Industri memainkan peran penting sebagai penggerak utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Pengembangan industri yang terarah dan terencana dapat meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong kemajuan teknologi. Selain itu, industri memainkan peran penting dalam meningkatkan nilai tambah produk domestik dan meningkatkan daya saing ekonomi di pasar internasional. Pemerintah Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan sektor ini dengan meluncurkan berbagai program dan kebijakan yang berfokus pada membangun industri yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Menurut UU Perindustrian No. 3 Tahun 2014, pemerintah diwajibkan berpartisipasi dalam pengembangan sektor industri. Salah satu caranya adalah dengan membuat dan menerapkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). RIPIN berfokus pada pengembangan 10 kelompok industri utama, yaitu:
- Industri Pangan, yang mencakup pengolahan produk pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan menjadi produk bernilai tambah.
- Industri Farmasi, Kosmetik, dan Alat Kesehatan, yang mencakup pembuatan obat-obatan, bahan baku farmasi, kosmetik dan peralatan medis.
- Industri Tekstil dan Produk Tekstil, yang mencakup seluruh proses pembuatan tekstil, dari serat hingga pakaian jadi.
- Industri Otomotif, yang mencakup pembuatan kendaraan bermotor, komponen dan pengembangan teknologi transportasi.
- Industri Elektronik dan Telematika mencakup manufaktur perangkat elektronik seperti komputer, ponsel serta peralatan telekomunikasi.
- Industri Peralatan Listrik mencakup generator, motor dan peralatan distribusi listrik.
- Industri Logam Dasar dan Barang Logam terdiri dari pembuatan logam seperti besi, baja, aluminium, dan produk turunannya.
- Industri Alat Transportasi Lainnya: kapal, pesawat, kereta api dan kendaraan khusus lainnya.
- Industri Kimia Dasar terdiri dari pembuatan bahan kimia untuk berbagai tujuan industri.
- Industri Mesin dan Peralatan mencakup manufaktur mesin industri, alat berat, peralatan pertanian dan mesin lainnya.
Gambar berikut menunjukkan sepuluh industri prioritas yang termasuk dalam Bangun Industri Nasional:
Dengan fokus pada meningkatkan daya saing, inovasi dan kontribusi ekonomi, RIPIN merupakan peta jalan strategis untuk pengembangan sektor industri di Indonesia. Pemerintah bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung investasi, menyediakan infrastruktur dan mengembangkan SDM yang kompeten.
Industri kimia dasar, khususnya petrokimia yang berbasis minyak bumi, gas dan batubara adalah salah satu sektor utama RIPIN. Cakupan industri ini sangat luas, termasuk kimia, pupuk, farmasi, karet dan plastik. Menurut Kode Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020, industri petrokimia diklasifikasikan menjadi tiga sektor utama. Salah satu sektor prioritas dalam RIPIN adalah Industri Kimia Dasar, khususnya industri petrokimia yang berbasis minyak bumi, gas dan batubara. Industri ini memiliki cakupan yang luas, meliputi sektor kimia, pupuk, farmasi, karet dan plastik. Klasifikasi industri petrokimia mengikuti Kode Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020, yang membagi industri ini menjadi tiga sektor utama:
- Industri Hulu (201): Meliputi pembuatan bahan kimia dasar, pupuk, dan senyawa nitrogen, termasuk plastik dan karet sintetis dalam bentuk awalnya.
- Industri Antara (202 dan 203): Meliputi Industri Barang Kimia Lainnya (202) dan Industri Petrokimia Lainnya (203).
- Industri Hilir (210, 221, & 222): Mencakup farmasi, obat tradisional dan kimia, karet, dan barang lain.
Industri petrokimia bekerja untuk menghasilkan berbagai macam senyawa kimia dari minyak bumi, gas (seperti gas alam, kondensat dan Naphta), batubara dan biomassa. Senyawa kimia ini termasuk olefin, aromatik, gas sintesis dan zat organik lainnya. Industri ini berfokus pada meningkatkan nilai tambah dari bahan baku yang digunakan. Industri petrokimia dasar termasuk dalam kategori Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber dari Minyak Bumi, Gas Alam dan Batubara menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Produksi bahan kimia dasar organik seperti etilena, propilena, benzena, toluena, kaprolaktam dan pengolahan batu bara termasuk dalam kategori ini.
Industri petrokimia memainkan peran penting dalam ekonomi global karena menyediakan bahan-bahan penting untuk berbagai industri. Industri ini menciptakan banyak peluang bisnis dan memengaruhi kehidupan sehari-hari dengan mengubah gas alam dan minyak bumi menjadi berbagai produk kimia. Produk petrokimia seperti etilena, propilena dan butadiena digunakan sebagai bahan baku untuk membuat plastik, yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan modern, mulai dari peralatan rumah tangga hingga kemasan makanan. Serat sintetis yang dihasilkan dari petrokimia juga sangat penting bagi industri tekstil karena memungkinkan pembuatan pakaian yang tahan lama dan kreatif.
Selain itu, sektor pertanian sangat bergantung pada industri petrokimia untuk penyediaan pupuk dan pestisida yang diperlukan guna meningkatkan produksi tanaman. Di industri otomotif, bahan-bahan petrokimia digunakan dalam pembuatan ban, pelumas dan komponen plastik yang esensial bagi kendaraan modern. Bahkan di industri elektronik, kabel isolasi, pelapis dan komponen plastik memainkan peran penting dalam memastikan kinerja perangkat elektronik yang andal dan aman. Industri petrokimia memegang peran krusial sebagai tulang punggung bagi berbagai sektor industri lainnya dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Berikut adalah beberapa peran dan kontribusi utama industri petrokimia:
- Penyedia Bahan Baku: Industri petrokimia menghasilkan berbagai bahan baku penting seperti etilena, propilena, benzena dan toluena. Bahan-bahan ini digunakan dalam produksi plastik, karet sintetis, serat sintetis, pupuk, pestisida, deterjen, kosmetik, obat-obatan dan berbagai produk lainnya.
- Pendukung Sektor Industri Hilir: Produk petrokimia menjadi komponen kunci dalam industri manufaktur, pertanian, konstruksi, transportasi dan sektor lainnya. Industri petrokimia yang kuat akan mendorong pertumbuhan industri hilir dan meningkatkan daya saing produk nasional.
- Penyerap Tenaga Kerja: Industri petrokimia menciptakan banyak lapangan kerja secara langsung dan tidak langsung, termasuk sektor hulu (eksplorasi dan produksi minyak dan gas), sektor menengah (pengolahan minyak dan gas menjadi produk petrokimia), dan sektor hilir.
Industri petrokimia juga menghadapi masalah, terutama yang berkaitan dengan konsekuensi lingkungan. Gas rumah kaca, polusi udara dan air, serta limbah berbahaya dapat dihasilkan dari proses produksi petrokimia.