Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sedikit Analisis Kejatuhan Giant dan Kejayaan Superindo dari Sisi Konsumen

28 Mei 2021   06:05 Diperbarui: 28 Mei 2021   09:10 31163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu lorong Giant Mall Olympic Garden Malang sebelum ditutup. - Dokumen Pribadi

Kali ini, sebagai salah satu masyarakat yang sering berbelanja di dua gerai itu, ada beberapa hal yang mendasarinya. Ini hanya pendapat pribadi bisa saja tidak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh ahli ekonomi.

Rak sayuran di Superindo yang digemari konsumen. - Dokumen Pribadi
Rak sayuran di Superindo yang digemari konsumen. - Dokumen Pribadi
Pertama tentu saja masalah harga. Bagi saya, harga barang di Superindo, meski tidak semuanya, jauh lebih murah dibandingkan Giant. Barang kebutuhan pokok seperti telur, gula, beras, minyak goreng, dan lain sebagainya seringkali diobral.

Superindo memiliki jadwal mengobral barang kebutuhan pokok yang menurut saya cukup terjadwal. Misalkan, minggu ini minyak goreng, minggu depan telur, dan lain sebagainya.

Jadi, saya bisa sering datang ke Superindo demi membeli barang kebutuhan pokok yang sedang ada jadwal obral. 

Beberapa bulan yang lalu, saya mendapat telur dengan harga sekitar 19 ribu rupiah per kg. Padahal di toko lain harganya bisa mencapai 23 ribu rupiah. Meski harus memilih satu per satu telur karena ada yang retak, tetapi telur yang saya beli kualitasnya masih bagus. Kata ibu saya kualitasnya sama dengan kualitas toko meski harganya jauh lebih murah. Demikian pula minyak goreng yang bagi saya cukup banyak diskonnya.

Hal berbeda saya alami ketika berbelanja di Giant. Memang, sekitar tahun 2018-2019, Giant cukup ekspansif dalam memberikan diskon. Malah, dulu saya pernah bolak-balik membeli minyak goreng karena harganya yang murah. Sayang, sejak awal 2019, Giant sepertinya jarang memberikan diskon dan harga barang di sana pun bagi saya tidak semurah di Superindo.

Kedua, masalah aksesbilitas layanan. Bagi masyarakat biasa, berbelanja kebutuhan pokok adalah alasan mereka pergi ke swalayan.

Saya sendiri paling beli minyak goreng, susu, dan lain sebagainya. Jika saya membeli kebutuhan lain semisal peralatan dapur atau peralatan rumah tangga lain, saya lebih memilih membeli di toko lain.

Nah, bagi saya meski Giant awalnya cukup lengkap menyediakan segala jenis barang, tetapi saya cukup kesulitan ketika mencari bahan kebutuhan pokok. Mau mencari minyak goreng atau sabun saya harus putar-putar dulu ke bagian elektronik. Inilah salah satu alasan saya lebih memilih Superindo.

Saya bisa langsung njujug -- menuju langsung -- ke bagian barang yang akan saya beli. Kalau saya ingin membeli sabun saya tak perlu berputar-putar lagi.

Dengan demikian, sebagai konsumen, saya merasa cukup efisien menggunakan waktu berbelanja. Superindo memang tidak banyak menjual kebutuhan rumah tangga. Mereka lebih banyak menjual kebutuhan pokok yang benar-benar dicari oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun