Membangunnya pun tak jauh dari tempat si mantan bos. Celakanya, teman si mantan bos adalah teman si temanku itu. Artinya potensi pelanggannya sama.
Bisa dibayangkan, industri rumahan yang sama, jarak antarindustri tak jauh, dan punya pelanggan yang sama. Ya, yang ada adalah rebutan lapak.
*
Jika di cerita pertama temanku adalah yang ilmunya diambil disaingi, maka di cerita kedua temanku yang mengambil ilmu dan jadi pesaing.
Menjadi penonton seperti aku saja, butuh hati yang lapang, apalagi bagi si pemain. Jika hati tak lapang, persaingan seperti ini akan memunculkan percik yang tak enak. Sebab, persaingan mereka adalah persaingan level kecil, jika salah satu sukses, maka yang lainnya potensi tutup buku.
Ini hanya cerita tanpa kesimpulan. Hanya ingin bercerita tentang pergulatan si kecil di dunia, di tempat yang kadang tak punya belas kasihan. Itu saja.