Bicara soal bisnis rumahan, siapa sih yang nggak kenal Steve Jobs dan Apple-nya?
Percaya atau nggak, mereka mulai dari... garasi. Iya, garasi! Sama kayak saya, cuma bedanya dia jual gadget, saya jual beras. Tapi siapa tahu, kan?
Kalau Apple bisa mulai dari rumah dan sekarang jadi perusahaan triliunan dolar, kenapa saya nggak boleh mimpi?
Dan bukan cuma Apple. Roti Unyil Venus dari Bogor? Lapis Talas? Semua awalnya cuma usaha rumahan. Tapi dengan kerja keras, keuletan, dan sedikit keberuntungan, bisa jadi ikon kuliner kota.
Impian Itu Gratis, Tapi Butuh Usaha
Dari warung kelontong sederhana di garasi, dari rak-rak kecil yang penuh mie instan dan kopi sachet, saya belajar banyak soal bisnis dan hidup.
Usaha rumahan memang kecil, tapi impian yang ditopangnya bisa sangat besar. Kuncinya adalah konsistensi, kerja keras, dan jangan lupa: jaga semangat, jaga stok, dan jangan jualan sambil ngantuk.
Kalau bisa mulai dari rumah, kenapa harus cari jauh-jauh?
Saya percaya, bisnis rumahan itu bukan sekadar peluang. Tapi cerminan semangat keluarga untuk mandiri, bertahan, dan berkembang.
Dan siapa tahu, dari warung sembako saya, nanti lahir "Apple" versi Indonesia---dengan etalase lebih sederhana, tapi mimpi yang sama tingginya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI