Mohon tunggu...
Ikmal Trianto
Ikmal Trianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Setengah mahasiswa setengah pekerja

Tukang nulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rahasia Hukum Tarik-Menarik

6 Juni 2022   11:19 Diperbarui: 29 Agustus 2022   23:41 1807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang menjadi rahasia besar kehidupan adalah hukum tarik-menarik atau lebih dikenal sebagai law of attraction. Hukum ini adalah hukum alam dan mengatakan bahwa kemipiran menarik kemiripan pula. Jadi, ketika kita memikirkan suatu pikiran, kita juga menarik pikiran-pikiran serupa ke diri kita sendiri. 

Pikiran itu bersifat magnetis dan memiliki frekuensi. Ketika kita memikirkan suatu pikiran maka pikiran itu akan dikirim ke Semesta dan secara magnetis akan menarik semua hal serupa yang berada di frekuensi yang sama. Segala sesuatu yang dikirimkan ke luar akan kembali ke sumbernya, yaitu kita sendiri.

Kita seperti sebuah menara penyiaran, yang memancarkan frekuensi dengan pikiran-pikirannya. Pikiran menentukan frekuensi kita dan perasaan akan menyatakan frekuensi kita berada dimana. Ketika kita merasa buruk, kita berada di frekuensi yang menarik lebih banyak hal buruk dan sebaliknya.

Hukum tarik-menarik menjamin pemenuhan permintaan kita. Dalam proses penciptaan yang ada membantu kita menciptakan situasi yang kita inginkan dalam tiga langkah sederhana: meminta, percaya dan menerima. Meminta apa yang kita inginkan kepada semesta adalah kesempatan untuk menjelaskan apa yang kita inginkan. 

Percaya melibatkan bertindak, berbicara, dan berpikir seakan-akan kita sudah menerima apa yang kita minta. Ketika kita memancarkan frekuensi menerima, hukum tarik-menarik akan menggerakan orang, peristiwa dan situasi kepada kita untuk menerima. Menerima melibatkan perasaan yang kita rasakan ketika permintaan kita terwujud.

Dalam berproses kita tentu akan berharap. Harapan adalah daya tarik yang kuat. Maka harapkanlah hal-hal yang kita inginkan dan jangan mengharapkan hal yang tidak kita inginkan. Kemudian bersyukur adalah proses yang sangat kuat untuk mengalihkan energi dan mendatangkan lebih banyak hal yang kita inginkan ke dalam hidup. Bersyukurlah untuk apa yang sudah kita miliki, hal itu akan menarik lebih banyak kebaikan kepada kita. Berterima kasih dalam pengharapan atas apa yang kita inginkan akan memberi daya dorong 'turbo' pada Hasrat kita dan mengirim sinyal yang lebih kuat pada semesta.

Visualisasi membantu proses menciptakan gambaran tentang diri kita yang sedang ingin menikmati apa yang ada di pikiran kita. Ketika kita melakukan visualisasi, kita sedang membangun pikiran dan perasan tentang keadaan sudah memiliki apa yang kita minta. Kemudian hukum tarik-menarik akan mengembalikan realitas itu kepada kita, sama halnya seperti apa yang kita pikirkan.

Untuk menggunakan hukum tarik-menarik bagi kepentingan kita, jadikan hukum ini sebagai kebiasaan dan cara hidup kita. Bukan hanya peristiwa sekali saja. Jadikan hukum ini sebagai refleksi atas kebiasan dalam keseharian kita dan lakukan secara berulang.

Kita bertanggung jawab untuk diri kita sendiri. Tugas kita adalah diri kita. Kecuali jika kita mengisi diri terlebih dahulu, kita tidak memiliki apapun untuk diberikan kepada orang lain. Perlakukan diri dengan cinta dan hormat, maka kita akan menarik orang-orang yang menunjukkan cinta dan hormat pada diri kita. Fokuskan diri pad akualitas yang kita sukai dari diri kita, maka hukum tarik-menarik akan menunjukkan lebih banyak hal yang hebat tentang kita.

Kita menarik apa yang kita tolak karena kita berfokus padanya dengan emosi yang kuat, untuk mengubah sesuatu masuklah ke dalam dan pancarkan sinyal baru melalui pikiran dan perasaan kita. Kita tidak dapat menolong dunia dengan berfokus pada hal-hal negatif. Ketika kita berfokus pada peristiwa negatif, kita bukan saja menambahnya, tetapi juga mendatangkan lebih banyak hal negatif ke dalam hidup kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun