakin menang? Itu tergantung kemashalahatan yang sudah diberikan Ahok pada warga Jakarta donk (bukan warga non-Jakarta loh, hehee). Kita tunggu saja, dinamika dari bulan Oktober hingga pencoblosan Februari 2017 nanti. Dan pemenangnya, semoga memang yang terbaik bagi Jakarta dan Indonesia. 

Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun