Sayangnya, mindset masyarakat kita adalah ketika mampu berbicara bahasa asing lalu mengado-gadokannya dengan bahasa Indonesia membuat mereka terlihat lebih pintar. Tak ada yang salah ketika mempelajari bahasa asing lalu mempraktekannya dalam kehidupan, tapi yang perlu diingat adalah ketika kamu tinggal di suatu negara dan menetapkan diri menjadi warga negara maka ikutilah semua yang ada di negara tersebut, tak terkecuali cara berbahasa. Jangan justru mengaku sebagai warga negara tapi dalam keseharian justru berbahasa lain dari bahasa negara tersebut. Bahasa Indonesia juga tak kalah keren kok dengan bahasa asing.
Bukankah bahasa juga termasuk dalam unsur budaya? Ketika kamu ingin melestarikan suatu budaya, maka bahasa juga termasuk di dalamnya yang harusnya ikut dilestarikan.
Seorang pakar bahasa Indonesia, Yus Badudu mengatakan, untuk berbahasa Indonesia kita harus menperdalam pengetahuan kita tentang bahasa Indonesia dan banyak membaca buku-buku yang baik isi dan dan bahasannya, serta harus banyak mendengarkan tuturan orang yang bahasannya teratur. Tanpa usaha ke arah itu, penguasaan bahasa Indonesia kita tetap tidak akan baik.
Bahasa Indonesia sangat berpotensi untuk bisa menjadi bahasa Internasional, seperti layaknya bahasa Inggris. Tetapi, hal itu pun harus dibarengi oleh sikap masyarakatnya itu sendiri. Ikut melestarikan bahasa resmi kita lalu mengenalkannya pada bangsa lain rasanya sudah sangat membantu untuk membuat bahasa kita maju. Jangan sampai menjadikan bahasa lain sebagai bahasa keseharian ketimbang bahasa Indonesia, atau menggado-gadokan antara bahasa Indonesia dengan bahasa lain juga saya kira terdengar tidak enak. Silahkan mempelajari, tapi tidak menggeser bahasa yang telah ada.