Dusun Koto Baru Semurup, yang terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Kabupaten Kerinci merupakan salah satu daerah dengan sejarah panjang dan budaya unik. Sebagai sebuah negeri tua, melintasi berbagai zaman, mulai dari zaman Batu, masa animisme dan dinamisme, zaman kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno, hingga masuk ke dalam masa kejayaan Islam melalui pengaruh Mataram Islam, Kerajaan Pagaruyung, Kerajaan Melayu Jambi, serta Kerajaan Indrapura di pantai barat Sumatera.
Asal Usul dan Pembentukan Dusun Koto Baru Semurup
Koto Baru Semurup merupakan bagian dari wilayah adat pengembangan Semurup yang terletak di sebelah hilir dusun asalnya. Nama "Koto Baru" sendiri berarti desa atau dusun baru, yang awalnya dibuka oleh masyarakat sebagai tempat pemukiman baru dari dusun sebelumnya. Dalam konteks adat, "Koto" juga dapat diartikan sebagai benteng atau pertahanan dengan parit pagar negeri.
Dusun ini dibuka oleh lima suku utama yang dikenal dengan sebutan Purbukalo nan Limo. Kelima suku tersebut dipimpin oleh seorang tokoh adat bernama Depati Simpan Negeri, yang merupakan keturunan Ninek Besi (Depati Simpan Bumi Tuo), menikah dengan Pangeran Temenggung Muaro Masumai dari Kerajaan Jambi. Dari pernikahan ini, lahirlah seorang anak bernama Ijung Jayo Karti, yang menjadi cikal bakal Koto Baru Semurup.
Ijung Jayo Karti memiliki empat anak, yang kemudian mendirikan empat rumah besar (Umah Gedang), yaitu:
- Umah Indarjati
- Umah Jungkarti
- Umah Salih Bujang
- Umah Salih Kuning Barajato Panjang
Keempat rumah besar ini juga dikenal sebagai Umah Depati Hiang Hilang Dilaman. Hal ini memperlihatkan keterkaitan erat antara Koto Baru Semurup dan Hiang Tinggi, dengan garis keturunan yang mencakup Ninik Hyang Indrajati dan Depati Atur Bumi, serta Mangku Malano, anak angkat Depati Simpan Negeri.
Suku-suku di Koto Baru Semurup
Koto Baru Semurup dihuni oleh lima suku utama, yaitu:
- Suku Ijung Karti
- Suku Ijung Patih Jadi
- Suku Ijung Tibajo
- Suku Melano
- Suku Ijung Sako Lamat
Suku Ijung Patih Jadi merupakan keturunan Koto Talang Melindung, yang masih terhubung dengan Syekh Mangkuto Sati dan Salih Manjuto dari Koto Payung Semurup. Keturunan suku ini juga melahirkan tokoh-tokoh besar seperti Sti Mudo (Depati Mudo) dan Depati Semurup Sirah Mato, yang merupakan bagian dari garis keturunan Luhah Depati Mudo.
Sementara itu, suku Ijung Tibajo dan Ijung Sako Lamat juga memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam membentuk identitas adat dan budaya Koto Baru Semurup. Ijung Tibajo berasal dari Koto Payung Semurup Tinggi, sedangkan Ijung Sako Lamat dikenal sebagai pemegang syarak (agama Islam) dengan makam berada di Bukit Pendung.