Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan menyusun kelas yang saya ampu. Ini jadi kegiatan yang paling menarik ketika saya harus memberikan tata tertib kepada siswa yang baru naik kelas 5 dan selama satu tahun ke depan akan saya bimbing.Â
Sebelum memulai menata kelas, biasanya saya memberi arahan bahwa pengacakan kelas paralel adalah kewenangan dari Kepala Sekolah. Makanya, siswa yang ada di kelas saya maupun di 2 kelas lain adalah sama.Â
Tidak perlu membandingkan antara satu kelas dan kelas lain, yang penting sama-sama kelas 5. Ini jadi modal awal agar pada perjalanannya nanti tidak terjadi friksi, baik antara siswa maupun wali murid.
Berkenalan dengan siswa satu per satu juga menjadi hal yang menyenangkan. Kalau saya jadi wali kelasnya, saya tidak mau hanya berkenalan nama dan alamat rumah saja. Tetapi, saya ingin mereka bercerita sedikit mengenai liburan yang sudah mereka lakukan. Dan juga keinginan liburan pada semester berikutnya.Â
Saya senang mengawali kelas dengan cerita liburan karena ini menjadi spirit untuk memulai pembelajaran. Sama sih seperti bekerja. Mau liburan yang asyik ya bekerja keras dulu.
Tak jarang, ada banyak keinginan liburan ke luar daerah atau pun keluar negeri. Lucu juga mendengar cerita liburan dari mereka. Ada pula yang benar-benar hanya ingin liburan di rumah saja. Apalagi kalau tidak menghabiskan waktu untuk bermain gim.
Menyusun perangkat kelas jadi kegiatan asyik berikutnya. Untunglah, selama saya mengajar, ada saja siswa yang bersedia tampil menjadi pengurus kelas. Kebanyakan memang siswa perempuan.Â
Namun, ada juga siswa laki-laki yang bersedia. Tetapi, biasanya saya memilih 4 siswa, yakni 2 laki-laki dan 2 perempuan. Masing-masing akan menjadi ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, dan bendahara.
Pemilihan pun berlangsung secara tertutup. Dengan kertas dan menuliskan nama siswa yang dipilih. Dan lagi-lagi, selama mengajar tidak ada siswa yang golput. Ini menandakan sebenarnya sedari kecil anak-anak sudah memiliki semangat tinggi untuk berdemokrasi. Tinggal bagaimana kita mengolah mereka agar bisa lebih baik lagi.
Tidak banyak kegiatan di dalam kelas yang bisa dilakukan. Saya biasanya menekankan mengenai pembelajaran Matematika yang have fun kepada mereka.
Saya selalu menekankan kepada mereka agar tidak takut, malas, atau pun tidak suka kepada Matematika. Makanya, saat awal masuk sekolah, biasanya saya berikan gambar dan video dari kakak-kakak kelas mereka yang sudah naik ke kelas 6 berbagai kegiatan pembelajaran terutama Matematika yang menyenangkan.