Pendahuluan
Mengajar musik untuk murid dewasa memang punya "rasa" yang berbeda dibandingkan mengajar anak-anak. Murid usia SMA, mahasiswa, atau bahkan yang sudah bekerja biasanya datang dengan motivasi, tujuan, dan gaya belajar yang unik. Ada yang ingin serius mengejar mimpi jadi musisi, ada yang sekadar hobi untuk melepas stres, ada juga yang baru bisa belajar musik setelah sibuk dengan sekolah atau pekerjaan.
Sebagai guru musik, memahami perbedaan ini akan sangat membantu agar proses belajar jadi lebih lancar dan menyenangkan. Yuk, kita bahas beberapa tips praktisnya!
1. Pahami Motivasi atau Niat Murid
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali alasan mereka belajar musik.
Murid SMA biasanya ingin bereksplorasi, mencari identitas, atau tampil percaya diri di depan teman-temannya.
Mahasiswa cenderung ingin menyeimbangkan akademik dengan kegiatan kreatif.
Murid yang sudah bekerja biasanya mencari musik sebagai sarana relaksasi setelah penat kerja.
Dengan tahu motivasi mereka, guru musik bisa menyesuaikan pendekatan: apakah lebih fokus ke teknik, improvisasi, atau sekadar memainkan lagu favorit.
2. Fleksibel dengan Waktu dan Gaya Belajar
Murid dewasa sering punya jadwal padat. Mahasiswa bisa sibuk kuliah atau organisasi, sementara pekerja sering kelelahan setelah jam kantor. Karena itu, fleksibilitas adalah kunci.
Cobalah:
Membuat jadwal belajar yang tidak kaku.
Menyediakan opsi kelas online atau hybrid, namun untuk kelas drum, sepertinya lebih mudah dan menyenangkan apabila dilaksanakan secara offline.
Memberi kesempatan mereka memilih tempo belajar sesuai kemampuan.
Guru musik yang fleksibel akan membuat murid merasa lebih dihargai dan nyaman. (Baca juga artikel Rahasia Menjadi Guru Musik yang Profesional dan Disukai Murid)
3. Gunakan Partitur yang Relevan
Murid dewasa biasanya lebih termotivasi kalau bisa memainkan lagu yang sesuai selera mereka. Tidak ada salahnya memberi ruang untuk request lagu favorit, entah itu pop, jazz, klasik, atau bahkan soundtrack film.
Dengan cara ini, mereka merasa belajar musik itu dekat dengan kehidupan sehari-hari, bukan sekadar latihan teori yang membosankan.
4. Libatkan Diskusi Untuk Mencari Yang Terbaik
Berbeda dengan anak-anak, murid dewasa suka diajak berdiskusi. Mereka punya pendapat sendiri tentang gaya musik, teknik, atau bahkan metode belajar. Jadi, jangan hanya satu arah.
Tanyakan, misalnya :
"Kamu lebih suka belajar lagu dulu atau teknik dulu?"
"Kalau teknik ini terlalu sulit, mau kita cari alternatif?"
Diskusi seperti ini akan membuat mereka lebih merasa terlibat, bukan sekadar "disuruh" oleh guru musik.
5. Empaty Terhadap Perjalanan Pribadi Mereka
Setiap murid dewasa punya cerita. Ada yang baru mulai dari nol, ada yang dulu pernah belajar tapi berhenti, ada juga yang ingin kembali mengejar impian masa kecil. Sebagai guru musik, kita bisa jadi pendukung utama perjalanan itu.
Berikan dorongan, apresiasi kemajuan kecil, dan ingatkan mereka bahwa musik bukan tentang siapa yang tercepat, tapi tentang menikmati prosesnya.
Penutup
Mengajar musik untuk murid dewasa memang menantang, tapi juga menyenangkan. Dengan memahami motivasi, memberi fleksibilitas, memilih repertoar relevan, mengajak diskusi, dan mendukung perjalanan mereka, guru musik bisa membuat kelas jadi pengalaman berharga.
Ingat, setiap murid dewasa membawa cerita unik. Tugas kita adalah membantu mereka mengekspresikan diri melalui musik dengan cara yang paling berarti untuk mereka.
Bagaimana dengan pengalamanmu?
Kalau kamu seorang guru musik, pernahkah mengajar murid dewasa dengan cerita menarik? Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar! Siapa tahu bisa jadi inspirasi untuk guru musik lainnya.
Atau kalau kamu sedang mencari cara lebih efektif mengajar murid dewasa, jangan ragu untuk mulai mencoba tips di atas di kelasmu. Selamat mengajar dan semoga makin banyak murid dewasa yang jatuh cinta pada musik!Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI