Mohon tunggu...
Ikhsan Bawa
Ikhsan Bawa Mohon Tunggu... -

Seorang karyawan Toko Buku\r\nFollow Twitt: @Ikhsan_Bawa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Media Oooohhhh Media...

24 April 2015   07:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:44 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Ikhsan Bawa AM

Media oh media...

Media itu berisik

Media itu membosankan

Berita yang ditampilkan tidak lebih dari bualan

Omong kosong!

Media oh media...

Media itu tong kosong—nyaring bunyinya, cempreng suaranya, dan lugu sajiannya (kekanak-kanakan)

Media itu pembual

Dan semuanya bualan

Media oh media...

Media itu seperti mainan

Mainan siapa?

Mainan bagi mereka anak-anak pemerintahan

Mainan bagi mereka anak-anak pemilik modal

Dan mainan bagi mereka pemimpin yang demen pencitraan

Media oh media...

Media itu katanya sumber informasi

Media itu katanya pemberi suntikan gizi

Media itu katanya pencerah hati

Media itu katanya mendidik nurani

Itu katanya, kata siapa?

Kata mereka yang suka nampang di berita

Media oh media...

Dimana wajahmu?

Dimana etikamu?

Dimana kesantunanmu?

Dan dimana kenetralanmu?

Aku mencarimu dalam setiap sudutmu

Aku mencarimu dalam setiap suaramu

Aku mencarimu dalam setiap tampilanmu

Tapi aku tak menemukanmu

Aku hanya menemukan cacian untuk lawan

Aku hanya menemukan pujian untuk kawan

Aku hanya menemukan sanjungan untuk pencitraan

Aku sama sekali tidak menemukan kenetralan dalam cerita kesenjangan

Media oh media...

Kau telah membongkar pemikiranku

Kau mencoba merayuku dengan perbudakan busukmu

Kau mencoba menggiringku mengikuti alurmu

Aku tak mau, aku tak mau, sekali lagi, aku tak mau !

Media oh media...

Opinimu bukan opiniku

Pemikiranmu bukan pemikiranku

Beritamu bukan beritaku

Apalagi manipulasimu, itu sama sekali bukan aku

Media oh media...

Jangan lagi kau racuni aku

Jangan lagi kau rayu aku

Jangan lagi kau asupi aku

Aku sudah terlalu bodoh untuk mengikuti gayamu

Media oh media

Tahukah kau?

Dunia ini hancur gara-gara ulahmu

Tahukah kau?

Bangsa ini roboh karena tingkahmu

Tahukah kau?

Masyarakat ini bingung dengan celotehmu

Tahukah kau?

Mata ini bosan memandangi akal-akalanmu

Media oh media

Aku memohon kepadamu

Bahkan pada Tuhan

Agar kau kembali ke jalan yang benar

Jalan yang lurus

Jalan yang sesuai dengan kemanfaatan

Bukan jalan-jalan kebobrokan saja yang kau sajikan

Media oh media

Aku butuh dorongan pengetahuan

Aku rindu pada kenanganku dulu, kenangan kecilku melihat kehebatan anak-anak

Aku butuh tontonan yang berpendidikan

Aku butuh sajian yang aktual, tajam, dan dapat dipercaya

Jangan kau hanya ingin menjadi nomer one, jadilah nomer one yang berbasis ke-ONE-an[1]

Jangan kau terlalu melintasi metro, karena metro terlalu politan untuk dirasakan

Media oh media

Kembalilah kau pada asalmu

Kembalilah kau pada ibumu

Ibu pertiwi

Bukan I...bu-(alan)

[1] Baca Kesatuan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun