Mohon tunggu...
Iko Nurbaskoro
Iko Nurbaskoro Mohon Tunggu... Guru Musik / Guru Drum / Pelatih Band / Blogger

Seputar kegiatan mengajar musik, tips mengajar efektif dan efisien, hubungan dengan orang tua murid dan lingkungan, kreatifitas dalam mengajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tips Guru Musik : Mengajar Murid yang Kurang Minat karena Paksaan Orangtua

8 Oktober 2025   22:14 Diperbarui: 8 Oktober 2025   22:14 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak malas les piano karena dipaksa / sumber : https://www.canva.com

Sebagai guru musik, mungkin kita semua pernah ketemu murid yang ikut les bukan karena keinginannya sendiri, tapi karena dorongan orangtua. Biasanya kita bisa langsung "ngeh" dari awal, misalnya : anak datang tanpa semangat, sibuk main hp (game), lebih sering melamun, tampak tidak betah, bahkan kadang kelihatan terpaksa pegang instrumen. Sementara di luar kelas, orangtua penuh semangat cerita kalau anaknya harus bisa main musik. Situasi seperti ini kadang bikin kita serba salah.

Ilustrasi anak les musik klasik karena dipaksa orangtua / sumber : https://www.canva.com
Ilustrasi anak les musik klasik karena dipaksa orangtua / sumber : https://www.canva.com

Realita yang Sering Terjadi

Banyak orangtua punya niat baik saat mendaftarkan anaknya ke les musik. Ada yang berharap musik bisa melatih disiplin, ada yang ingin anaknya punya skill tambahan, atau bahkan sekadar ikut tren. Tapi, sayangnya, niat baik itu kadang nggak sejalan dengan minat si anak. Akhirnya, kelas musik jadi terasa lebih berat buat anak dan buat kita juga sebagai guru musik.

Aku sendiri pernah ngalamin beberapa kali. Pernah suatu waktu ngajarin drum ke murid SD. Dari awal kelihatan banget dia nggak tertarik. Tiap kali aku ajak coba lagu sederhana, dia langsung cepat bosan. Sementara setiap pertemuan les, ia hanya didampingi asisten rumah tangga, bukan oleh orangtuanya. 

Atau yang beberapa kali terjadi adalah anak - anak tampak antusias pada beberapa kali pertemuan. Hubungan dengan orangtua - guru - murid pun aman, harmonis. Namun seiring waktu beberapa bulan kemudian, mereka perlahan tidak semangat. Berbagai jurus dan strategi dari berbagai pengalaman pun sudah dikerahkan, namun tetap gagal.

Nah, di momen-momen seperti itu, aku belajar kalau tugas kita bukan sekadar ngajar teknik, tapi juga memahami dinamika antara murid dan orangtua, terlepas dari gagal atau tidaknya.

Ilustrasi guru musik frustasi / sumber : https://www.canva.com
Ilustrasi guru musik frustasi / sumber : https://www.canva.com

Perasaan Guru yang Campur Aduk

Jujur, rasanya nggak gampang. Kadang muncul rasa frustasi: "Kenapa sih harus dipaksa?" Atau "Apa yang salah dengan saya?". Tapi di sisi lain, kita juga nggak bisa langsung menolak atau menyalahkan orangtua, karena mereka juga punya harapan. Sebagai guru, kita ada di tengah-tengah: ingin mendukung anak supaya tetap merasa nyaman, tapi juga menghargai keinginan orangtua yang sudah mempercayakan anaknya pada kita. Di satu sisi lainnya, kita bukan super hero yang selalu menang seperti dalam film action. Atau, kita bukan dokter yang selalu dapat membantu menyembuhkan pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun