Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

30 Kali Tawarkan Kredit ke Teman, 30 Kali Ditolak

14 April 2024   18:45 Diperbarui: 14 April 2024   18:57 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (kompas.com/alsadad rudi)

Tapi, sampai pertemuan ke 25, Budi tak juga mau ambil kredit ke Adi. Tapi Adi tak patah arang. Dia terus datang ke rumah Budi di akhir pekan ketika ada waktu. Budi juga tak pernah menolak kedatangan Adi. Budi tak pernah coba cari alasan untuk tak bertemu Adi.

Sampai pertemuan ke 29, Adi sudah mulai patah arang. Sebab, Budi masih kukuh seperti karang. Tak sedikit pun goyah. Hingga kemudian pertemuan ke 30 di rumah Budi, Adi pun mulai mengemukakan berapa pengeluarannya untuk datang ke rumah Budi.

"Sudah 30 kali aku ke sini. Biaya yang aku keluarkan tak sedikit. Dari bensin, sampai kadang makan di jalan. Pernah juga pulang dari sini ban bocor. Ban bocor mungkin sampai tiga atau empat kali. Biayanya banyak. Tak ada belas kasihan pada temanmu ini. Kredit  barang satu saja, masa tak mau?" kata Adi mulai memelas.

Adi berpikir bahwa dengan pernyataan itu, Budi mau kredit. Tapi alangkah terkejutnya. Karena Budi mengeluarkan selembar kertas. Kertas itu berisikan coretan angka-angka. Budi menyerahkan kertas itu pada Adi. Kertas yang berisi pengeluaran Budi ketika Adi bertamu.

Segala macam pengeluaran makan, minum, snack dihitung oleh Budi. Bahwa, kedatangan Adi juga membuat Budi mengeluarkan duit. Bahkan, Budi juga menjelaskan dalam kertas itu sebuah catatan kaki. "Belum lagi kerugian potensial rupiah yang aku alami karena harus menemuimu kisaran satu sampai dua jam. Padahal waktu satu sampai dua jam bisa aku gunakan untuk kegiatan produktif mendapatkan rupiah," tulis Budi dalam kertasnya.

Jadi setiap pertemuan, Budi sudah menyiapkan ringkasan dan siap diberikan pada Adi  jika Adi mulai mengungkit biaya yang dikeluarkan ketika ke rumah Budi.

Sejak saat itu, kedua temanku tersebut tak pernah lagi bertemu. Tak pernah ada kabar di WA bahwa Adi akan ke rumah Budi dan Budi mempersilakannya. Keduanya tidak pernah lagi berkomunikasi.

Tiga hari setelah Lebaran kemarin, ada reuni SMA. Keduanya bertemu dan anehnya seperti tak terjadi apa-apa. Keduanya saling tertawa terpingkal-pingkal ketika membicarakan masa lalu mereka. Tak ada pembicaraan soal kredit. Tak ada!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun