Mohon tunggu...
Ilham Kurniawan
Ilham Kurniawan Mohon Tunggu... ilham kurniawan, S.IP

Pemerhati sosial dan politik, Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta " Orang biasa yang senantiasa menulis Dan belajar ilmu "

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Dusun Koto Baru Semurup, Kabupaten Kerinci

21 Maret 2025   19:37 Diperbarui: 21 Maret 2025   19:32 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kenduri Sko Koto Baru Semurup

Dusun Koto Baru Semurup, yang terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Kabupaten Kerinci merupakan salah satu daerah dengan sejarah panjang dan budaya unik. Sebagai sebuah negeri tua, melintasi berbagai zaman, mulai dari zaman Batu, masa animisme dan dinamisme, zaman kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno, hingga masuk ke dalam masa kejayaan Islam melalui pengaruh Mataram Islam, Kerajaan Pagaruyung, Kerajaan Melayu Jambi, serta Kerajaan Indrapura di pantai barat Sumatera.

Asal Usul dan Pembentukan Dusun Koto Baru Semurup

Koto Baru Semurup merupakan bagian dari wilayah adat pengembangan Semurup yang terletak di sebelah hilir dusun asalnya. Nama "Koto Baru" sendiri berarti desa atau dusun baru, yang awalnya dibuka oleh masyarakat sebagai tempat pemukiman baru dari dusun sebelumnya. Dalam konteks adat, "Koto" juga dapat diartikan sebagai benteng atau pertahanan dengan parit pagar negeri.

Dusun ini dibuka oleh lima suku utama yang dikenal dengan sebutan Purbukalo nan Limo. Kelima suku tersebut dipimpin oleh seorang tokoh adat bernama Depati Simpan Negeri, yang merupakan keturunan Ninek Besi (Depati Simpan Bumi Tuo), menikah dengan Pangeran Temenggung Muaro Masumai dari Kerajaan Jambi. Dari pernikahan ini, lahirlah seorang anak bernama Ijung Jayo Karti, yang menjadi cikal bakal Koto Baru Semurup.

Ijung Jayo Karti memiliki empat anak, yang kemudian mendirikan empat rumah besar (Umah Gedang), yaitu:

  1. Umah Indarjati
  2. Umah Jungkarti
  3. Umah Salih Bujang
  4. Umah Salih Kuning Barajato Panjang

Keempat rumah besar ini juga dikenal sebagai Umah Depati Hiang Hilang Dilaman. Hal ini memperlihatkan keterkaitan erat antara Koto Baru Semurup dan Hiang Tinggi, dengan garis keturunan yang mencakup Ninik Hyang Indrajati dan Depati Atur Bumi, serta Mangku Malano, anak angkat Depati Simpan Negeri.

Suku-suku di Koto Baru Semurup

Koto Baru Semurup dihuni oleh lima suku utama, yaitu:

  1. Suku Ijung Karti
  2. Suku Ijung Patih Jadi
  3. Suku Ijung Tibajo
  4. Suku Melano
  5. Suku Ijung Sako Lamat

Suku Ijung Patih Jadi merupakan keturunan Koto Talang Melindung, yang masih terhubung dengan Syekh Mangkuto Sati dan Salih Manjuto dari Koto Payung Semurup. Keturunan suku ini juga melahirkan tokoh-tokoh besar seperti Sti Mudo (Depati Mudo) dan Depati Semurup Sirah Mato, yang merupakan bagian dari garis keturunan Luhah Depati Mudo.

Sementara itu, suku Ijung Tibajo dan Ijung Sako Lamat juga memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam membentuk identitas adat dan budaya Koto Baru Semurup. Ijung Tibajo berasal dari Koto Payung Semurup Tinggi, sedangkan Ijung Sako Lamat dikenal sebagai pemegang syarak (agama Islam) dengan makam berada di Bukit Pendung.

Peran Mangku Malano dan Pemangku Adat

Di sebelah selatan Koto Baru Semurup, ada Mangku Malano, anak angkat Depati Simpan Negeri, yang berasal dari keturunan Ninek Besi. Mangku Malano menjadi pemangku adat yang menjaga keseimbangan sosial dalam dusun tersebut.

Perkembangan Menjadi Tiga Desa

Pada masa sekarang, Koto Baru Semurup telah berkembang dan terbagi menjadi tiga desa, yaitu:

  1. Desa Koto Baru Semurup
  2. Desa Air Tenang
  3. Desa Sawahan Jaya

Pepatah adat yang terkenal di daerah ini berbunyi:
"Galumpang Pulayang Incung, Koto baru airnyo tenang balubuk Bangko tajam lembut makan tulang sejak dulu sampai sekarang."

Pepatah ini menggambarkan ketenangan dan kebijaksanaan masyarakat Koto Baru Semurup, yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Dusun Koto Baru Semurup bukan sekadar kawasan pemukiman biasa, tetapi merupakan daerah dengan kekayaan sejarah, adat, dan budaya yang begitu kuat. Dengan perjalanan panjang dari zaman ke zaman, dusun ini tetap memelihara warisan leluhur sebagai identitas dan kebanggaan masyarakat setempat.

Ditulis oleh:
Ilham Kurniawan, S.IP (Suku Ijung Patih Jadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun