Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Indahnya Karang Terjal dan Laut Biru Nian di Pantai Ombak 7 Ujung Genteng

4 Juni 2011   10:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:53 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_114191" align="aligncenter" width="595" caption="Laut Memecah Karang di Ombak7 Ujung Genteng. Foto by Muassis Andang"][/caption] Laut dan pantai Indonesia memang luar biasa. Amazing! Kita adalah negara dengan garis pantai terpanjang ke empat sedunia, setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia. Dan karena lautnya ada yang samudera bebas, selat dan laut dangkal, maka ombak di Indonesia juga bermacam macam. Yang jelas, konon katanya ombak di Indonesia juga termasuk paling bagus untuk surfing. [caption id="attachment_114192" align="alignleft" width="300" caption="Membujuk Sapi Minggir dari Jalan. Foto by Muassis"][/caption] Tetapi, walau Indonesia indah banget, promosi indonesia ke negara luar itu kurang sekali. Kayak sekarang ini, di timur tengah, termasuk di mesir, akan ada libur panjang musim panas. Tetapi apa ada website promosi indonesia dalam bahasa Arab? Kayaknya gak ada tuuh. Begitu juga kesiapan pemerintah daerah untuk memperbaiki infrastruktur wisatanya, juga rada keteteran. Padahal wisata termasuk tulang punggung pemasukan devisa negara. Ya, daripada ngeruk sumber daya alam gila gilaan sampe bikin bencana alam, mending pariwisata aja diseriusin. Malah alam bisa terjaga, pendapatan masyarakat lokal bisa meningkat, dan kreativitas seni juga akan naik, karena masyarakat akan berlomba untuk menciptakan suvenir yang indah dan unik. Budaya dan tradisi yang indah dan 'dalem' bisa pula ditampilkan secara ekspressif. [caption id="attachment_114193" align="aligncenter" width="597" caption="Pantai Ombak7 dari Kapal. Foto by Muassis Andang"][/caption] Tetapi ya itulah, infrastruktur  masih tidak dipedulikan. Seperti ketika saya, suami, adikku dan adik ipar ke Ujung Genteng. Lokasi tempat wisata ini dari Jakarta melewati Sukabumi, dan melewati pula Pelabuhan Ratu. Masih wilayah Jawa Barat. Jadi dari Jakarta sekitar 8 sampai 9 jam-an deh. Lumayan jauh ya... Nah, jalannya itu, ketika mau sampe Ujung Gentengnya, ampiun deh,  serasa naik roalcoaster. Anjrut anjrutan. Padahal keindahan Ujung Genteng sudah ada dipromosiin secara voluntary di website, makanya kami kesana (ketika bingung mau jalan jalan kemana, tapi emang pengen ke tempat wisata yang belum dikenal banget). Tetapi pas kesana, ya rada kecewa dengan infrastrukturnya. Kalau lautnya sendiri, ya emang bagus banget. Biru sebiru birunya laut. Disini anak anak pada takut mandi ke laut. Dilarang orang tuanya, katanya takut tenggelam. Ini berbeda dengan Pelabuhan Ratu, yang anak-anaknya berani terjun dari karang ke laut. Di Ujung Genteng kita bisa main ke Pantai Ombak Tujuh, dimana katanya pada musim tertentu banyak bule datang untuk surfing. Pas kami datang belum musimnya, kata nelayan yang ada disana. Emang mau surfing, hihi..gak bisa kok...Cuma kan lumayan kalo ada yang surfing, bisa ditontonin, hihi.. Tetapi kami nekat aja, naik perahu nelayan ke ombak tujuh ini. Waduh, gelombang lautnya emang tinggi banget. Tetapi ketika sampai disana, wuih, emang indah banget. [caption id="attachment_114196" align="aligncenter" width="538" caption="Muara di Ujung Genteng. Foto by Muassis"][/caption] Terus ada juga pantai Pangumbahan, tempat konservasi penyu. Kalo mau melihat bayi penyu dilepas ke laut, bisa datang sekitar jam 5 sore. Kalau mau melihat penyu datang ke pantai untuk bertelur, bisa datang jam 9 malem. [caption id="attachment_114197" align="alignleft" width="240" caption="Tepar di pantai, setelah berenang di laut Ujung Genteng. Foto by Muassis"][/caption] Tetapi jalan kesananya emang jelek banget. Kalau naik ojek aja bisa turun dulu menghindari kubangan kubangan air dan lumpur yang banyak nian. Tentang pantai pangumbahan ini sudah pernah saya tulis dulu di Kompasiana. Ya sudah, ceritanya sampe disini. Semoga pariwisata Indonesia termaju di ASEAN!....Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun