"Pramugari Garuda Kelas Bisnis Itu..."

Baru saja saya baca soal ancaman mogok pilot Garuda lagi. Setelah ancaman yang sama ketika arus mudik lalu. Konon negosiasi dengan pihak manajemen gagal.

Aduh ini gimana ya menteri BUMN, udah ngacak ngacak Garuda? Mosok Dirutnya aja yang gak pengalaman di dunia penerbangan. Direksinya gemuk?

Salah satu tuntuan mogok itu juga karena perubahan sistem pelayanan di Garudanya. Kru dikurangin. Nah jadi inget, saya kan pulang dari Sumbar naik Garuda?

Pulang lebih awal ini gak direncanakan. Tetapi karena ada konsultan yang butuh kehadiran saya sebagai ahli lingkungan, akhirnya dia bayarin ongkos pulang. Kami naik Garuda kelas Bisnis, karena tiket lainnya sudah habis.

Nah disini baru merasakan kok pelayanannya gitu sih? Di kelas Bisnis ini Pramugari ada 2, satu yang wara wiri, satu lagi stand by di pantry. Pramugari di kelas bisnis ini termasuk yang senior kali ya, karena tampak sudah berumur. 

Dari awal sebelum take off saya sudah minta selimut, karena tidak ada di kursi saya. Tapi sampai 3 kali minta dibilang baik, bentar. Akhirnya pas udah beberapa lama setelah take off, karena gak dikasih kasih, saya ke pantry tempat pramugarinya dan minta selimut lagi. Udah kedinginan banget.

Kemudian ketika membagi makanan juga. Saya kaget pas disodorin piring panas. Ini juga pembagian makanannya gak praktis. Biasanya kan ditanya mo milih menu apa? Lah ini disodorin pring panas tanpa saya tahu isinya apa aja? Tetap aja jadinya nanya, ini apa, itu apa?

Udah gitu menghidangnya juga gak sekalian semuanya ditaruh diatas nampan. Itu juga dibagikan satu satu. Pramugari bolak balik ke pantry. 

Ketika sudah selesai makan, pramugari ambil nampan makanannya juga lama banget. Karena bolak balik pantry itu. Sementara Adra pup dan kita mau ke toilet kehalang nampan. Akhirnya suamiku ambil nampanku dan nampan dia, naruh sendiri deh ke pantrynya hehee.

Memang kalau saya lihat, pramugarinya seperti bingung. Maklum udah cape kali, karena kamikan penerbangan malam. Sendirian pula wara wirinya. Terlihat kurang cekatan dan gesit? Apa karena gak ganti shift?

Sayang emang Garuda jadi gini? Mau efisiensi tapi pelayanan dikorbankan?