Anemometer berasal dari bahasa Yunani "anemos" yang artinya "angin" dan "metron" yang berarti "pengukur". Jadi, anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin di suatu tempat.
Data yang dihasilkan oleh anemometer digunakan BMKG untuk:
1. Membuat prakiraan cuaca harian.
2. Mengenali kemungkinan terjadinya badai atau angin kencang.
3. Menganalisis pola aliran udara dan iklim.
4. Membantu menjaga keselamatan dalam penerbangan dan pelayaran.
Prinsip kerja anemometer didasarkan pada hubungan antara kecepatan angin dan respons dari sensor mekanis atau elektronik. Ketika angin bergerak, sensor seperti baling-baling, cawan, atau sensor ultrasonik akan mendeteksi kecepatan aliran udara tersebut, lalu mengubahnya menjadi bentuk sinyal listrik atau angka digital yang bisa dibaca oleh orang yang menggunakannya.
Anemometer konvensional bekerja dengan cara mekanis, sedangkan anemometer modern, seperti jenis digital atau ultrasonik, menggunakan sensor tanpa bagian bergerak untuk meningkatkan presisi dan kecepatan dalam memberikan hasil.
Klasifikasi Anemometer Berdasarkan Teori Pengukuran. Berikut penjelasannya:
1. Berdasarkan Prinsip Kerjanya
Menurut teori dalam dokumen “Ragam Alat Ukur”, alat ukur dibagi menjadi dua jenis, yaitu aktif dan pasif:
- Anemometer aktif: memerlukan energi seperti listrik atau baterai agar sensor dapat bekerja dan mencatat data.
Contohnya adalah anemometer digital ultrasonik yang digunakan oleh BMKG.
- Anemometer pasif: jenis ini jarang digunakan karena hampir semua anemometer membutuhkan energi untuk memberikan hasil yang akurat.
2. Berdasarkan Perubahan Data yang Dihasilkan
- Anemometer analog: menggunakan sistem mekanik, seperti cawan yang berputar, dan menampilkan hasilnya dalam bentuk jarum atau skala.
- Anemometer digital: menggunakan sensor elektronik dan menampilkan hasil sebagai angka di layar digital atau komputer.
3. Berdasarkan Output yang Diberikan
- Anemometer tidak cerdas: hanya menampilkan nilai kecepatan angin tanpa menyimpan atau mengolah data.
- Anemometer cerdas: mampu merekam, mengirim, dan menganalisis data secara otomatis.
Jenis ini biasanya terintegrasi dalam sistem cuaca otomatis (Automatic Weather Station/ AWS) yang digunakan oleh BMKG.
Dalam teori instrumentasi, alat ukur bisa dibagi berdasarkan cara mereka merespons perubahan sinyal masukan, yaitu menjadi alat ukur statis dan alat ukur dinamik.
1. Anemometer Sebagai Alat Ukur Dinamik
Anemometer termasuk dalam alat ukur dinamik karena merespons perubahan kecepatan angin yang terjadi secara terus-menerus.
Berikut beberapa kategori respon alat terhadap perubahan tersebut:
a. Sistem Orde Nol
Merupakan sistem ideal yang langsung mengikuti perubahan masukan tanpa keterlambatan.
Contoh: Anemometer ultrasonik digital yang mendeteksi kecepatan angin dengan sensor gelombang ultrasonik, hampir langsung tanpa jeda. Alat ini responsif dan tidak memperhatikan kondisi sebelumnya.
b. Sistem Orde Satu
Merespons perubahan kecepatan angin dengan sedikit keterlambatan, karena ada massa sensor dan gesekan udara.
Contoh: Anemometer cawan — saat angin tiba-tiba berubah besar, cawan membutuhkan sedikit waktu untuk mencapai kecepatan putar yang sesuai dengan kecepatan angin sebenarnya.
c. Sistem Orde Dua
Menunjukkan respons yang lebih kompleks, bisa terjadi osilasi atau getaran sebelum mencapai kestabilan.
Contoh: Anemometer baling-baling, karena baling-baling memiliki inersia dan bisa sedikit bergetar sebelum stabil ketika angin berubah tiba-tiba.
2. Anemometer Sebagai Alat Ukur Statis
Meskipun merupakan alat dinamik, anemometer juga punya karakteristik statis, yaitu kemampuannya menunjukkan nilai kecepatan angin rata-rata dalam jangka tertentu. Ni
lai ini sering digunakan BMKG sebagai data kecepatan angin harian atau bulanan yang stabil, tanpa memperhatikan fluktuasi sementara.
Fungsi Anemometer di BMKG
Anemometer digunakan oleh BMKG dalam berbagai keperluan, yaitu:
-Mengukur kecepatan dan arah angin secara langsung dan terus-menerus.
-Menentukan jenis cuaca (tenang, berangin, atau badai).
-Membantu memberi peringatan lebih awal terhadap kemungkinan angin kencang dan siklon tropis.
-Menganalisis pola angin di tingkat global dan lokal sebagai bahan penelitian iklim.
-Menjamin keselamatan transportasi udara dan laut dengan memberikan informasi terbaru mengenai arah dan kecepatan angin.
Kesimpulan
Anemometer adalah alat pengukur yang aktif dan dinamis yang digunakan BMKG untuk mengukur kecepatan dan arah angin.
Berdasarkan ciri-cirinya:
Termasuk alat pengukur aktif, karena memerlukan sumber energi listrik.
Bentuknya bisa analog atau digital, tergantung pada cara sistem mengukurnya.
Memiliki respons dinamis yang dapat dibagi menjadi:
Zero order → respons sangat cepat (anemometer ultrasonik).
First order → respons agak lambat (anemometer cawan).
Second order → respons berfluktuasi (anemometer baling-baling).
Dengan gabungan sifat statis dan dinamis ini, anemometer mampu memberikan data yang presisi dan berkelanjutan, menjadikannya salah satu alat yang sangat penting dalam sistem observasi cuaca BMKG.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI