Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Hasrat Nongkrong di Kafe Mulai Menurun Kala Memasuki Usia Kepala 3?

17 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 17 Juni 2021   15:45 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nongkrong di kafe bersama rekan yang sama-sama masuk usia kepala 3 | Dokumen Pribadi

Pun demikian dengan prioritas kebutuhan pokok. Entah kenapa, memasuki usia kepala 3, memprioritaskan kebutuhan dan menyesuaikannya dengan keinginan adalah salah satu hal yang diutamakan. 

Sebelum nongkrong di kafe, semakin lama semakin banyak pertimbangan untuk mengalokasikan uang yang didapat dari hasil bekerja kepada kebutuhan lain. Kebutuhan makan, cicilan, baju, dan internet misalnya.

Kadang, nongkrong di kafe juga lebih banyak mencari spot foto daripada menikmati suasana kafe itu sendiri | Dokumen Pribadi
Kadang, nongkrong di kafe juga lebih banyak mencari spot foto daripada menikmati suasana kafe itu sendiri | Dokumen Pribadi
Atas pertimbangan itu, maka alasan ekonomi juga melatarbelakangi seseorang yang sudah masuk usia kepala 3 tidak lagi menjadikan kafe sebagai tempat untuk melepas penat. Ada keinginan menggunakannya di tempat lain dengan prinsip ekonomi yang berlaku. Misalnya, dengan uang 35 ribu rupiah, maka kita akan mendapatkan segelas kopi saja di sebuah kafe. Uang sebanyak itu jika dibelanjakan untuk nongkrong di rumah makan, maka akan bisa digunakan untuk membeli menu makanan yang cukup worth it.

Beberapa di antaranya adalah satu porsi ayam penyet, satu porsi pizza, satu porsi steak, dan lain sebagainya. Menginjak usia kepala 3, hukum ekonomi dengan mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya akan lebih dominan daripada mengutamakan gengsi. 

Makan satu porsi ayam akan terasa lebih lega jika dibandingkan dengan membeli satu cangkir kopi walau tak dapat tempat yang menarik atau foto yang kekinian. Kegemaran minum kopi pun bisa diganti dengan minuman kemasan atau botol.

Alasan kenyamanan menjadi alasan selanjutnya. Memasuki usia kepala 3, rasa nyaman untuk memanfaatkan waktu luang dengan bersantai kerap menjadi pilihan. 

Dulu, di usia 20-an, rasa nyaman itu memang bisa terbayarkan dengan nongkrong di kafe sembari bercengkrama dengan teman sebaya yang cukup banyak. Sambil ditemani alunan lagu yang mengalir dan suasana yang khas, kegiatan itu akan menghasilkan emosi positif yang nyaman. Ber-haha-hihi dengan suara kencang sambil meledek satu teman dengan teman lain menjadi hal seru yang ditunggu.

Ber-haha-hihi bersama teman banyak adalah salah satu alasan seseorang pergi ke kafe | Dokumen Pribadi
Ber-haha-hihi bersama teman banyak adalah salah satu alasan seseorang pergi ke kafe | Dokumen Pribadi
Kini, dengan semakin bertambahnya usia, rasa nyaman itu berubah menjadi keheningan yang paripurna. Untuk itulah, nongkrong di kafe pun berubah menjadi berbagai kegiatan lain semisal pijat refleksi, nonton, atau berolahraga. 

Tidak hanya itu, semakin bertambahnya usia, maka ketidakinginan untuk terlibat dalam urusan yang cukup merepotkan sebelum nongkrong di kafe menjadi besar.

Beberapa diantaranya adalah keengganan ketika mencari kafe yang sesuai selera. Tidak hanya itu, kadang ketidakinginan pergi ke kafe juga berasal dari malasnya mencari tempat parkir. 

Kegiatan booking tempat dan memillih kursi pun juga menjadi beberapa alasan. Menginjak usia kepala 3, rasanya hidup ini tidak lagi berkeinginan mencari kenikmatan sementara tetapi harus mengorbankan banyak waktu dan tenaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun