Beberapa hari belakangan ini pembahasan tentang mantan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (STY) menyeruak. Hal itu terjadi setelah pria asal Korea Selatan itu hadir di acara podcas milik Jeje. Jeje, adalah penerjemah STY saat masih di timnas Indonesia.
Salah satu yang disorot adalah sampai saat ini STY tidak mengetahui alasan mengapa dia dipecat. Lalu netizen menyorot pada salah satu petinggi PSSI yang dinilai telah membuat rumor di balik pemecatan STY.
Terkait itu, saya mau membahas dalam perspektif pribadi, mengapresiasi dan memberikan catata pada STY berbasis siaran podcas Jeje.
Apresiasi
Apresiasi pertama adalah tidak bisa dipungkiri STY sangat cinta pada Indonesia. Dia sering mengatakan "tim kami" atau "kami" untuk merujuk pada timnas Indonesia, sekalipun dia tidak lagi jadi bagian timnas Indonesia.
Apresiasi selanjutnya adalah STY membuka cerita versinya terkait tudingan di  laga melawan Cina. Ada tudingan bahwa dia tak harmonis dengan beberapa pemain naturalisasi. Namun, STY membantahnya. STY juga mengungkapkan bahwa dia menawari Jay untuk jadi kapten, tapi Jay menolak dan memberikan ke Asnawi karena Asnawi main dari menit awal saat lawan China.
Seperti diketahui, dua isu yang mencuat di laga melawan China adalah adanya disharmoni antara STY dengan beberapa pemain naturalisasi. Kemudian, ada tudingan bahwa STY mencopot ban kapten Jay, demi Asnami. Padahal, STY telah menawari Jay untuk jadi kapten. Maka, apa yang STY ungkapkan ini perlu diapresiasi karena STY berani terbuka menyatakan perspektifnya.
Apresiasi selanjutnya, STY adalah sosok yang "lelaki". Dia mengaku tak lagi berkomunikasi dengan Ketum PSSI Erick Thohir. Tapi STY membuka jalan kemungkinan kerja sama lagi dengan Erick Thohir.
Apresiasi selanjutnya adalah STY sosok yang optimis, membangun optimism dan sayang pada timnas Indonesia. Dari podcas di Jeje itu STY sangat yakin Indonesia tak lolos ke Piala Dunia 2026. Jika Indonesia tak lolos, STY bilang bahwa itu bukan akhir segalanya. STY meminta fans tetap mendukung timnas Indonesia.
STY juga perlu diapresiasi karena masih berandil dalam sepak bola Indonesia melalui akademi dan yayasannya.Â