Mohon tunggu...
Ilfin Nadhir Alamsyah
Ilfin Nadhir Alamsyah Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi / Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menulis membuat aku berfikir, dengan berfikir membuat aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sri Mulyani, Pahlawan Ekonomi

8 Oktober 2022   17:35 Diperbarui: 8 Oktober 2022   18:00 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Mulyani. Sumber foto: dok kemenkeu

Negara bukanlah gerbong kereta yang aman, jika negara tidak memiliki masinis yang profesional. Negara bukanlah taman bermain bagi setiap warganya, jika negara sedang dititik rendah ekonominya. Maka setiap negara diwajibkan mampu menata ekonomi dengan baik, agar substansi negara terkoordinasi dengan baik.

Dalam menata ekonomi negara, tentu diperlukan pakar yang benar-benar teruji, baik itu skala regional maupun skala internasional. Hal itu guna menopang jatuh bangunnya perekonomian di setiap keadaan. Jika negara salah dalam memilih tokoh yang mampu menata ekonomi, bisa diprediksi negara akan mengalami inflasi besar-besaran di luar nalar. 

Jika inflasi terjadi, maka akan berakibat pada merosotnya daya jual beli, pengangguran semakin tinggi, dan pendapatan rill masyarakat turun. Hal itu akan membawa standar kehidupan masyarakat menjadi buruk. Akibatnya masyarakat yang miskin, akan semakin miskin.

Sejauh ini, negara Indonesia masih aman terkendali, meski proyeksi nilai harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi persoalan publik. Dari sisi positif telah banyak pertimbangan yang mendalam, meski konsekuensi yang terjadi berakibat fatal. Demikian kita harus memberikan dukungan kepada negara untuk menstabilkan ekonomi, baik itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang.  

Di balik pengelolaan ekonomi negara Indonesia, kita tidak bisa meniadakan tokoh besar yang telah berpikir dalam mempertimbangkan keuangan. Ia adalah seorang pakar ekonom yang profesional, yakni Sri Mulyani. Sri Mulyani merupakan seorang wanita yang sukses membawa kemajuan ekonomi Indonesia. Ia berhasil menggerakan 12 unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan untuk melaksanakan reformasi birokrasi.

Sri Mulyani menahkodai Kementrian Keuangan sejak 2005-2010 pada masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjabat lagi di tahun 2016 pada masa presiden Jokowi hingga sekarang. Ia pernah mengemban jabatan di kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyaraat Fakultas Ekonomi UI (LPEM FE UI), serta pelaksana tugas Menteri Kordinator Bidang Perekonomian. Ia juga pernah menjadi direktur pelaksana bank dunia pada 1 Juni 2010 silam (Rusmiaji, 2012:58).

Sejauh berproses, Sri Mulyani banyak menerima penghargaan skala regional maupun internasional. Ia pernah dinobatkan menjadi wanita berpengaruh ke-2 di Indonesia dari majalah Globe Asia pada tahun 2007, sekaligus duta wanita berpengaruh ke-23 versi majalah Forbes di tahun 2008.

Ia juga menerima label Bung Hatta Anti-Corupciont Awards di 2008, menjadi menteri keuangan terbaik Asia dari Emerging Market dan Majalah Euromoney pada tahun 2006 dan 2007. Kemudian pada 2011 silam, Ia mendapatkan label Bintang Mahaputra Adipradana dari Pemerintah Republik Indonesia (Rusmiaji, 2012:59).

Melihat penghargaan dan jabatan yang Ia emban di atas, tentu dibalik itu Sri Mulyani melewati beragam proses yang panjang. Proses itu Ia tekuni pada masa studinya, salah satunya yakni sering aktif terlibat dalam penelitian-penelitian.

Menurut Rusmiaji (2012:59), Ia pernah terlibat dalam penelitian Research Demand Of Housing, diadakan oleh World Bank Project di tahun (1968), Study On Effect on Long-Term Overses Training on Indonesia Participan Trainees. OTO Bapennas LPEM FEUI (1998). 

Kemudian Penyusun Study Dampak Ekonomi Sosial Kehutanan Indonesia, yang diadakan oleh Departemen Kehutanan LPEM FEUI (1992), Restruturisasi Anggaran Daerah, diadakan oleh Departemen Dalam Negeri LPEM FEUI (1995), The Evalution of Degrre and non degree training, Bappenas (1995),  Fiscal Reform in Indonesia : History and  Perpspectiv (1995),  Studi Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era Perdagangan bebas (1997), dan masih banyak penelitian lainya yang Ia tulis.

Sri Mulyani juga giat membuat karya ilmiah hasil pemikiranya sendiri, antara lain adalah Teori Monoter, Lembaga Penerbit UI (1986). 

Kemudian karya dengan judul "Tantangan Ekspor non Migas", DPE (1994), Prospek Ekonomi Indonesia, diterbitkan di Gramedia (1995), Liberalisasi dan Pemerataan dalam Liberalisasi Ekonomi, Pemerataan dan Kemiskinan, dipublis di Tiara Wicana, 1995, dan masih banyak karya ilmiah lainya yang masih terarsipkan di media sosial maupun media cetak.

Di balik kehebatan Sri Mulyani bagi negara, Ia merupakan seorang wanita tangguh yang menjadi sentrum bagi keluarganya. Ia terlahir dari keluarga yang berpendidikan tinggi.  Ayah dan ibunya merupakan guru besar di Universitas Negeri Semarang. Ia lahir 26 Agustus 1962 di Tanjung Karang (sekarang menjadi Bandar Lampung). 

Menempuh pendidikan di Universitas Indonesia (UI) sarjana ekonomi pada tahun 1981-1986, kemudian melanjutkan studi S2 dan S3  nya University of Illinois Urban Champaign (USA) dengan jurusan yang sama, ekonomi (Rusmiaji, 2012:58). Selama studi, Ia mendapatkan perhatian serius dari kedua orang tuanya, di lain sisi Ia juga tekun dan semangat. Hasil dari komponen pendukung itulah Ia mampu menyandang gelar Master of Science of Policy Economic.

Sri Mulyani selain seorang negarawan, Ia juga seorang muslim yang taat akan beragama, selalu berusaha jujur, rendah hati, dan gigih dalam berjuang. Sifat itu Ia pegang hingga mampu membawanya berhasil menyelamatkan bangsa Indonesia dari keterpurukan saat krisis ekonomi global.

Sepanjang jalan karir yang Ia geluti, Ia pernah memaksakan diri berhenti menjabat sebagai direktur pelaksana Bank Dunia, padahal jabatan yang diemban menjadi target banyak pakar ekonom lainya. Demikian Ia lepas demi mengabdikan dirinya ke tanah air Indonesia. Hal tersebut menjadi sorotan publik dan pemerintah, hingga sampai detik ini, Ia menjadi kepercayaan bangsa Indonesia untuk menata ekonomi negara.

DAFTAR PUSTAKA

Rusmiaji, J. (2012). Analisis Cognitive Map Sri Mulyani Indrawati Perumusan Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan. Skripsi diterbitkan. Jakarta: UI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun