Mohon tunggu...
Ikhsan Setiawan
Ikhsan Setiawan Mohon Tunggu... dosen

seorang dosen pendidikan agama islam di salah satu perguruan tinggi di kota malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghidupkan Kembali Mushola Melalui Teknologi di Teluk Bayur Utama

9 Oktober 2025   11:19 Diperbarui: 9 Oktober 2025   11:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di tengah pesatnya perkembangan kawasan hunian modern, kehidupan sosial dan keagamaan sering kali berjalan sendiri-sendiri. Warga sibuk dengan rutinitas, interaksi antar tetangga berkurang, dan rumah ibadah di lingkungan kadang hanya menjadi bangunan sunyi tanpa kegiatan berarti. Itulah yang sempat terjadi di Perumahan Teluk Bayur Utama, Kelurahan Pandanwangi, Kota Malang.

Sebagai kawasan baru dengan sekitar 30 kepala keluarga dari beragam profesi --- ASN, TNI, karyawan swasta, hingga wirausaha --- kehidupan sosial warga masih terasa kaku. Mushola di lingkungan tersebut belum berfungsi efektif sebagai pusat ibadah dan silaturahmi. Banyak warga lebih memilih beribadah di rumah, dan suasana kebersamaan keagamaan hampir tidak terasa.

Melihat kondisi itu, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Politeknik Negeri Malang berinisiatif untuk menghidupkan kembali semangat ibadah dan kebersamaan warga melalui langkah sederhana namun bermakna: pemasangan jam waktu sholat otomatis di mushola.

Jam waktu sholat otomatis ini bukan sekadar alat elektronik, melainkan pengingat disiplin dan pemersatu warga. Alat ini dirancang untuk mengumandangkan adzan dan menampilkan waktu sholat lima waktu secara otomatis, disesuaikan dengan jadwal resmi Kementerian Agama.

Dengan teknologi ini, suara adzan kini terdengar jelas di lingkungan Teluk Bayur Utama setiap waktu sholat tiba. Warga yang sebelumnya jarang ke mushola mulai datang kembali. Anak-anak ikut orang tuanya sholat berjamaah. Bahkan beberapa warga kini rutin melaksanakan pengajian dan tadarus setelah Maghrib.

Program ini ternyata membawa dampak yang lebih luas dari sekadar meningkatkan kedisiplinan ibadah. Mushola kini menjadi pusat interaksi sosial baru. Warga yang dulu jarang saling menyapa kini sering bertemu di mushola, berbincang setelah sholat, bahkan merencanakan kegiatan bersama seperti kerja bakti dan santunan anak yatim.

Nilai-nilai ukhuwah islamiyah mulai tumbuh kembali. Teknologi sederhana telah menjadi jembatan yang mempererat tali silaturahmi dan solidaritas sosial di tengah masyarakat modern yang cenderung individualistis.

Keberhasilan ini tidak lepas dari semangat kolaborasi. Tim dosen dan mahasiswa bekerja sama dengan pengurus mushola serta warga setempat sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Proses pemasangan alat melibatkan warga secara langsung, agar mereka memiliki rasa tanggung jawab dan kepemilikan terhadap fasilitas baru tersebut.

Setelah alat terpasang, kami juga melakukan pelatihan sederhana kepada pengurus tentang cara mengatur jadwal, merawat alat, dan memanfaatkan mushola untuk kegiatan keagamaan dan sosial. Hasilnya, warga kini mampu mengelola mushola secara mandiri dan berkelanjutan.

Kisah dari Teluk Bayur Utama ini memberikan pelajaran penting bahwa dakwah dan pemberdayaan masyarakat tidak selalu harus melalui ceramah atau kegiatan besar. Kadang, inovasi kecil seperti jam waktu sholat otomatis dapat menjadi pemicu perubahan besar.

Teknologi, ketika digunakan dengan niat baik dan pendekatan yang tepat, bisa menjadi alat untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan dan sosial. Mushola yang dulu sepi kini ramai. Warga yang dulu sibuk dengan urusannya masing-masing kini saling mengenal dan membantu.

Lebih dari sekadar proyek pengabdian, ini adalah gerakan kecil untuk menghidupkan ruh kebersamaan dan ketakwaan di tengah kehidupan modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun