Mohon tunggu...
Ilham Marasabessy
Ilham Marasabessy Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen/Peneliti

Belajar dari fenomena alam, membawa kita lebih dewasa memahami pencipta dan ciptaannya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Tragedy of The Commons" Sumber Daya Pesisir dan Laut, Sengaja atau Tak Sengaja?

12 Maret 2024   16:47 Diperbarui: 13 Maret 2024   10:58 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komitmen optimalisasi secara bijaksana diharapkan dapat melindungi lingkungan dari kerusakan, meningkatkan kinerja ekosistem dan mempertahankan keberadaan manusia dari kepunahan.

Manusia adalah pemimpin (khalifah) bagi dirinya sendiri, yang telah Tuhan amanahkan bertempat di bumi, mengelola dan memanfaatkan sumberdaya bumi untuk hidup dari generasi ke generasi. 

Dengan legitimasi yang Tuhan berikan itu maka sejatinya status sumber daya alam pada dasarnya adalah milik setiap orang. Hardin (1998), mengatakan tanggung jawab setiap orang untuk mengelolanya dan memanfaatkan sumberdaya alam di bumi menjadi penentu baik buruknya status kekayaan alam itu; jika dilakukan dengan benar, maka akan menghasilkan keuntungan yang luas, namun jika salah maka akan mengakibatkan kesengsaraan yang berkepanjangan.

Kampung Nelayan. Sumber foto; Koleksi pribadi, 2023
Kampung Nelayan. Sumber foto; Koleksi pribadi, 2023

Dalam pelaksanaannya, masyarakat mempercayakan negara serta organisasi dan kelompok lain untuk membimbing, mengatur dan mengawasi eksploitasi yang dilakukan demi kepentingan masyarakat (Hardin, 1994; Ostrom, 2008). 

Namun pada kenyataannya, properti ini seringkali diprivatisasi secara institusional dan, sampai batas tertentu, dieksploitasi secara luas dengan alasan palsu bahwa setiap orang mempunyai hak untuk menggunakannya. Hal ini menyebabkan persaingan tidak sehat dalam upaya memanfaatkan properti itu. 


Meskipun memiliki akses yang terbuka, sumber daya hayati pesisir dan laut mempunyai batas waktu ekologis artinya ada waktu untuk tumbuh sejak tahapan awal, berkembang menjadi dewasa dan kemudian mati secara alami maupun dieksploitasi. 

Disisi lain dinamika ekobiologi sumberdaya hayati memiliki kemampuan pulih yang lambat, butuh waktu yang lama dan perlu tindakan manusia untuk mengembalikan fungsinya di alam. 

Kesalahpahaman yang memaknai bahwa jika sumber daya alam tidak dimanfaatkan, maka sumber daya tersebut akan dirampas oleh individu atau kelompok lain adalah bentuk keserakahan terhadap alam dan sifat melampaui batas manusia sebagai pemimpin terhadap nikmat yang telah Tuhan berikan, keadaan ini kemudian dikenal sebagai "tragedy of the commons". 

Sektor swasta memenuhi komitmen kolaboratif melalui bantuan masyarakat dan pendanaan kemitraan berkelanjutan; akademisi berperan penting dalam penerapan inovasi dan teknologi yang mempermudah akses terhadap keberlanjutan sumberdaya alam dimasa mendatang; hasil itu oleh masyarakat lokal sebagai pemilik sumber daya alam dipakai untuk mengelola, memanfaatkan, dan mengawasi wilayah kepulauan secara harmonis; keberhasilan program di hulu dan hilir berada di tangan pemerintah serta pemerintah daerah, berkewajiban membuat regulasi dan melaksanakan kebijakan yang berpihak pada rakyat secara bottom-up. 

Upaya pencegahan "Tragedy of the Commons" akan dilakukan secara terpadu melalui optimalisasi sumber daya alam, pemantauan dan evaluasi berkala, penguatan kelembagaan masyarakat lokal dan kesadaran bersama antara pengguna sumber daya dan penerima manfaat untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun