Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Dengan Membaca Kamu Mengenal Dunia, Dengan Menulis Kamu Dikenal Dunia"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manfaatkan Produk Keuangan: Sebuah Kisah dari Rumah Tangga yang Terpuruk

31 Agustus 2020   00:03 Diperbarui: 31 Agustus 2020   00:45 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: sp.depositphotos.com| Pembuat: Kzenon

Buk Salma termanggu sendirian. Serentak dalam benaknya bergumpal suatu masalah. Masalah yang kemungkinan besar selalu ada dalam sebuah keluarga manakala setiap bulannya pendapatan atau pemasukan harus digunakan untuk membayar sekian banyak pos pengeluaran.

Dalam kalbunya yang jauh, ia menyadari kehidupannya yang kurang berubah  dari tahun ke tahun. Sejak sendiri, punya suami dan anak-anak, pengeluaran sering kali jauh lebih banyak dibanding pemasukan. Apalagi kalau mempunyai keinginan yang kadang timbul secara mendadak.

Tidak lama lagi anak laki-laki-nya selesai menamatkan pendidikan SMA, dan bercita-cita masuk ke jenjang universitas. Mestikah cita-cita anaknya terhalang karena keterpurukan keuangan?

"O.., tidak! Anakku harus bersekolah sampai ke perguruan tinggi, harus. Zaman sekarang siapapun yang tidak memiliki pendidikan akan terhempas  di "keranjang sampah"  bangsa." Buk Salma membatin yang tak ingin anaknya mengalami nasib yang buruk di masa depan.

"Bagaimana, Pa? Tahun depan anak kita akan masuk perguruan tinggi, mungkin tidak?" Tanya bu Salma kepada suaminnya pada suatu sore.

"Mengapa tidak mungkin? Mama jangan khawatir." Balas pak Hendra.

"Bagaimana saya tidak khawatir, selama ini kita hanya mengandalkan penghasilan bulanan dan tabungan, sedangkan keadaan kita cukup banyak pos pengeluaran yang harus dipenuhi," sindir bu salma pada suaminya.

"Kalau terus menerus diambil tabungan setiap bulannya, tentu akan habis pa, ibu tidak mau mengalami defisit dan akhirnya harus berutang." Seru bu Salma lagi.

"Aku mengerti, aku mengerti," tukas Pak Hendra.

"Bapak jangan hanya mengerti saja, tapi harus punya alternatif, seperti mencari produk keuangan lain yang memberikan imbal hasil yang lebih dibanding tabungan."

"Bagus, ide bagus, istriku hebat, makin tua makin kreatif," puji pak Hendra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun