Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kala Mengoreksi Ujian Siswa Hanyalah Sebuah Fatamorgana

16 November 2019   08:53 Diperbarui: 16 November 2019   12:30 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengoreksi ujian siswa (Ilustrasi. - https://www.teflexpress.co.uk)

Masalah utamanya, apalagi kalau bukan siswa-siswi saya yang masih sekolah dasar. Apalagi, saya terbiasa memberi pembetulan dengan sejelas-jelasnya pada jawaban esai yang masih salah. Tidak sekadar menyalahkan mereka agar bisa digunakan sebagai pembelajaran ke depannya.

Enggak nyambung plis. (Dokumentasi pribadi)
Enggak nyambung plis. (Dokumentasi pribadi)
Kalaupun memberdayakan mereka dengan lebih banyak, biasanya hanya saat memasukkan analisi nilai ke dalam aplikasi rapor agar lebih cepat. Itupun saya pilih siswa yang cukup cakap dan sedang tidak melakukan aktivitas, semisal menunggu eskul ataupun menunggu jemputan. Daripada mereka berlarian ke sana kemari, maka biasanya saya tanya dulu apakah mereka mau membantu saya.

Rata-rata, mereka malah sangat senang karena sekaligus bisa melihat nilai ulangan mereka. Tentu, dengan syarat agar mereka tak membocrokan dulu kepada teman-temannya.

Di sini saya merasa gagal. (Dokumentasi pribadi)
Di sini saya merasa gagal. (Dokumentasi pribadi)
Jika koreksian ulangan harian ataupun ulangan lain masih bisa dicicil dan ditunda, tidak demikian halnya dengan nilai harian -- pekerjaan rumah atapun pekerjaan sekolah.

Termasuk pula, Buku Kerja Siswa (BKS) yang meski saya tak terlalu menjadikannya acuan penilaian, tetapi karena ada perintah dari kedinasan untuk menggunakannya, maka harus saya nilai. Hanya sebagai syarat saja agar siswa saya yang sudah bersusah payah mengerjakannya tidak merasa sia-sia.

Untuk acuan nilai yang saya masukkan ke dalam rapor sebagai nilai harian, biasanya adalah tugas yang saya buat sendiri sesuai kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Tugas harian harus segera dikoreksi. (Dokumentasi pribadi)
Tugas harian harus segera dikoreksi. (Dokumentasi pribadi)
Jika boleh dirangkum, mengoreksi ulangan harian dan lainnya memang seakan-akan menjadi sebuah fatamorgana. Namun, jika guru tahu sela waktu yang ada, semisal saat siswa sedang olahraga, pelajaran agama, ataupun ekskul, maka kegiatan ini bisa dikerjakan dengan baik.

Apalagi, bagi saya, mengoreksi ulangan adalah sebuah kenikmatan tersendiri terlebih saat menemukan jawaban yang aneh dan tidak masuk akal. Walau dalam diri juga merasa gagal, tetapi saya selalu senang dengan daya kreativitas murid-murid saya.

Bisa jadi, jawaban yang mereka berikan saat ini, walau cukup nyleneh, tapi pada masa mendatang akan menghasilkan ide cemerlang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apakah ada buktinya? Banyak.

Jadi, bagi para guru yang sedang melakukan koreksi di pagi ini, tetaplah bersemangat. Tuhan beserta kalian para pejuang koreksian.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun