Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Papa T Bob Wafat dan Lagu Anak yang Makin Langka

10 Juli 2020   15:47 Diperbarui: 10 Juli 2020   15:45 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papa T Bob. Instagram @papatbob_official dipublikasikan Kompas.com

Berita duka muncul Jumat (10/7/2020) ini. Pencipta lagu anak-anak yang namanya kesohor pada dekade 90-an, yakni Papa T Bob meninggal dunia. Hal itu seperti diberitakan Kompas.com.

Mengutip twitter penyanyi Vidi Aldiano diketahui jika Papa T Bob meninggal dunia. Meninggalnya Papa T Bob adalah kehilangan Indonesia karena dia dikenal sebagai pencipta lagu anak-anak. Bahkan, di tahun 90-an, saya praktis hanya mengingat jika lagu anak-anak adalah ciptaan Papa T Bob.

Artinya, di tahun 90-an, Papa T Bob adalah "rajanya" pencipta lagu anak-anak. Sebenarnya ada juga AT Mahmud. Tapi, lagu-lagu AT Mahmud diciptakan mungkin tahun 80-an atau 90-an.

Beberapa lagu ciptaan Papa T Bob yang booming adalah "diobok-obok"-nya Joshua, "Jangan Marah" yang dinyanyikan Trio Kwek Kwek, dan "Bolo bolo" yang dinyanyikan Tina Toon. Selain itu, ada beberapa lagu lain yang saya tak ingat.

Masa 90-an sepertinya memang masa jaya lagu anak-anak. Selain lagu lawas di masa itu, lagu anak-anak yang baru cukup menonjol dan diketahui banyak anak-anak. Saya pikir karena promosi di televisi memang gencar.

Sementara, saat ini saya sendiri merasa bahwa lagu anak-anak yang baru sudah sangat jarang. Kebanyakan adalah lagu-lagu lama. Itu pengamatan saya pribadi. Mungkin salah, mungkin benar.

Saya menduga mungkin karena sudah jarang orang yang konsen menciptakan lagu anak-anak. Mungkin juga lagu anak-anak tak diberi ruang di banyak tempat, sehingga mempengaruhi kreativitas pencipta lagu anak-anak.

Bahkan, beberapa yang saya sempat lihat adalah anak-anak menyanyikan lagu dewasa. Saya sendiri melihat hal itu jadi bertanya. Kenapa anak-anak menyanyikan lagu orang dewasa? Sebab, terlihat tak cocok.

Ya balik lagi, karena makin sedikit ruang bagi lagu anak-anak. Sehingga memori anak-anak diisi lagu orang dewasa. Ini adalah keprihatinan. Keprihatinan secara menyeluruh bahwa ruang anak-anak makin terkikis.

Mungkin karena zaman yang makin menonjolkan orang dewasa hingga jiwa anak-anak tak terlihat. Kalaupun ada anak-anak, jiwanya seperti jiwa orang dewasa. Kan kasihan.

Semoga, ada ruang yang makin terbuka bagi anak-anak, bagi lagu anak-anak. Sehingga lagu anak-anak makin menjamur. Saya malah tak apa-apa kalau ada orang dewasa, tua, atau tua bangka menyanyikan lagu anak-anak. Tapi tak terlalu suka jika anak-anak menyanyikan lagu orang dewasa. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun