Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Runyam, Warga Kampungku Tukang Nyogok

4 Maret 2021   12:06 Diperbarui: 4 Maret 2021   12:10 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Lasti kurnia/kompas.com

Belakangan, aku baru tahu bahwa anak Gino hanya sakit panas biasa. Gino yang memeras Mardi, kemudian diperas oleh Parto. Runyam pokoknya.

Karman, tetangga dekat rumah, juga tukang nyogok. Postur tubuhnya di bawah rata-rata. Dia berhasrat jadi preman pasar. Untuk jadi preman, dia nyogok, Pak Juri, kepala pasar. Nyogoknya kontinu tiap pekan.

Karman kini menjadi penguasa pasar dan juga tangan kanan Pak Juri. Kacau sekali kampungku. Mereka tukang nyogok. Membuat semua tatanan tak keruan.

Leni, yang manis itu juga nyogok hanya untuk jadi penjaga lembaga keuangan. Kerja Leni hanya tersenyum melayani. Hanya itu saja. Dia nyogok Rp 200 juta. Itu nilai yang gila.

Kau tahu, aku mendidih kalau dengar kekacauan di kampungku. Benar-benar mendidih. Tapi ya mau bagaimana lagi. Mereka yang nyogok itu selalu menggunakanku sebagai perantara. Fee ku 25 persen.

Kalau lagi sendiri seperti ini aku benar-benar jengkel dengan kelakuan orang-orang di kampungku yang suka nyogok. Tapi kalau pas dapat fee, entah mengapa kejengkelanku hilang semua. Lenyap entah ke mana.

Semoga kampungmu tak seperti kampungku. Jangan sampai seperti kampungku. Apalagi terjebak kenikmatan sepertiku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun