Kampung adalah model pemukiman yang berada di wilayah perkotaan yang menjadi keunikan di negara Indonesia. Dimana kampung ini mempunyai ciri-ciri ikatan keluarga dekat, kepadatan bangunan dan populasi tinggi, ketentuan dasar untuk fasilitas tidak mencukupi, seperti air bersih, saluran pembuangan dan air hujan, pembuangan sampah dan lainnya (Heryati, 2011). Kampung Budoyo adalah bentuk suatu kampung yang dimana kampung ini memiliki ciri khas kampung pengembangan dan pelestarian budaya.Â
Budaya yang ada di Indonesia sendiri sangatlah banyak dan beragam dan mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing. Pada pemukiman kampung budaya sendiri akan sangat dipengaruhi oleh masyarakat asal dan juga pendatang. Masyarakat asal akan cenderung memiliki budaya yang sudah mengakar, sedangkan masyarakat pendatang adalah orang yang memiliki budaya tersendiri, baik bisa seragam maupun tidak. Kampung Budoyo ini memiliki tujuan untuk melestarikan budaya yang sudah turun temurun ada dan mulai luntur oleh perkembangan zaman. Budaya sopan santun menjadi prioritas dalam terbentuknya Kampung Budoyo.
Sopan santun merupakan sebuah terapan dari perilaku seseorang yang berperilaku baik (Hermanto, 2019). Di perkotaan hal ini cukup jarang terlihat, seseorang yang sopan memiliki tutur kata dan perilaku yang baik atau santun. Dengan penurunan kualitas ini Kampung Budoyo menawarkan solusi untuk meminimalisir kemerosotan nilai budaya yang terjadi. Sikap sopan santun setiap daerah dinilai berbeda-beda. Sopan santun seringkali dipengaruhi oleh konvensi budaya, yang didasarkan pada nilai-nilai sosial masyarakat (Fitriah & Hidayat, 2018). Hal ini tidak menyurutkan untuk  terus bergerak dan memulihkan budaya yang sudah menjadi sendi-sendi kehidupan.
Pada pokok pembahasan ini Kampung Budoyo menjadi kampung yang berorientasi pada penyadaran budaya sopan santun yang sudah memudar dikalangan anak-anak muda dan bagaimana cara budaya dapat masuk ke setiap elemen masyarakat dan menumbuhkan nilai budaya bahkan nilai ekonomi didalamnya. Observer melakukan wawancara dan observasi dalam menggali informasi tentang Kampung Budoyo untuk mengetahui pokok pembahasan pada bacaan ini.
METODE
Metode yang digunakan pada pencarian data ada wawancara dan observasi yang dilakukan langsung Kampung Budoyo dengan melibatkan observer dan juga ketua Kampung Budoyo Bapak Yanto. Sekaligus melakukan observasi kawasan kampung yang dijadikan sebagai Kampung Budoyo. Wawancara dan observasi ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai Kampung Budoyo.
PEMBAHASAAN
Kampung Budoyo Ketawanggede terletak di Jl.Kerto Pamuji, RT.1/RW.3, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Kampung Budoyo adalah salah satu kampung dari sekian kampung yang berada di Kota Malang. Kampung Budoyo sendiri adalah kampung yang menjadi ciri khas dari Kelurahan Ketawanggede khususnya di RT 1. Menurut Bapak Yanto selalu ketua Kampung Budoyo menjelaskan bahwa pada tahun 2022 mulailah perencanaan untuk membuat kampung yang berada di sekitar kampus-kampus dengan mengusung melestarikan budaya asli jawa di era milenial yang mulai menurun. Budaya yang dimaksud adalah budaya sopan santun yang saat ini sudah sangat menurun, akhirnya pada tahun 2023 tepatnya di bulan Agustus terbentuklah Kampung Budoyo. Pada bulan tersebut diwarnai acara Festival Kampung Budoyo.Â
Festival Kampung Budoyo ini menjadi awal dimulainya Kampung Budoyo hingga saat ini. "Pada acara tersebut cukup banyak masyarakat setempat yang mengikuti acara festival ini. Mulai dari UMKM dan semua elemen masyarakat turut andil dalam memeriahkan festival ini." ungkap bapak Yanto.
Tak hanya UMKM saja Kampung Budoyo juga mempunyai beberapa program lainya seperti: