Mohon tunggu...
iko agustina boangmanalu
iko agustina boangmanalu Mohon Tunggu... Dosen - Perempuan

sayapun menyusun kata-kata itu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sampai Ketemu Lagi

29 Agustus 2019   15:10 Diperbarui: 29 Agustus 2019   15:14 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Suara-suara kendaraan dari kejauhan seakan memberitahu bahwa tak lagi ada kamu di kota ini"

            Setiap pertemuan berujung pada datangnya hari perpisahan. Klasik diucap mereka yang ditinggal maupun yang meninggalkan. Berjabat tangan dan bertukar nama menjadi mula, peluk dan salam pisah di kemudian. Memang tidak selebai yang digambarkan sinetron-sinetron di negeri ini. Bermalam-malam menangis sambil memeluk bantal atau berhari-hari tidak selera makan. 

Tetapi mengingat seseorang tak tergapai muka ke muka lagi menciptakan ruang yang sepi. Kecil ruang itu, dapat ditepis dengan nada-nada gitar atau tawa teman-teman yang masih di sini. Tidak sediam sumur kosong yang dalam. 

Hanya sesepi rumah yang ditinggal semalam oleh penghuninya. Namun, aku memilih merasakan dan mendengarnya lebih saksama. Siapa tahu, ruang sepi itu hendak menyampaikan sesuatu untuk kumengerti.

            Lalu, potongan-potongan memori yang dilalui bersama berkelabat di atas kepala. Pertemuan pertama di warung makan, temannya adalah teman dari temanku, seterusnya bertukar nomor telepon. Pertemuan kedua dan selanjutnya, berbagi kisah hidup dan seterusnya, juga pertukaran pandangan dan sejenisnya. 

Persamaan dapat mengeratkan tetapi bukan berarti perbedaan meregangkan, lebih sering disikapi dengan penerimaan atau malah bahan mengevaluasi diri sendiri. Saling mengingatkan untuk melakukan kebaikan, saling menegur saat berada di pihak yang salah, juga saling memperhatikan kalau-kalau butuh bantuan. 

Kedua pihak tahu betul, hubungan baik tidak dapat dibangun oleh sebelah tangan saja.  Pertemanan menjadi karib sekalipun bukan sedekat yang digambarkan sinetron-sinetron remaja di negeri ini dengan 'best friends forever-nya' atau boneka pink seragamnya atau cincin pertemanan selamanya. Tentu tidak sealay itu.

            Tidak selamanya memang sikap bijak menghadapi perbedaan konstan dilakukan. Ada kalanya berbeda menilai sesuatu sedikit menciptakan rasa tidak nyaman antara dua pihak. Biasanya, salah satu atau malah keduanya undur dari pertemuan dan interaksi yang terlalu sering. Mencoba melihat ke dalam diri sendiri. 

Saat menemukan ada yang salah, pertemanan yang dewasa memang menciptakan ruang untuk meminta maaf sehingga tidak perlu kuatir sebab maaf pasti akan diberikan. Saat salah sedang di pihak lain, persahabatan yang dewasa juga tahu betul memberi maaf bahkan sebelum diminta oleh pihak yang salah.

 Selain itu, perbedaan tidak mesti ada yang salah maka disikapi dengan pemahaman bahwa setiap manusia punya prinsip, cara hidup, dan tujuan masing-masing. Pertemanan bukan perihal kompak style nya kemana-kemana atau seragam pandangan dan ideologi hidupnya. Pertemanan cukup ditandai dengan satu pihak sadar betul temannya mengasihinya, begitu pula sebaliknya.

            Saat jarak per waktu dikali pada sebuah keputusan yang menghasilkan momen perpisahan, keduanya tahu masa seperti itu memang lazim dan pertemuan tidak perlu disesali karena datangnya momen yang sangat lazim itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun