Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Atletik Artikel Utama

Bibit Pelari Cepat dan Suku Mante

10 April 2020   13:13 Diperbarui: 12 April 2020   00:49 2475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang yang diduga anggota Suku Mante tertangkap kamera beberapa tahun lalu. DOK Youtube dipublikasikan kompas.com

Beberapa waktu lalu saya pernah menulis di Kompasiana soal potensi kecepatan manusia di lari 100 meter dan mengapa Jamaika memiliki banyak pelari cepat kelas wahid. Setelah dua tulisan itu, saya jadi ingat dengan Suku Mante yang ada di Aceh.

Sebelum sampai ke Suku Mante, saya coba mengulangi sedikit soal tulisan saya tentang pelari cepat.

Ahli biomekanis Peter Weyand ketika diwawancarai Robbie menjelaskan bahwa kecepatan maksimal manusia di lari 100 meter adalah 9,40 detik. Pernyataan Weyand itu dipublikasikan di www.wired.com

Di sisi lain, Jamaika dikenal karena memiliki banyak pelari cepat kelas dunia. Mereka di antaranya adalah Asafa Powell, Usain Bolt, dan Yohan Blake. 

Murad Ahmed dalam tulisannya di Financial Times atau ft.com yang mengutip studi ilmiah tahun 2010 menyebutkan bahwa jika terkait fisik, maka orang Jamaika memiliki keunggulan karena mereka memiliki serat otot "kedutan besar" yang diperlukan untuk lari cepat. Mereka juga memiliki jantung yang besar yang membuat aliran oksigen ke otot menjadi lebih cepat.

Setelah menulis dua tulisan itu, saya jadi teringat Suku Mante yang ada di Aceh. Ingatan saya itu terlempar pada akun Fredography yang pernah merekam ada orang kecil yang berlari sangat kencang. Dari YouTube, kita semua melihat bagaimana orang kecil itu berlari sangat kencang di hutan belantara Aceh.

Pemilik akun Fredography tak pernah menjelaskan siapa yang berlari kencang tersebut. Namun, beberapa orang memberi pendapat bahwa mereka yang lari kencang itu kemungkinan adalah Suku Mante, suku pedalaman di Aceh.

Diberitakan dari Harian Kompas pada 18 Desember 1987 dan dikutip kompas.com dijelaskan bahwa Keberadaan Suku Mante ini pernah ditulis oleh Snouck Hurgronje dalam bukunya, De Atjehers. Namun, Hurgronje belum pernah bertemu dengan Suku Mante.

Snouck dalam bukunya juga menyebut Mante adalah orang Mantran yang tinggal di perbukitan Mukim XXII. Dijelaskan, pada abad XVIII, sepasang warga Suku Mante ditangkap lalu dibawa ke Sultan Aceh. Mereka tidak mau berbicara dan makan ataupun minum. Akhirnya, keduanya mati.

Diketahui, Snouck adalah orang Belanda yang memang belajar banyak tentang beberapa budaya di Indonesia dalam rangka untuk "mengalahkan" orang Indonesia.

Kembali ke Suku Mante, Harian Kompas pada 18 Desember 1987 itu menyebutjan bahwa ditemukan lagi, Suku Mante di daerah Pedalaman Aceh. Seorang pawang hutan, Gusnar Effendy, menemukan Suku Mante hidup di belantara pedalaman Lokop, Kabupaten Aceh Timur. 

Dia juga pernah bertemu dengan suku tersebut di hutan-hutan Oneng, Pintu Rimba, Rikit Gaib di Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. "Umumnya tinggal di gua-gua, celah gunung. Kalau siang hari berada di alur-alur sungai dalam lembah," kata Gusnar dikutip Harian Kompas, edisi 18 Desember 1987.

Beberapa gua yang kerap ditinggali suku terasing ini antara lain Gua Bete, Jambur Atang, Jambur Ketibung, Jambur Ratu dan Jambur Situpang. Suku Mante ini memiliki ciri-ciri tubuh kerdil dengan ketinggian sekitar satu meter. 

Rambut terurai panjang hingga pantat. Sebagian dari mereka bertelanjang. Mereka memiliki kulit cerah, tubuh berotot dan kasar serta wajah bersegi dengan dahi sempit. Kedua alis mata mereka bertemu di pangkal hidung yang tampak pesek.

Saya kemudian membayangkan bahwa jika yang ada di akun YouTube beberapa tahun lalu adalah Suku Mante, maka sangat cepat sekali larinya.

Mungkin Suku Mante adalah salah satu suku terdepan dalam hal kecepatan lari. Namun, sekalipun saya memiliki pandangan seperti itu, saya bukan orang yang sepakat agar Suku Mante didekati dan diteliti.

Bagi saya, suku terdalam di Indonesia biarkan hidup sesuai dengan kehidupannya. Orang-orang modern tak perlu masuk dan merecoki mereka. 

Kedatangan orang modern hanya akan membuat problem baru. Sebab, bagaimana pun suku terdalam memang berbeda dengan orang modern. Potensi masalahnya akan besar. Maka, biarlah mereka hidup dengan kehidupannya.

Rasa penasaran saya selain pada Suku Mante juga suku atau orang yang secara gen dekat dengan Suku Mante. Mereka yang secara gen dekat dengan Suku Mante dan merupakan orang modern.

Dari situ mungkin bisa dilakukan penelitian, barangkali di Aceh atau Sumatera (pada orang-orang modernnya) memiliki potensi besar untuk menjadi pelari cepat.

Misalnya, ternyata Suku X adalah suku yang dekat secara gen dengan Suku Mante. Maka, potensi dilakukan penelitian pun saya pikir bisa. 

Nah, saya berpikir bahwa bisa saja orang-orang Indonesia memiliki potensi besar sebagai pelari cepat, yang mungkin sampai saat ini potensinya belum diteliti. Buktinya, Lalu Mohamad Zohri bisa jadi pelari cepat.

Di zaman yang semakin maju ini, potensi untuk menggali atlet tak semata dari kerja keras dan latihan. Ilmu pengetahuan bisa menjadi salah satu alat untuk mengetahui potensi orang-orang Indonesia. Sehingga, kita juga bisa mengetahui apa sebenarnya olahraga yang cocok bagi orang-orang Indonesia. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun