Mohon tunggu...
Ilmiyah15
Ilmiyah15 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Takrif Cinta

24 Maret 2018   18:31 Diperbarui: 24 Maret 2018   18:36 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: wallpaperswide.com)

Takrif Cinta

Cinta, lima huruf yang sangat berarti dalam hidup, anugerah terindah dari sang ilahi, gejolak hati yang bersumber dari hati nurani, yang merupakan sebuah intuisi yang tak mampu difahami, hingga timbul rasa ingin memiliki, rela mengorbankan diri, empati, simpati, rela mengabdi, demi kebahagiaan yang terkasih,  memiliki seribu makna yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata, dan sangat sulit untuk dimengerti, sehingga tak terdefinisi, karena hanya menggunakan kemurnian dan ketulusan hati.

Cinta adalah sebuah wabah penyakit yang mampu menjangkit siapapun yang telah terkena virusnya, sebuah penyakit yang sangat berbahaya apabila tak mampu menempatkanya pada tempat yang sesungguhnya.

Mampu merubah korbannya menjadi tak berdaya dan kehilangan akal sehatnya. Dan mampu menimbulkan  dampak kekecewaan akibat hati  yang terlalu berharap dan ingin memiliki. Terlebih jika yang dicintai tak merespon sinyal-sinyal cinta yang kita berikan, atau malah mengharapkan orang lain dengan penuh pengharapan.

Cinta itu buta, membuat setiap pelakunya menjadi lupa segalanya,  melakukan segala hal tanpa memikirkan apa akibat yang ditimbulkanya. Memiliki motivasi untuk selalu membahagiakan yang terkasih, walau harus mengorbankan kebahagiaannya diri sendiri. Cinta itu, tentang bagaimana mengabdi dalam sebuah kisah yang menjadi sebuah misteri, entah berakhir bahagia atau malah sebaliknya. Namun, cinta harus memilih walau harus ada hati yang tersakiti, itulah konsekuensi mencintai tapi tak dicintai. Kita harus belajar ikhlas karena cinta kita tak terbalas.

Dan untuk memilih pasangan hidup, bukan hanya soal rasa cinta atau sayang semata. Tapi soal hidup bersama untuk saling membahagiakan dan saling menyesuaikan misi dan tujuan dalam menggapai sebuah angan dan impian.

Jadi, jangan memilih sembarang orang untuk kita jadikan sebagai pelabuhan kebahagiaan dan muara kasih sayang. Karena itu, penentu bagaimana kehidupan yang kita jalankan. Apakah dipenuhi dengan kebahagiaan atau justru penderitaan, sebab tak dapat menyesuaikan perasaan dan sifat pembawaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun