Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dialog Hati

29 September 2018   00:54 Diperbarui: 25 November 2018   21:13 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dosen ku hari ini menyampaikan banyak sekali ilmu padaku. Ilmu yang tak terhingga itu sudah banyak beliau berikan padaki. Mau bagaimanapun kelakukan ku di dalam kelas saat kuliah dengannya. Ya misalnya aku asyik sendiri dengan handphone padahal dosen dengan hidmat menyampaikan materi sambil duduk walau sesekali berdiri, berjalan dari sudut kelas ke sudut lainnya.

Dosen ku telah siap berangkat dari rumahnya sedari pagi memesan ojek online padahal jarak rumahnya sangat jauh dari kampus. Ya kalo digambarkan jaraknya itu bagaikan dari ujung ke ujung. Padahal aku yakin sekali dengan profesinya sebagai dosen beliau bisa berangkat dengan mobil dan sopir yang bisa saja disewanya. Atau bisa saja mengendarai mobil/motornya sendiri. Tapi dengan segala kerendahan hatinya demi memakmurkan para pencari nafkah si tukang ojek online beliau akhirnya memilih transportasi umum tersebut.

Walau dalam kondisi yang sedang kurang sehat karena semaleman batuk-batuk beliau tetap datang tepat waktu yakni pukul 07.00 WIB dan sudah siap di dalam kelas. Tapi apa coba yang terjadi padaku? Aku mahasiswanya yang harusnya sudah berada di kelas sebelum beliau malah datang terlambat. Dengan perasaan berdosa karena datang setelah dosen aku tetap berani saja masuk kelas. Lalu dengan memasang wajah tanpa dosa ngeloyor duduk begitu saja. Ingin sekali mendekati beliau kemudian meminta maaf karena datang terlambat. Namun aku terlalu malu untuk itu. Dan hanya bisa menghakimi diri dan kata maaf hanya sampai di ujung bibir tanpa terucap.

Kemudian hari ini akhirnya aku sadar akan satu hal bahwa dosen ku bagaikan malaikat tanpa sayat yang menyayangi mahasiswanya tanpa akhir. Bagaimanapun aku berbuat salah selalu dimaafkannya. Seberapa kalipun aku tak memperhatikannya saat beliau mengajar tetap saja materinya disampaikan dengan baik. Bahkan dosenku kemarin menyuruhku untuk menulis materi apa saja yang aku butuhkan. Dan lebih hebatnya beliau tanpa banyak perhitungan siap dengan materi yang akan disampaikan. Masih dihari yang sama ditengah-tengah perkuliahan dosenku menyampaikan materi tentang teknik dalam layanan Bimbingan dan Konseling ditampilkannya sebuah video tentang percakapan seorang bayi dalam kandungan yang tengah melakukan percakapan dengan Tuhan. Lengkap dengan soundtrack nya yaitu lagu berjudul Bunda yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw.

Syahdu sekali suasana pada saat video tersebut diputar. Dan aku hanya bisa tertegun dan sempat mengabadikan moment tersebut dengan kamera di HP. Yang saya ingat salah satu dialog dalam cuplikan video tersebut adalah:

Bayi bertanya

"Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?" 

Dengan penuh kesabaran tuhan pun menjawab.

"Malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipun".

Hening sekali suasana kelas saat itu bahkan beberapa teman di kelas saat itu ada yang menangis. Tak memandang laki-laki, perempuan semua larut dalam perasaan mereka masing-masing. Maklum notabene teman kelasku anak rantau yang berasal dari daerah-daerah yang jauh dari Bandung. Ada yang dari Pontianak, Banjarbaru, Sampang, Sidoarjo, Bojonegoro, Cirebon, Kebumen, Prabumulih, Lubuklinggau, Pangandaran, Banjaran dan Cicalengka. Karena initi dari percakapan bayi dengan Tuhan dalam video tersebut adalah Tuhan menjelaskan kepada bayi bahwa hidupnya di dunia nanti akan sangat aman karena Tuhan telah menyiapkan malaikat yang siap kapanpun menemani bayi itu dan malaikat yang dimaksud di sini adalah "Ibu". 

Begitu mulianya seorang ibu bahkan Rosulullah saja menyebutkannya sebanyak tiga kali "ibu...ibu...ibu,barulah ayah". Jujur saja hanya aku yang tidak menangis hari itu. Tidak apa walau hari itu aku tak menangis karena sku berusaha lewat doa aku curahkan seluruh rasa sayang, cinta dan kerinduan ini pada ibu. waktu itu saat aku masih sekolah dan sering main ke rumah almarhum abah beliau pernah berpesan padaku "sebut selalu nama kedua orang tuamu dalam doa. Baca doa kedua orangtua yang sudah kamu hafal sejak TK sehabis sholat sebanyak tiga kali". Seperti ini arti doanya "Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (ibu dan bapakku), sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku waktu kecil". Aku laksanakan pesan dari almarhum abah tersebut setiap selesai sholat tak pernah lupa aku membaca doa tersebut sebanyak tiga kali sesuai amanatnya. Dan aku merasakan perasaan yang luar biasa hebat. Jika membacanya dengan khusyu dan hidmat aku merasakan suasana yang romantis. Aku berharap semua perasaan sayang, cinta, rindu dan doa yang aku curahkan tersebut sampai pada ibu dan bapak amiin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun