Ketua Umum Surya Paloh bertemu dengan Presiden Jokowi, kemarin. Entah apa pembicaraan dalam pertemuan tersebut.
Namun, tak salah jika banyak yang menebak bahwa pertemuan tersebut terkait dengan potensi NasDem gabung dengan Prabowo Subianto-Gibran untuk masuk kabinet.
Kenapa begitu? Ya karena Jokowi adalah sosok yang mendukung Prabowo Subianto-Gibran, sekalipun tak pernah berucap terus terang. Dengan begitu, mungkin saja NasDem diajak masuk ke kabinet.
Bisa jadi, Jokowi akan jadi pintu penting bagi parpol lain untuk bergabung ke Prabowo-Gibran.
Toh dulu Jokowi pernah melakukannya, yakni menggandeng lawan menjadi kawan. Menggandeng Gerindra dan PAN masuk koalisi.
***
Jika penghitungan KPU sama dengan hitung cepat, maka Prabowo-Gibran akan jadi Presiden dan Wakil Presiden. Jika itu terjadi, Prabowo perlu memperkuat di parlemen. Sebab, Gerindra bukan pemenang pemilu. Jadi tak heran jika nantinya ada usaha untuk menggaet Nasdem ke pemerintahan.
Lalu bagaimana dengan PKB? Selama ini PKB dikenal sebagai parpol pemerintah. Tentu saja, gerak PKB tergantung Muhaimin Iskandar. Maukah dia kembali bergabung dengan Gerindra setelah meninggalkannya di masa pencapresan?
Lalu PKS? Entahlah. Tapi mungkin PKS akan di luar.
PDIP? Mungkin juga di luar. Akan menarik jika PKS dan PDIP di luar pemerintahan. Sebab dua partai tersebut sering berseberangan. Menarik karena dua parpol tersebut sering kencang dan berbeda dengan pemerintah saat jadi oposisi.