Mohon tunggu...
ILLYASYA ADYTASEPTYANTO
ILLYASYA ADYTASEPTYANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - TARUNA POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN

TIME IS FREE, BUT IT'S PRICELESS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Kekuatan Diri Taruna Poltekip dan Petugas Pemasyarakatan dalam Pengaruh TIndakan Korupsi

21 September 2022   22:25 Diperbarui: 21 September 2022   22:31 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Taruna Poltekip adalah seorang kader-kader terbaik penerus marwah Pemasyarakatan yang berada dibawah kementerian hukum dan HAM RI.  Menjadi taruna tentunya dituntut untuk menjadi lebih baik, ibarat manusia yang disempurnakan. Seorang taruna ditempa selama empat tahun lamanya dan mendapatkan ilmu dibidang Pemasyarakatan. Sebagaimana mestinya, taruna setelah lulus nanti diharapkan mampu menguasai ilmu dan menguasai diri seperti nafsu dan emosi. Karena selama menjalani pendidikan sudah dibiasakan untuk menahan segala nafsu dan emosi.

Petugas Pemasyarakatan adalah pekerjaan yang sangat mulia. Karena dalam bidang tugasnya dalam membimbing narapidana di Lapas dan menjadikan narapidana itu sadar dan memilh jalan yang benar. Seorang narapidana itu tidak salah, mereka hanya tersesat dan belum terlambat dalam bertaubat. Petugas Pemasyarakatan bersinggungan langsung dengan narapidana yang awalnya adalah orang yang melanggar hukum, maka petugas harus mempunyai tameng diri untuk melindungi diri agar tidak melakukan tindak pidana korupsi dan tidak terpengaruh dalam permainan buruk narapidana tersebut.

Stigma negatif tentang tindak pidana korupsi sudah melekat pada negara Indonesia, yang dimana korupsi tersebut sudah lumrah dilakukan dan sudah marak terjadi di berbagai sektor swasta maupun pemerintahan. Dengan hal itu, petugas pemasyarakatan harus mempunyai perisai dalam diri yang berguna untuk melindungi diri dari godaan tindak pidana korupsi. Korupsi dapat bermacam bentuknya di Lapas, seperti suap menyuap narapidana terhadap petugas untuk mengurus pemindahan kamar, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, ataupun untuk menginginkan fasilitas yang seharusnya tidak diperbolehkan.

Adapun cara untuk membentengi diri adalah selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa, selalu tunduk dalam aturan beragama. Karena dalam keadaan genting apapun dan sesulit apapun pilihan hidup, petugas harus mengutamakan kejujuran dan integritasnya untuk organisasi dan negara. Kemudian selalu ingat pada keluarga, karena uang yang dihasilkan haruslah halal dan pantas. Yang terakhir selalu ingat akan hidup dan mati, karena sejatinya manusia itu dilahirkan untuk berbuat baik dan selalu ingat pada kematian, yang dimana manusia terbuat dari tanah dan kembali lagi ke tanah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun