Mohon tunggu...
Iko Nurbaskoro
Iko Nurbaskoro Mohon Tunggu... Guru Musik / Guru Drum / Pelatih Band / Blogger

Seputar kegiatan mengajar musik, tips mengajar efektif dan efisien, hubungan dengan orang tua murid dan lingkungan, kreatifitas dalam mengajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Belajar Drum Anak Usia Dini

7 Oktober 2025   14:37 Diperbarui: 7 Oktober 2025   14:37 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru drum mengajar anak usia dini / sumber : ChatGPT

Tips, tantangan dan manfaat mengajar drum untuk anak berusia di bawah 7 tahun.

Banyak orangtua ingin anak mereka mengenal musik sejak dini. Salah satu instrumen yang menarik perhatian adalah drum. Alasannya sederhana: drum itu seru, energik, dan memberi anak kebebasan mengekspresikan diri tanpa terlalu banyak aturan di awal. Tapi bagaimana jika anak masih sangat kecil, bahkan di bawah usia 7 tahun? Apakah efektif? Apa saja tantangannya? Mari kita cermati bersama.

Ilustrasi seorang Ibu mendampingi anaknya bermain drum / sumber : ChatGPT
Ilustrasi seorang Ibu mendampingi anaknya bermain drum / sumber : ChatGPT

Tantangan Mengajar Drum Anak Usia Dini

Mengajari anak bermain drum di usia dini memiliki tantangan tersendiri, yang juga khas dihadapi pula oleh para pengajar alat musik lainnya, misalnya :

1. Rentang konsentrasi (daya fokus) yang pendek

Anak kecil biasanya hanya fokus beberapa menit saja sebelum perhatiannya teralihkan. Paling sering terjadi biasanya adalah karena bermain hp, bermain game, menonton TV (game maupun film). Karena itu, sesi belajar drum sebaiknya dibuat singkat, variatif, dan penuh permainan dan menyenangkan.

2. Koordinasi motorik yang masih terbatas

Bermain drum membutuhkan koordinasi tangan dan kaki. Untuk anak di bawah 7 tahun, biasanya masih mengalamai kesulitan dalam melakukan kordinasi motoriknya. Misalnya kordinasi antara kaik dan tangan dalam memainkan suatu beat. Terkadang pula karena tinggi badannya yang masih pendek, sehingga sulit menjangkau pedal drum. Kadang pula proses belajarnya mereka justru memancing gelak tawa dan lucu. Namun yang perlu dicatat adalah bahwa kondisi tersebut wajar.

3. Kesabaran ekstra dari guru maupun orangtua

Biasanya, anak banyak belajar melalui pengalaman atau praktek, bukan dengan belajar teori yang panjang dan sulit. Guru dan orangtua perlu memiliki kesabaran tersendiri, membiarkan mereka bereksperimen dengan bunyi-bunyian drum hasil eksplorasinya sendiri.

Ilustrasi guru drum mengajar anak usia dini / sumber : ChatGPT
Ilustrasi guru drum mengajar anak usia dini / sumber : ChatGPT

Kesulitan yang Dialami Guru Drum

Metode pengajaran harus kreatif

Anak-anak biasanya belum paham dengan notasi rumit. Guru perlu mengubah konsep belajar ritme menjadi permainan, tepuk tangan, atau lagu sederhana bahkan lagu kesukaannya, namun diatur agar dapat dimainkan secara sederhana / minimalis.

Bahasa dalam berkomunikasi yang berbeda

Anak lebih paham analogi sederhana, misalnya "snare drum seperti bunyi tepuk tangan" atau "bass drum seperti langkah raksasa, dinosaurus".

Adaptasi kurikulum

Fokusnya bukan pada pencapaian teknis, tapi pada bagaimana anak merasa nyaman dan enjoy dengan bermain drum.

Inti dari kesulitan - kesulitan di atas adalah, guru perlu memahami situasi dan kondisi, mental, cara berpikir, emosional dari masing - masing anak.

Kelebihan Belajar Drum Sejak Dini

Banyak kelebihan yang diperoleh bila guru dan anak usia dini berhasil dalam proses belajar mengajar drum, misalnya : 

1. Melatih motorik dan koordinasi

Dengan materi dan latihan yang sederhana dan disesuaikan dengan kondisinya, dapat membantu anak lebih terampil mengendalikan tangan dan kaki.

2. Mengenal ritme sejak kecil

Ritme adalah dasar musik. Anak yang terbiasa dengan beat biasanya akan lebih mudah mempelajari instrumen alat musik lainnya.

3. Meningkatkan percaya diri

Keberhasilan memainkan pola sederhana membuat anak bangga, menumbuhkan percaya diri dan sikap berani tampil.

4. Menjadi sarana ekspresi

Drum memberi ruang kebebasan bagi anak untuk menyalurkan energi dengan cara positif,  mengekpresikan perasaannya.

Hal - hal lain yang Perlu Dipertimbangkan :

1. Harga unit drum lumayan mahal untuk sebagian masyarakat.

2. Suara berisik yang dihasilkan drum (drum akustik) bisa sangat mengganggu lingkungan dalam rumah maupun luar rumah, bila tidak menggunakan peredam. 

3. Komitmen maupun konsistensi menjalankan latihan atau les pada anak cenderung moody, jadi progresnya bisa lambat.

4. Berpotensi tinggi (rentan) timbul rasa frustrasi bila terjadi kegagalan akibat target yang terlalu tinggi, dapat membuat anak kehilangan minat.

5. Biaya les drum yang mungkin dirasa mahal oleh sebagian masyarakat.

Ilustrasi kedua ayah dan ibu mendukung anak usia dini belajar drum / sumber : ChatGPT
Ilustrasi kedua ayah dan ibu mendukung anak usia dini belajar drum / sumber : ChatGPT

Tips untuk Orangtua dan Guru

1. Jagalah suasana agar tetap fun, biarkan anak bereksperimen dulu. Biarkan anak bermain sesukanya dulu (karena memang usianya adalah usia bermain), namun tetap dibimbing.

2. Gunakan lagu-lagu familiar yang sederhana untuk sarana latihan.

3. Latihan singkat tapi rutin misalnya 10 menit sehari, lebih baik daripada 1 jam seminggu.

4. Berikan apresiasi dan pujian kecil atau rekaman video agar bisa meningkatkan semangatnya.

5. Orangtua sebaiknya ikut mendukung aktif agar anak lebih bersemangat, namun dalam pengertian yang positif, bukan melakukan intervensi negatif. (baca juga Dukungan Dan Pentingnya Intervensi Positif  Orangtua Murid Dalam Les Musik)

6. Hendaknya orangtua memposisikan guru sebagai partner dibanding menganggap guru adalah pegawai atau bawahannya, sehingga kendala belajar mengajar yang ada dapat segera dicarikan solusinya bersama.

7. Bisa saja terjadi, meski kita sudah berusaha dengan berbagai strategi, namun tetap tidak berhasil membawa sang anak fokus. Bila terjadi demikian, jangan ragu untuk segera mengkomunikasikan dengan orangtua agar diperoleh solusi yang terbaik untuk semuanya. Dari pengalaman yang ada, biasanya kasus ini terjadi antara lain : orangtua yang memaksakan anaknya les drum sementara sang anak sebenarnya tidak mau, terjadi pada anak yang memiliki kecenderungan hyperactive, autis, ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).

Penutup

Mengajar drum untuk anak di bawah 7 tahun memang penuh tantangan : konsentrasi pendek, koordinasi yang belum matang, hingga kesulitan teknis bagi guru. 

Namun bila berhasil, manfaatnya juga besar, dari motorik, ritme, percaya diri, hingga ekspresi diri.

Kuncinya adalah pada pendekatan yang sabar, kreatif, dan menyenangkan sesuai dengan dunianya. Dengan dukungan kerjasama orangtua dan guru, anak-anak bisa menikmati perjalanan musik mereka sejak dini, bahkan mungkin menumbuhkan kecintaan terhadap seni musik.

Bila terjadi kegagalan, bukan berarti guru musik atau orangtuanya gagal, namun bisa jadi memang sang anak tidak memilki bakat musik atau memang belum cukup usianya (khusus terhadap anak tersebut).

Bagaimana dengan kamu?

Kalau kamu seorang guru drum juga, apa saja pengalamanmu yang paling menantang ketika mengajar anak usia dini? Yuk, share pengalamanmu di kolom komentar! Siapa tahu ceritamu bisa jadi inspirasi untuk guru drum lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun