Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Corona Membawa ke Nostalgia Awal 90-an, Saat Siaran Bola Langka

29 Maret 2020   02:45 Diperbarui: 29 Maret 2020   02:44 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruud Gullit, salah satu magnet industri sepak bola di akhir dekade 80- an dan awal dekade 90-an. Foto AFP dipublikasikan kompas.com

Setelah tahun 1988, saya lihat sepak bola lagi pada tahun 1989. Itu pun bukan siaran langsung. Kayaknya pertandingan Napoli lawan apa gitu. 

Kemudian Piala Toyota 1989 saya kembali nonton bareng bareng dengan anak-anak dan orangtua. Waktu itu AC Milan melawan Atletico Nacional Kolombia. Milan dijagokan karena memiliki trio Belanda (tak perlu saya sebutkan ya). Tapi di ajang Piala Toyota itu Ruud Gullit absen.

Milan hanya menang 1-0 dengan gol kontroversial karena kiper Atletico Nacional belum siap. Siapa kipernya? Legenda penjaga gawang Kolombia, Rene Higuita. 

Atletico Nacional juga diperkuat Andres Escobar yang lima tahun setelahnya tewas ditembak usai membuat gol bunuh diri di Piala Dunia 1994. Setelah Piala Toyota 1989 saya kembali nonton sepak bola di tahun 1990 saat piala dunia.

Kala itu, saya bisa nonton piala dunia yang digelar malam hari karena pas libur sekolah. Di ajang Piala Dunia 1990, saya hanya lihat 3 pertandingan yakni Argentina vs Kamerun, Argentina vs Italia, dan satu lagi kalau tidak salah Rumania vs Uni Soviet. Selain itu saya lihat cuplikan cuplikan pertandingan lain  di TVRI. Maka, tengok saja jeda menonton sepak bola, lama sekali kan?

Setelah Piala Dunia 1990, saya dan orang-orang di daerah tak bisa menonton liga paling elite saat itu, Liga Italia. Mungkin hanya warga Jakarta yang bisa menonton karena sudah ada RCTI. 

Liga Inggris juga disiarkan SCTV, tapi hanya warga Surabaya sepertinya yang bisa menikmatinya. Kalau warga daerah lain seperti saya, liga elite Eropa itu adalah kemewahan. TVRI memang menyiarkan Liga Jerman di tahun 1990 dan 1991 (mungkin karena Jerman Barat juara Piala Dunia 1990). 

Tapi, sekalipun saya belum berumur 10 tahun, saya tahu bahwa Liga Jerman bukan liga yang ditunggu. Kenapa? Ya karena pemain hebat Jerman seperti Lothar Mattaus, Jurgen Klinsmann, dan Rudi Voeller kan main di Liga Italia.

Saya baru nonton sepak bola siaran langsung lagi pada Euro 1992. Saat itu, hati saya hancur berkeping-keping melihat Belanda kalah adu penalti dari Denmark di semifinal Euro. 

Dulu saya memang suka dengan Belanda (dan Argentina). Kalau sekarang cukup suka dengan istri saja. Setelah Euro 1992, kualifikasi Piala Dunia 1994 mulai disiarkan TVRI, walaupun bukan siaran langsung hahaha. Saya pernah menunggu sampai dinihari ternyata pertandingannya tak disiarkan langsung, padahal janjinya disiarkan langsung oleh TVRI. 

Pertandingan itu adalah kualifikasi Piala Dunia 1994 antara Inggris vs Belanda. Laga baru diputar TVRI sehari setelah siaran langsungnya alias siaran tunda. Laga itu berakhir 2-2. Seperti diketahui, pada akhirnya Inggris gagal lolos ke Piala Dunia 1994. Oiya, kualifikasi Piala Dunia 1994 itu dilaksanakan di tahun 1992 sampai 1993.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun