Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Tidak Mudik Emang Gak Asyik! Tapi Biar Bisa Tetap Asyik, Mending Gak Usah Mudik Dulu

21 Mei 2020   22:33 Diperbarui: 21 Mei 2020   22:33 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini kita sudah menjalankan ibadah puasa dihari ke 28 aja ya. Benar-benar gak kerasa sih kalo menurut saya sendiri. Kalo kalian sendiri gimana tuh?

Terus bagaimana kalian menjalani puasa nya tuh guys? Apakah kalian menjalaninya dengan suka cita. Dengan penuh semangat dan bahagia? Saya harap sih gitu ya. Meski ibadah puasa di bulan ramadhan tahun ini emang agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di mana kita diberi cobaan yang cukup membuat kita bergidik dibuatnya. Cobaan diberikan musibah sebuah wabah corona. Di mana sudah banyak yang terserang virus ini. Menjadi pasien yang harus disiolasi. Karena seperti yang kita ketahui bahwa virus ini menyebar dengan begitu cepat. Bisa ditularkan oleh orang yang sudah dinyatakan positif bahkan orang yang tanpa gejala sekalipun. Bahkan disaat pasien meninggal nantinya akan diberikan prosesi pemakaman yang berbeda dengan pemakaman umumnya. Intinya wabah ini merenggut segala tawa dan bahagia.

Hingga melumpuhkan segala aktifitas warga di seluruh daerah di Indonesia. Perkonomian, pendidikan, pelayanan masyarakat kenda dampaknya juga dan masih banyak yang lainnya. Dari hari ke hari orang yang terjangkit positif corona terus bertambah. Bahkan hari ini tanggal 21 Mei 2020 penambahan pasien positif corona bertambah sebanyak 973. Entah apa penyebab dari semua ini. Namun bisa disaksikan diberita-berita televisi bahwa bisa jadi penyebabnya adalah karena sudah ada beberapa tempat umum yang dibuka kembali. Seperti mall dan pusat perbelanjaan lainnya. Atau bahkan juga tempat umum stasiun, terminal bahkan bandara.

Beberapa hari ke belakang banyak juga yang memberitakan bahwa terjadi penumpukkan penumpang di bandara Soekarno Hatta. Membuat beberapa orang geram. Bahwa itu semua yang dilakukan bisa saja menjadikan penambahan pasien positif corona. Padahal sudah diberi himbauan dari jauh-jauh hari bahwa pemerintah tidak memperbolehkan masyarakat untuk mudik. Namun masih ada saja yang membandel tetap memaksa untuk mudik.

Hari ini saya membaca berita dan sudah tersebar beritanya di grup-grups WhatsApp di ponsel saya. Bahwa ada pemudik asal Jakarta berinisial R yang sebelum mudik dinyatakan positif corona berkat hasil tes yang dijalaninya. Tetapi dia tetap memaksakan diri untuk mudik ke kabupaten Tasikmalaya. Tapi saya salut pada tenaga medis dari Jakarta yang dengan sigap dan cepat memberitahukan kondisi pemudik tersebut kepada rumah sakit setempat tujuan Si pemudik yaitu di kabupaten Tasikmalaya. Hingga saat dirinya masuk ke wilayah kabupaten Tasikmalaya sudah ada mobil ambulans lengkap dengan para tenaga media yang sudah dilengkapi dengan perlengkapan siaga Corona. Dan sekarang sudah diisolasi di RS SMC Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Denger cerita gini agak miris sih. Tetap memaksa untuk mudik padahal kondisinya sangat tidak memungkinkan. Dikhawatirkan akan membawa virus dan menularkannya ke warga di sekitar rumah si pemudik. Dan akan menjadikan penyebaran virus ini semakin meluas. Tapi kita juga termasuk saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan para pemudik yang tetap memaksa. Mungkin mereka punya alasan yang mendesak hingga mereka memaksa untuk mudik. Mungkin juga mereka hanya mengindahkan rasa egois mereka yang ingin bertatap keluarga, kerabat dan sahabat. Saya harap yang kedua bukan alasannya.


Para aparat tenaga keamanan bekerja begitu keras untuk mengatur jalannya lalu lintas mengatur para warga supaya tidak memaksa mudik. Mengalahkan ego untuk tetap bertahan berdiam di perantauan. Menahan diri untuk tetap di tanah rantau meski menyendiri tanpa di tengah-tengah keluarga. Biarkan keluarga menangis saat ini karena itu hanya sesaat. Jangan sampai mereka menangis karena salah satu dari anggota keluarga bahkan termasuk kalian yang mudik akan positif corona dan tangisannya akan lebih lama lagi. Tidak mudik memang tidak asyik. Tetapi kita telah berjuang untuk diri, keluarga dan bangsa. Tak apa tak merasakan asyiknya mudik tahun ini. Suatu saat nanti kamu akan merasakannya dengan keasyikan dua kali lipat bahkan berlipat-lipat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun