Pagi ini anakku berkata:
"Pah, sekarang kan Dede libur sekolah, papah libur kerja, ayo kita bersepeda ke Ciburial! Kan papah sudah janji!"
(Fyi: Â Ciburial adalah kolam renang sederhana berjarak kurang lebih 1.5 km dari rumah kami)
"Hayu, Â siapppp!" Â Jawabku
Sambil meng-OK-kan ajakan anakku, sunnguh  hatiku teramat bingung,  sebab tiket masuk ke kolam renang Ciburial itu Rp. 5.000,- dan biasanya anakku menyewa ban untuk berenang seharga Rp. 5.000,- juga.  Jadi minimal jika tanpa jajan haruslah ada uang Rp. 15.000,-. Sementara itu tak satu rupiah pun aku miliki pagi ini.
Malah dari beberapa hari lalu, aku tak jumpa dengan rupiah. Hidup begini amat. Kenapa pula harus ada penemuan berupa uang zaman dahulu.
"Ayo siapin baju untuk salin, anduk sama air minum!" Â Pintaku pada si Bungsu.
Sementara aku mencoba mengontak teman bernama Eep saepul Malik. Dia adalah kepala desa di desa tetangga. Yaaa barangkali aja ada "duit tiis".
Kemarin aku menawarkan infocus padanya, Â kali aja bisa DP-in dulu berapa aja gitu!
Hidup memang asyik.
Dari yang ada menjadi tiada.
Kecuali Tuhan dan rahmat-Nya akan selalu ada dan dapat berwujud Eep Saepul Malik atau apa saja sesuai kehendak-Nya.
Anakku riang bersepeda dan berenang.
Tempat beras di dapur pun kini terisi.
Alhamdulillah
Salam
Pagawe Desa