Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhir dari Segala Penantian

16 Juni 2019   19:36 Diperbarui: 16 Juni 2019   19:37 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com

Sejak senja meninggalkan lahan, rintik hujan masih menjalari kesenduan. Lalu manganak sungai di pipi sang malam. Hingga debitnya membanjiri setiap kantong-kantong kerinduan.

Lantas aku terkapar di antara kenangan-kenangan yang mengambang dalam genangannya. Meraung setiap detik, tetap mendamba meski hujan terus menitik, dalam ronta paling mencekik.

Mungkin, sudah saatnya dayung-dayung cintaku mengayuh perannya. Untuk menuntaskan gelora yang mendera dada. Bahwa kau masih menjadi satu-satunya kehendak yang menadi dalam peredaran semesta. Menjadi satu-satunya udara yang mampu menjiwai setiap embus-hela dalam rongga dada.

Kini, dermaga hatimu kutuju, pulau impian yang mencatat adaku dan adamu, satu. Dalam ikatan kebahagiaan. Dan aku selalu yakin, kau masih mendekap harap yang kita gantungkan di langit-langit doa. Bahwa suatu saat nanti kita akan mampu menjangkaunya dalam pertemuan paling padu, akhir dari segala penantian

Martapura, 13 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun