Mohon tunggu...
Ilham Suheri Situmorang
Ilham Suheri Situmorang Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pedagang kecil di sebuah gubuk rentah nan beralaskan tanah

Manusia kecil yang sedang mengajarkan kepada pikirannya untuk melahap kosmik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Marxisme

15 November 2019   20:22 Diperbarui: 15 November 2019   20:32 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengamatan yang didapat dari analisis perbedaan kepemilikian atas alat -- alat produksi menyebabkan ketimpangan kesejahteraan dan pemicu pertikaian diantaranya. Konflik yang didasari oleh kontradiksi situasi sosial yang menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Pihak yang diuntungkan berhasrat untuk menguasai kehidupan mereka yang selalu dirugikan secara keseluruhan. 

Situasi yang lemah dan terasing bagi mereka yang dikuasai sangat menyulitkan mereka untuk keluar dari situasi tersebut. Keduanya tidak dapat berpisah karena adanya keharusan bagi kapitalisme untuk selalu demikian, jika tidak akan menjadi kiamat bagi kapitalisme.

Fokus pada ekonomi menjadikan Marxisme Klasik menjadi pemahamannya yang paling dekat dengan apa yang menjadi analisis dan gagasan Marx memandang realitas kehidupan manusia mengenai ekonomisme, determinisme, materialisme dan strukturalisme. 

Pandangan yang menyimpulkan dunia seperti itu adalah pandangan yang sangat kritis terhadap eksploitasi pihak borjuis (penguasa alat produksi) terhadap pihak proletar (terasing). 

Tidak berhenti pada analisis kontradiksinya namun pandangan ini berhasil membuat formulasi tentang bagaimana seharusnya kehidupan manusia dibentuk. Walaupun formulasi itu belum bekerja pada realitas kehidupan, namun upaya -- upaya yang dilakukan kearah sana sudah dimulai. Kegagalan bukan berarti tidak memungkinkan untuk terjadi sebagaimana ketika manusia menciptakan pesawat terbang. 

Terbang diudara bagi manusia yang diawal sangat tidak mungkin namun sudah dibantah dengan alat yang disebut pesawat terbang. Penciptaannya menuai kegagalan demi kegagalan hingga hari ini sudah banyak pesawat terbang dengan banyak manusia terbang bersamanya. Begitu juga paham ini memiliki potensi manifestonya.

Pandangan ini didasarkan pandangan Karl Marx memandang dunia. Walaupun banyak kalangan penganut mazhab ini, yang banyak berkembang di era kontemporer, mengaku mereka yang paling mewarisi paham Marxisme. 

Namun banyak juga dari mereka bertentangan mengenai isu dan perkembangan dari pokok permasalahannya. Fokus pada wacana Hegemoni, ideologi dan signifikansi agen menjadikan Marxisme Kontemporer tidak mendapat tempat dalam analisis ini karena diluar konteks ekonomisme, determinisme, materialisme dan strukturalisme yang dikehendaki Karl Marx (Marsh dan Stoker, 2010).

Analisis yang dianggap dapat mengurangi kecanggungannya dalam menghadapi lawannya yang disebut Kapitalisme menempatkan asumsi Marxisme pada ketahanan analisis paham ini yang masih dapat dipertanggungjawabkan walau dengan kritik bernada utopis yang di lontarkan oleh lawan -- lawannya. Penjelasan bahwa teori ini dapat diandalkan dan memiliki analisis yang signifikan terhadap realitas sehubungan dengan ekonomi dan determinasinya akan menuntun kepada penemuan akan tujuan dari teori ini diciptakan. Tujuan yang sangat kongkrit telah dicatat dalam Communist Manifesto (1848) oleh Karl Marx dan Friedrich Engels (Marsh dan Stoker, 2010). 

Kegagalan pandangan ini untuk betul -- betul manifes tidak lantas harus menyandang predikat utopis. Jika ditanyakan tentang bagaimana kehidupan di dunia pada akhirnya, akan pemikiran manapun akan sulit menentukannya. Seperti apa dan bagaimana hingga sampai disitu, kesulitan yang waktu berabad -- abad pun tidak cukup untuk mencari tahunya. 

Kebanyakan dari pandangan hanya memberikan gambaran besar tanpa banyak memberikan justifikasi detail mengenai situasi dan suasana zaman akhir ataupun zaman yang menjadi dambaan begitu banyak manusia. Tidak adil jika teori Marxisme dipetik pada beberapa babnya tanpa memandang keseluruhan babnya. Seperti halnya menganggap kegagalan negara Uni Soviet dalam memanifestokan komunisme sebagai kegagalan pandangan ini dalam menjawab tantangan dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun