Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Menakar Nasib PON 2020 saat Maraknya Corona

4 April 2020   07:40 Diperbarui: 4 April 2020   11:56 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maskot PON XX (Foto: IRSUL PANCA ADITRA via kompas.com)

Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 rencananya akan dilaksanakan di Papua pada 20 Oktober sampai 2 November 2020. Sampai saat ini, sekalipun virus corona mewabah pemerintah belum memutuskan untuk melakukan penundaan pelaksanaan PON.

Setidaknya ada dua arus utama pendapat soal pelaksanaan PON di Papua. Pendapat pertama adalah cenderung tetap melaksanakan PON sesuai jadwal tapi juga melihat perkembangan jelang PON. Jika perkembangan tak memungkinkan, maka PON ditunda pelaksanaannya.

Pendapat kedua adalah PON ditunda pelaksanaannya ke tahun depan. Pertimbannya jelas adalah karena virus corona yang saat ini mewabah. Sampai kapan virus itu akan terus menyerang juga belum diketahui. Sehingga, langkah paling aman adalah menunda PON ke tahun depan.

Nah, saya akan membahas dua arus utama itu. Arus pertama yang belum menginginkan penundaan PON, tapi melihat kondisi selanjutnya adalah pemerintah. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali seperti dikutip medcom.id menyebutkan bahwa PON tetap sesuai jadwal.

Menpora mengatakan dalam rapat terbatas kabinet belum ada pembahasan penundaan PON. Namun tentu, keputusan bisa berubah jika di waktu menjelang PON, wabah corona masih mengerikan. Tenti opsi penundaan PON mungkin akan tetap dilakukan.

Tentu ada 'keuntungan' jika PON tetap dilaksanakan seperti semula. 'Keuntungan' itu adalah bahwa pembangunan sarana PON tetap dilaksakan. Diketahui, dari 2017 sampai pertengahan 2019 sudah Rp 4 triliun yang dikeluarkan pemerintah daerah di Papua untuk pembangunan sarana dan persiapan lain bagi PON 2020.

Pelaksanaan PON sesuai jadwal juga membuat estimasi pendanaan kontingen PON tak meleset. Tiap kontingen juga tetap sesuai dengan jadwalnya. Harapan dari arus pendapat pertama ini tentunya adalah ketika menjelang PON, wabah corona memang sudah usai.

Foto Dhias suwandi/kompas.com
Foto Dhias suwandi/kompas.com
Arus pendapat kedua adalah penundaan PON. Salah satu yang mengungkapkan pendapat ini adalah Johni Rouw yang merupakan Ketua DPR Papua. Johni, seperti dikutip medcon.id, menyebutkan bahwa PON adalah ajang massal. Di mana banyak orang berkumpul. Dia berpendapat daripada jadi ajang penyebaran corona, lebih baik PON ditunda dan dilaksanakan tahun depan.

Menurut saya, pendapat Rouw ini tentu beradasarkan aspek kesehatan dan kemanusiaan yang lebih penting daripada aspek olahraga. Pendapat Rouw ini juga muncul di banyak belahan bumi terkait event massal. Olimpiade 2020 pun juga ditunda dengan dasar waspada corona. Kesehatan dan kemanusiaan lebih penting daripada olimpiade.

Dari dua arus utama soal rencana PON itu, penulis menilai bahwa rencana tetap menyelenggarakan PON adalah langkah spekulatif. Artinya, langkah itu tetap bisa gagal jika menjelang PON, corona masih menggejala. Maka, penulis lebih setuju dengan pendapat kedua.

Penulis lebih setuju PON ditunda pelaksanaannya. Ada beberapa alasan yang bisa jadi pijakan PON ditunda. Pertama adalah menjadikan momen lain di dunia sebagai alasan. Olimpiade 2020, Euro 2020, Copa America 2020 ditunda pelaksanaannya untuk menghindari mewabahnya corona.

PON dan ajang seperti Olimpiade, Euro, Copa America memiliki kesamaan. Ajang-ajang seperti itu adalah ajang yang menghadirkan banyak orang, baik peserta, ofisial, panitia, dan penonton. Sehingga, potensi merebaknya corona bisa terjadi.

Kedua, persiapan kontingen mungkin tak maksimal. Secara rinci saya tak tahu bagaimana persiapan tiap kontingen atau provinsi untuk PON. Namun, jika mengacu pada imbauan jaga jarak untuk mengantisipasi menyebarnya corona, maka olahraga yang berkontak tak akan maksimal dalam latihannya.

Olahraga yang menggunakan kontak adalah olahraga kelompok seperti sepak bola, bola basket, dan sejenisnya. Nah, jika pusat pelatihan tak berjalan maksimal, maka saat pelaksanaan PON para atlet dimungkinkan tak berada dalam performa puncak. Padahal, PON adalah ajang melihat performa terbaik atlet.

Ketiga, jika diputuskan PON ditunda, maka pendanaan bisa langsung dipangkas untuk kepentingan melawan corona. Pendanaan itu macam-macam, baik pendanaan oleh pelaksana (yakni Papua) dan pendanaan kontingen lain.

Saya pun cenderung berpendapat penundaan PON diumumkan secepatnya agar pendanaan dan pengeluaran lainnya bisa dialokasikan untuk melawan corona. Saya berpendapat bahwa kesehatan dan kemanusiaan lebih diprioritaskan.  

Keempat, penundaan akan memberi waktu bagi kontingen untuk lebih baik dalam mempersiapkan diri. Harapannya, pada 2021 tak ada lagi masalah corona dan atlet bisa berlatih maksimal. Sehingga, saat pelaksanaan PON, atlet berada dalam puncak performanya.

Penundaan PON juga bisa memberi kesempatan bagi tuan rumah untuk memaksimalkan persiapannya. Misalnya, jika ada venue yang belum maksimal di tahun ini, bisa lebih dimaksimalkan persiapannya di tahun depan. Tentunya, harapannya adalah pelaksanaan yang bagus dalam PON tersebut.

Keenam, penundaan PON ke 2021 juga bisa memaksimalkan atlet muda. Kenapa? Karena di tahun 2021 ada olimpiade dan Sea Games. Menurut saya, atlet yang bermain di olimpiade adalah atlet dunia, dan atlet Sea Games adalah atlet regional. Tentu sangat tak elok jika atlet yang disiapkan olimpiade juga turun di PON hanya karena gengsi daerah. Maka, atlet muda perlu dikedepankan dalam PON 2021 agar pembibitan atlet muda maksimal.

Jadi, kembali saya menyimpulkan bahwa PON layak ditunda secepatnya. Agar persiapan PON lebih matang dan tahun ini semua elemen bisa bertarung melawan corona secara maksimal. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun