Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berharganya Idealisme Blogger Masa Kini

17 Juni 2019   16:54 Diperbarui: 17 Juni 2019   17:13 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Blibli.com

Seorang rekan blogger saya melemparkan sebuah diskusi ringan namun berbobot.

Ia melemparkan isu mengenai dunia blogger yang akhir-akhir ini seakan kurang kondusif. Saling sikut hingga menghalalkan segala cara dan akhirnya bermuara kepada menurunnya idealisme dan kualitas blogger itu sendiri. Ia juga menyayangkan dengan beberapa blogger yang semestinya bisa mengembangkan diri dari ilmu dan latar belakang yang dimilikinya, namun akhirnya malah terjebak dengan perburuan aneka job event.

Saya sepakat bahwa memang kini hawa di dunia blogger tidak sama dengan dulu. Saya telah mengalami sendiri bagaimana seseorang blogger dengan enaknya menikung anggota komunitas yang saya ikuti. Yang awalnya kami berkumpul untuk saling berbagi ilmu, kini malah fokus mengejar materi. Dan dengan terpaksa, saya meninggalkan komunitas tersebut karena tak ada lagi kegiatan yang menyenangkan hati.

Tidak salah memang melakukan kegiatan narablog untuk meraih pundi rupiah. Tak salah pula jika dengan kegiatan ngeblog bertujuan untuk bisa meraih beberapa pencapaian diri tertentu. Tujuan melakukan kegiatan narablog memang luas dan setiap orang berhak memiliki aneka tujuan tersebut.

Yang disayangkan adalah jika lama kelamaan, blog hanya sekadar menjadi ajang meraup untung tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas diri. Tanpa diikuti dengan semangat mau belajar untuk lebih baik lagi. Dan yang membuat miris, blog menjadi tempat advertorial berbagai macam produk tanpa ada nyawa yang khas di dalam blog itu sendiri.

Mirisnya lagi, saya sering menemukan sebuah blog yang si empunya mentahbiskan diri sebagai pengamat beberapa topik. Kala saya membaca isi blognya, bukan topik yang semestinya ia tulis sesuai apa yang menjadi kelebihannya, namun aneka produklah yang menghiasi. Satu hal lagi yang membuat geleng-geleng kepala, isi dari blog tersebut seakan sebuah paparan begitu saja dari brosur sebuah produk.

Belum lagi, jika ada banyak kesalahan penulisan seperti tanda baca, penggunaan huruf kapital, awalan dan kata depan, dan lain sebagainya. Membaca blog semacam itu membuat semangat blogwalking saya jadi berkurang. Malangnya, kini semakin banyak blogger semacam ini saya temukan.

Meski demikian, saya masih menjumpai beberapa blogger yang masih tetap konsisten menulis apa yang mereka suka, mereka ketahui, dan mereka jalani. Saya senang ketika menemukan blogger yang dengan semangat membahas mengenai masalah keuangan, perbankan, investasi, dan lain sebagainya. Saya memang tidak terlalu menguasai bidang ini.

Saya senang kala menemukan blogger yang juga sekaligus ibu rumah tangga dengan aneka isi blognya mengenai cara mengasuh anaknya. Ia juga sering menulis mengenai bagaimana mengasuh anak berkebutuhan khusus. Sungguh, walau mungkin cerita yang ia kemas hanyalah cerita sehari-hari, namun pelajaran yang didapatkan setelah membaca isi dari postingan-postingannya sangat bermakna. Kalau boleh jujur, meski si empunya jarang sekali mendapatkan job review ataupun mengikuti event, namun bagi saya ia memiliki blog yang begitu berharga.

Rezeki memang tak ke mana. Dua blogger yang saya ceritakan tadi memiliki jalannya masing-masing. Blogger keuangan yang juga berprofesi di bidang tersebut dengan teratur mendapatkan penghasilan tambahan dari Google Adsense dengan jumlah cukup lumayan. Tulisannya yang begitu mendalam dan ia sempurnakan dengan teknik SEO yang mumpuni membuat dolar dari Mbah Google tanpa henti mengalir dengan indahnya.

Tulisannya hampir selalu menduduki peringkat pertama mesin pencari. Tidak salah memang mengingat ia sering mengupas masalah investasi masa kini yang bisa dilakukan secara daring dengan jumlah sedikit namun berprospek. Sesuatu yang cukup banyak dibutuhkan masyarakat awam semacam saya. Artinya, ia tak hanya melulu mengejar materi, namun dengan konsisten memberikan informasi yang bermanfaat dan mendalam atas pertanyaan banyak orang, tulisan blognya banyak dicari.

Sementara, beberapa kali pihak agensi produk malah menawarkan bentuk kerja sama dengan blogger ibu rumah tangga yang saya ceritakan tadi. Padahal, ia sebenarnya tak begitu aktif dalam mencari job semacam ini. Mungkin, pihak agensi lebih tertarik mencari narablog yang menceritakan produknya dengan cukup apik dan mengalir serta mendalam dengan tidak mengurangi esensi di dalamnya.

Inilah yang disebut dengan idealisme mahal blogger masa kini. Konsistensi, semangat mau belajar, dan terus memberikan apa yang dibutuhkan masyarakat sesuai kemampuannya. Mereka tak perlu ambisius dalam mengejar pendapatan dari job review ataupun datang ke event.

Mereka tak perlu pula meninggalkan apa yang semestinya mereka kerjakan karena teriming-iming materi berlimpah. Seperti hanya seorang travel blogger yang dulu saya kagumi berkat tulisannya yang ringan dan foto yang ciamik dalam membahas pantai. Ia benar-benar khusus membahas pantai di dekat tempat tinggalnya yang begitu menawan. Sayang, seiring berjalannya waktu, tulisannya lebih banyak mengulas produk yang mungkin tidak ada hubungannya dengan kegiatan traveling.

Bahkan, beberapa kali, saya menemukan tulisan click bait yang tak berisi. Ditambah lagi, ia kini malah merambah YouTube dengan cara serupa. Mungkin baginya yang terpenting banyak pengunjung yang datang dan banyak pundi-pundi yang ia hasilkan. Walau itu sah-sah saja, namun sebagai blogger yang senang dengan tulisannya dulu, saya sangat menyayangkan.

Tak mudah memang menjadi blogger dengan idealisme tinggi apalagi jika berkeinginan merambah bidang lain yang bukan latar belakang pendidikan maupun pekerjaannya. Saya sendiri telah merasakannya saat mencoba ikut job review mengenai produk keuangan ataupun perbankan. Dunia yang tak begitu saya pahami.

Akhirnya, kala ada sebuah portal sejarah yang ingin bekerja sama dengan saya untuk pengisian konten sejarah terutama mengenai kisah di balik sebuah kota dan jalur kereta api, saya semakin yakin. Idealisme sebuah blogger adalah kunci. Saya mungkin beberapa kali khilaf untuk ikut arus meramaikan job-job blogger yang bukan menjadi kekuatan tulisan saya. Tapi saya semakin sadar, konsistensi dalam mengisi blog dengan cerita sejarah akhirnya membuahkan hasil. Walau hasil itu tidaklah bisa diukur dengan materi.

Semua kembali kepada masing-masing blogger. Kala berkeinginan mengisi blog dengan job review ataupun event dan sejenisnya, yang terpenting terus menulis dengan hati dan ciri khasnya adalah hal utama. Apalagi jika job yang didapat tak sesuai dengan latar belakang. Banyak membaca juga jadi kunci. Kembali ke tujuan orang membaca blog kita adalah agar ada ilmu dan informasi yang mereka dapat. Kalau orang lain tak paham dengan apa yang kita tulis apalagi kita sendiri, lantas buat apa kita menulis blog?

Sekian, mohon maaf jika ada kesalahan. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun