Mohon tunggu...
Ila RokhmatulFanani
Ila RokhmatulFanani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

PIAUD UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak melalui APE

17 Oktober 2021   21:20 Diperbarui: 17 Oktober 2021   21:28 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Operasional Formal : 11 tahun-dewasa, anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan memaknai simbol-simbol secara murni.

Teori kognitif Vygotsky

Lev Semionovich Vygotsky lahir pada 17 November 1896 di kota Orcha Rusia, dalam keluarga kelas menengah asal Yahudi. Setelah menyelesaikan pelatihannya di Gimnasium, Vygotsky menerima beasiswa untuk belajar hukum di Universitas Negeri Moskow. Selain belajar mengenai hokum Vygotsky juga mempelajari bidang lain seperti psikologi, filsafat, kritik seni, sastra, dan bahkan kedokteran dan. Akan tetapi,pada akhirnya ia memilikiketertarikan pada dunia anak-anak.

Teori kognitif yang dikemukakan oleh Vygotsky ini banyak dikenal sebagai kognitif sosial. Hal tersebut dikarenakan Vygotsky mengemukakan bahwa pengetahuan anak akan diperoleh dari hubungan sosialnya. 

Bermain merupakan cara sosial pengalaman simbolik Ketika anak anak bermain sendiri, mereka dipengaruhi okeh cara-cara dan pengalaman yang berperan dalam masyarakat dan budaya dengan menggunakan simbol sosial. 

Dalam eksperimennya, Vygotsky menggunakan istilah zon of proximal development (ZPD), yaitu kemampuan yang sudah dikuasai anak secara matang sampai kemampuan yang baru muncul dan perlu dibantu orang dewasa.

Setelah mengetahui pemaparan diatas mengenai apa itu kognitif, maka selanjutnya penulis akan menjelaskan beberapa permainan edukaitf yang mungkin untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak usia dini :

Puzzle

Puzzle adalah permainan teka-teki mengatur gambar. Dalam permainan ini, anak dilatih untuk mengingat bentuk gambar kemudian menyusunnya kembali dengan tempat dan gambar yang sesuai. Proses ini juga akan membantu anak dalam segi kognitifnya dengan mengingat dan mengatur ulang bentuk puzzle. Menyatukan potongan-potongan teka-teki membutuhkan kesabaran, terutama bagi seorang anak. Bermain puzzle juga menuntut anak Anda untuk lebih sabar dan mau berlatih agar bisa berkembang dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Manfaat puzzle untuk melatih kecerdasan otak anak juga sudah dibuktikan dengan berbagai penelitian. Dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa permainan puzzle ini dirasa mampu menyeimbangkan kedua bagian otak yakni otak kanan dan kiri sehingga keduanya mampu bekerja dengan imbang dan optimal.

Pohon Angka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun