pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, ada dua parpol yang di luar pemerintahan yakni PKS dan Demokrat. Dua parpol dengan suara tak sampai 20 persen di parlemen tak cukup bagus untuk memberi keseimbangan.
DiJika Prabowo-Gibran menjadi Presiden-Wakil Presiden, maka siapa yang jadi oposisi? Jika melihat pengalaman selama ini, yang saya khawatirkan adalah hanya PKS yang jadi oposisi.
Saya khawatir PDI Perjuangan, PKB, NasDem, dan PPP (jika lolos ke Senayan) tak jadi oposisi. Kalau begitu, hanya PKS yang jadi oposisi.
Kalau begitu akan mengkhawatirkan. Sebab, bisa jadi kebijakan pemerintah akan mudah dapat ACC. Keseimbangan tak terjadi, diskursus tak maksimal.
Ya kalau kebijakan pemerintah pro rakyat. Bagaimana jika kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat dengan mudahnya dapat ACC.
Koalisi gemuk tentu saja akan membuat pemerintah stabil. Tapi koalisi gemuk hanya akan mematikan kritis dari parpol pada pemerintah.
Maka, saya tentu berharap tidak semua atau mayoritas masuk pemerintahan. Butuh oposisi di parlemen untuk seimbang. Agar pemerintahan bisa dinamis, agar potensi kebijakan yang menyimpang bisa disemprit lebih kencang.
Saya membayangkan jika  mereka yang kalah di Pilpres jadi oposisi, maka akan sangat bagus buat keseimbangan. Kritik pun akan lebih kencang dan bersuara dengan oposisi yang mencukupi.
Ya harapanku begitu. Tapi namanya juga politik. Kemarin lawan, kini bisa jadi teman. Politik tidak bisa ditebak dan bisa saja mengagetkan.