Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sisi Lain dari Sebuah Pengajian Akbar

24 Januari 2020   08:19 Diperbarui: 24 Januari 2020   17:36 2947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut pintu parkir. - Dokumen Pribadi

Dengan penggunaan plastik ini, maka alas tersebut masih bisa digunakan lagi pada acara pengajian selanjutnya. Kalau tidak salah, acara ini rutin digelar sebulan sekali dan berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain.

Para pedagang alas ini rupanya didominasi oleh anak-anak. Entah bagaimana mereka bisa mendapatkan alas itu, saat saya tanya mereka hanya menjawab untuk membantu atah atau ibunya. Alas seharga 5.000 rupiah itu pun uniknya banyak yang laku. Terlebih, bagi para jamaah yang datang terlambat dan hanya bisa menyaksikan gelaran acara dari sebuah monitor besar di bagian belakang.

Pedagang makanan yang datang dengan jumlah cukup banyak. - Dokumen Pribadi
Pedagang makanan yang datang dengan jumlah cukup banyak. - Dokumen Pribadi
Lantaran sudah capai berkeliling area pengajian, saya pun menuju rumah Pakde saya yang tepat di pinggir jalan tersebut. Ternyata, ada masalah mengenai lahan parkir di sana. Saya pun maklum dengan banyaknya jamaah yang hadir dengan menggunakan motor, maka banyak pula potensi pendapatan parkir yang bisa didapatkan.

Nah, sayangnya, pihak penyelenggara tidak terlalu mengorganisasikan masalah parkir ini. Akibatnya, ada sedikit kesalahpahaman yang terjadi di lapangan. Untung saja tidak sampai menimbulkan konflik.

Semua bermula dari beberapa pemuda di sekitar kampung saya yang berniat menggunakan lahan kosong di dekat rumah Pakde saya untuk parkir. Pakde saya pun setuju saja toh demi kebersamaan. Sejak sore hari, tempat pun sudah ditata dan bahkan ada yang sudah membuat semacam karcis.

Sayangnya, ketika petang menjelang dan mulai ada pengunjung yang masuk, saat mereka diminta untuk membayar, ternyata mereka sudah membayar di tempat lain. Tepatnya di pintu masuk area pengajian. Dan oknum yang meminta uang parkir di pintu masuk tersebut tidak berkoordinasi tempat-tempat mana saja yang dijadikan lahan parkir. 

Pokoknya mereka mendapatkan uang parkir dan pengunjung disuruh memarkir kendaraannya begitu saja. Baru saat menjelang malam ada beberapa orang yang mulai mengarahkan untuk menempati parkir di beberapa titik.

Salah satu sudut pintu parkir. - Dokumen Pribadi
Salah satu sudut pintu parkir. - Dokumen Pribadi
Ada yang di depan ruko, di depan rumah besar, di depan minimarket, dan lain sebagainya. Entah bagaimana kelanjutan dari retirbusi parki ini saya tidak tahu. 

Yang jelas, akhirnya Pakde saya tidak menyetujui lahan rumahnya dijadikan tempat parkir dan beliau lebih memilih untuk mempersilakan para pedagang untuk berdagang atau para jamaah yang ingin beristirahat. Yang penting tidak digunakan untuk parkir.

Saya sih maklum dengan kejadian ini karena masalah parkir merupakan masalah sensitif dan berpotensi menimbulkan konflik.

Para jamaah muda yang melipir sebentar untuk minum kopi dan bermain gawai. - Dokumen Pribadi
Para jamaah muda yang melipir sebentar untuk minum kopi dan bermain gawai. - Dokumen Pribadi
Saya pun akhirnya berbincang dengan para jamaah terutama yang masih muda terkait acara ini. Seru juga ya karena mereka juga datang dari jauh seperti Malang Selatan. Acara ini juga bisa jadi silaturahmi antar pemuda di berbagai daerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun