Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lagi On Fire, Saatnya Berharap PSIS Juara Liga 1

25 Juni 2022   16:14 Diperbarui: 25 Juni 2022   16:19 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelandang asing PSIS Semarang, Jonathan Cantillana, mencetak gol ke gawang PSS Sleman pada babak penyisihan Grup A Piala Presiden 2022 di Stadion Manahan, Solo, Jumat (24/6/2022) malam WIB.(KOMPAS.com/Mochamad Sadheli)

Judul di atas bukan tanpa alasan. Sebab, sejauh ini di Piala Presiden 2022, PSIS Semarang cukup menjanjikan. Jadi, wajar jika berharap PSIS bisa jadi juara Liga 1.

PSIS baru sekali juara liga Indonesia kasta tertinggi. Momen itu terjadi pada tahun 1999 atau lebih dari 20 tahun yang lalu. PSIS juara dengan pendanaan yang minim kala itu.

Bahkan, PSIS sempat dikabarkan tidak akan turut serta dalam Liga Indonesia kala itu karena masalah pendanaan. Tapi, semua bisa teratasi. Setidaknya, sistem Liga Indoesia yang kala itu dibagi menjadi lima grup yang mengurangi biaya.

Untungnya beberapa pemain  bintang seperti menyerbu PSIS. Tugiyo yang sebelumnya dikabarkan akan ke Semen Padang atau PSP (saya lupa), akhirnya malah mendarat ke PSIS. Nova Arianto yang kini jadi asisten Shin Tae-yong juga ada di skuat. Tapi dia kala itu masih jadi striker dan jarang main.

Ada Hadi Surento masih bertahan di PSIS. Nama-nama eks Arseto juga ada di PSIS seperti I Komang Putra, Agung Setiabudi. Bek pengalaman Bonggo Pribadi juga ada di PSIS. Ada juga pemain eks BPD Jateng juga berlabuh ke PSIS, seperti Imran Amirullah dan Nugroho Adyanto. Ada juga adik Nugroho yakni Deftendi. Yang belum tahu, Nugroho dan Deftendi adalah kakak dari Gendut Doni, eks penyerang timnas di masa 2000-an.

Ada juga Ali Sunan yang dikenal memiliki napas kuda. Dia adalah pemain yang tak lelah terus berlari. Ali Sunan adalah kapten dan pada akhirnya jadi pemain terbaik di Liga Indonesia 1999. Oiya, salah satu ritual Ali Sunan yang terkenal saat itu adalah meminum darah ular kobra.

PSIS pada akhirnya menjadi juara setelah menumbangkan Persija di semifinal dan mengalahkan musuh bebuyutan Persebaya di final. Di partai puncak, PSIS mengalahkan Persebaya 1-0 lewat gol tunggal Tugiyo.

Setelah juara, di musim berikutnya PSIS langsung degradasi.  PSIS bangkit lagi di tahun 2005. Mereka nyaris masuk final. Sayang Persebaya WO dan Persija menang. Sehingga, Persija juara grup lalu lolos ke final.

Kenapa Persebaya WO? Informasinya karena tidak kondusifnya situasi kala itu.  PSIS gigit jari. Padahal, PSIS memiliki Emmanuel De Porras kala itu. Musim berikutnya, PSIS dilatih Bonggo Pribadi dan masih menggandalkan De Porras. PSIS lolos ke final. Sayang kalah dari Persik Kediri di final.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun