Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ganjar Siap Diberi Mandat Megawati untuk Bangsa dan Negara

19 Oktober 2022   15:44 Diperbarui: 19 Oktober 2022   15:49 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah partai penguasa saat ini. Dalam berbagai kompetisi apapun termasuk pemilu sebagai sarana demokrasi, partai penguasa pasti ingin menang kembali. Sementara di pihak oposisi akan memainkan beragam isu dan strategi bagaimana melemahkan partai penguasa.

PDIP telah melahirkan kader ideologis seperti Ganjar Pranowo dan Puan Maharani sebagai kader biologis dari trah Soekarno. Namun dalam pernyataan Guntur Soekarnoputra pemimpin nasional (presiden) tak harus dari trah Soekarno. Yang penting pemimpin itu ada di hatinya rakyat.

Dalam sambutannya pada Rakernas PDIP tanggal 21 Juni 2022 Presiden Jokowi mengingatkan bahwa apa yang Beliau telah rumuskan dalam kebijakan, implementasikan dengan segala pencapaiannya saat ini dan tantangan bangsa menghadapi ketidakpastian ekonomi global kedepan membutuhkan langkah-langkah progresif yang mampu dilanjutkan oleh "pemimpin" berikutnya di 2024.

Jangan sampai momentum kebangkitan dan pemulihan ekonomi menjadi mandeg apalagi mundur hanya karena didasari keputusan "emosional".

Peran partai politik untuk melahirkan wajah baru kepemimpinan Indonesia baik skala nasional maupun daerah menjadi sebuah tantangan sekaligus kesempatan dengan menawarkan calon pemimpin terbaik kepada rakyat.

Karena prinsip negara yang cetuskan oleh Bung Karno adalah negara "gotong royong" maka dalam mengelola pemerintahan dibutuhkan kolaborasi maka PDIP akan terbuka membangun mitra koalisi


https://www.kompasiana.com/iketutgunaartha2116/62b4c75f790169677176fd32/ganjar-didaulat-baca-rekomendasi-kode?page=all#section2

Momen Rakernas PDIP dengan tegas rekomendasi yang dibacakan Ganjar Pranowo untuk Capres PDIP ada ditangan ketua umum, Megawati Soekarnoputri.

Perhatian masyarakat sangat besar pada persaingan internal PDIP, khususnya untuk mendapatkan tiket Capres 2024.

Bahwa seorang Ganjar Pranowo tahu etika politik dan menghormati Ketua Umum DPP PDIP. Ganjar hadir di sejumlah daerah karena kapasitasnya sebagai Ketua Umum, Kagama (Keluarga Alumni Univ. Gajah Mada). Dan Ganjar tidak pernah menghadiri deklarasi relawan Capres. Jikapun ada narasi relawan deklarasikan Ganjar untuk Presiden 2024 di media sosial dengan tampilan visual dari hasil kompilasi video, hal tersebut adalah kreatifitas videografer.

Semakin mudahnya masyarakat mengakses informasi dan keterbukaan informasi publik telah menciptakan ruang partisipasi masyarakat lebih aktif dalam menyuarakan aspirasinya. Maka hal yang wajar jika rakyat juga ingin "terlibat" secara langsung atas impiannya untuk melahirkan pemimpin (presiden) diakomodir oleh partai.

Kurang lebih dalam 2 tahun terakhir ini nama Ganjar diperbincangkan dalam wacana Capres 2024 dan menempatkan namanya sebagai kandidat teratas hasil lembaga survey, untuk pertama kalinya dalam sebuah wawancara televisi BTV, seorang Ganjar Pranowo menyatakan siap jika diberi mandat (18/10/2022).

"Kalau untuk bangsa dan negara apa sih yang kita tidak siap," Ganjar Pranowo.

"Ketika partai sudah membahas secara keseluruhan dan dia akan mencari anak-anak bangsa yang menurut mereka terbaik, menurut saya semua orang mesti siap soal itu,"

"Maka kenapa di awal sebagai etik politik tentu saja kami sangat menghormati satu PDI Perjuangan sebagai partai saya, dua relasi yang dibangun oleh partai-partai yang sekarang sedang berbincang dan yang kedua tentu terkait dengan realitas yang ada di survei dan kemudian semua orang memperbincangkan. Kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan," Ganjar Pranowo.

Mengapa Ganjar Akhirnya Nyatakan Siap Untuk 2024?

Proses dialektika dan dinamika kehidupan yang dialaminya telah menjadikan sosok Ganjar berikhtiar menjadikan kualitas intelektual dan kekuatan ide/gagasan dalam berpolitik.

Melalui proses dialektika, dinamika dan interaksi lingkungan serta waktu yang cukup dalam berkontemplasi saya meyakini Mas Ganjar Pranowo akhirnya harus menyatakan siap jika diberi tugas yang lebih besar untuk kepentingan bangsa dan negara dengan sejumlah alasan:

1) Bahwa sebagai kader partai, Mas Ganjar taat pada keputusan hasil Kongres PDIP yang memberi mandat khusus kepada Ibu Megawati untuk menentukan Capres 2024. Penegasan ini diperkuat oleh tugas Ganjar yang membacakan rekomendasi Rakernas I PDIP tanggal 21 Juni 2022.

2) Bahwa Ganjar tidak pernah reaktif menyikapi penilaian positif maupun negatif (sinis) atas dirinya terkait elektabilitas yang tinggi karena tahu tata krama (etik) dan menyadari ketika di internal partai "dihadap-hadapkan" dengan seorang Puan Maharani, cucu pendiri bangsa, Proklamator, Presiden RI pertama, Ir. Sukarno dan putri dari Ketua Umum sebuah partai penguasa yang membesarkan karir politik Ganjar serta Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri.

3) Dalam beberapa kesempatan Mas Ganjar menyampaikan hubungannya dengan Mba Puan Maharani dan Ibu Megawati baik-baik saja.
Dengan relasi hubungan baik antar kader dan prinsip "Tuanku ya Rakyat, Gubernur (Jabatan) cuma Mandat" maka Ganjar tentu harus siap memikul tanggung jawab lebih besar jika diberi mandat oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk kepentingan bangsa dan negara

4) Jika hasil sejumlah lembaga survey tahun 2020-2022 selalu menempatkan 3 (tiga) nama teratas Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan kemudian Gerindra telah mendeklarasikan Prabowo dan Nasdem telah mendeklarasikan Anies tentu ini juga menjadi alasan seorang Ganjar untuk berani menyatakan kepada masyarakat Indonesia bahwa seorang Ganjar Pranowo pun siap namun tetap menghormati mekanisme dan keputusan partainya

5) Jadwal tahapan pemilu legislatif maupun presiden telah berjalan. Partai politik peserta pemilu telah diumumkan KPU, kemudian partai politik telah melakukan rekrutmen calon anggota legislatif maka wajar dan rasional jika seorang Ganjar Pranowo menyatakan diri siap jika diberi mandat dalam kontestasi pilpres 2024 mengingat jadwal pendaftaran anggota DPR/DPRD tanggal 24 April 2023-25 Nopember 2023, jadwal pendaftaran capres cawapres tanggal 19 Oktober 2023-25 November 2023 dan jadwal kampanye pemilu yang relatif singkat (75 hari) tanggal 13 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

Sikap ini penting karena partai politik (untuk memantapkan membangun koalisi) dan rakyat tentu mencari seorang tokoh yang siap memimpin Indonesia pasca Presiden Jokowi.
Setidaknya ini menjadi langkah awal meyakinkan rakyat Indonesia agar tetap optimis, punya harapan (hope) ditengah menghadapi ancaman krisis global ada sosok Ganjar Pranowo yang siap (tidak ragu).

6) Kesiapan ini tentu juga atas dasar pencapaian hasil kerja selama Ganjar Pranowo memimpin Jawa Tengah 2 (dua) periode.
Pada tahun 2022 ini kembali provinsi Jawa Tengah diberi Anugerah Layanan Investasi terbaik.

Dengan kerja-kerja konkrit yang berpihak untuk kemajuan daerah maka JawaTengah telah mendapat penghargaan:
1) Juara Umum Inovasi Pelayanan Publik 2019
2) Juara Umum Penghargaan Hari Anti Korupsi KPK 2020
3) Provinsi Paling Berintegritas KPK 2018
4) Tingkat Kepatuhan LHKPN Terbaik KPK 2017
5) Pengendali Gratifikasi Terbaik KPK 2016
6) Pelaporan Gratifikasi Terbanyak KPK 2015
7) Pengelola dan Inovasi BAZNAS Terbaik 2021
8) Layanan Investasi Nasional Terbaik 2021
9) Perencana Pembangunan Terbaik Bappenas 2019
10) Penghargaan atas Kepedulian pada Perempuan dan Anak (Parahita Ekapraya) 2017, 2018, 2019, 2029
11) Provinsi Terinovatif - Innovative Government Award 2019, 2020, 2021
12) Penghargaan untuk program Gayeng, Ningceng Wong Meteng dari USAID (United State Agency for International Development).

https://www.kompasiana.com/iketutgunaartha2116/62eeaf0a08a8b5611132fe33/mencari-presiden-yang-mampu-melewati-badai-ketidakpastian-global?page=all#section2

Setelah wawancaranya dengan Reuters di Singapura tanggal 15 September 2022 Anies Baswedan menyatakan kesiapannya untuk nyapres jika ada partai politik yang mengusungnya maka tidak berselang sebulan telah disambut Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai capres 2024 tanggal 3 Oktober 2022.

Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).

https://www.kompasiana.com/iketutgunaartha2116/633ae7234addee5a9b44db82/nasdem-deklarasikan-anies-pada-timing-kurang-tepat?page=all#section2

Lalu apakah pernyataan kesiapan Ganjar Pranowo untuk tugas dan tanggungjawab lebih besar demi bangsa dan negara akan segera direspons Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri?

Jika merujuk pada jadwal pendaftaran capres cawapres ke KPU maka partai politik masih cukup waktu untuk mengerucutkan dan memantapkan capres cawapres yang akan diusung koalisi partai.

Pertemuan sebelumnya antara Presiden Jokowi dan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri di Batutulis tanggal 8/10/2022 diharapkan menjadi penanda ada kesamaan visi dalam memutuskan capres 2024 sesuai aspirasi masyarakat.

Saya yakin Ibu Megawati bangga memiliki kader seperti Pak Jokowi dan Mas Ganjar.

Oleh karena itu momentum 2024 melengkapi sebagai tokoh Reformasi dan Pemimpin Politik sepanjang masa, Ibu Megawati harus mewariskan legacy, kembali melahirkan Pemimpin Nasional penerus Presiden Jokowi yang akan dicatat oleh sejarah Indonesia bahkan dunia.

Paling cepat Januari 2023 dan paling lambat Juni 2023, Ibu Megawati pasti sudah ada keputusan.
Ditengah agresifnya Nasdem mensosialisasikan Anies kepada calon mitra koalisinya (Demokrat dan PKS), setidaknya Ganjar Pranowo sebagai kader PDIP telah menyatakan siap jika diberi mandat oleh Megawati.

https://www.kompasiana.com/iketutgunaartha2116/6345588fa196e31040323002/megawati-tak-akan-terperangkap-skenario-kubu-lawan?page=all#section2

Langkah Agresif Anies dan Nasdem

Setelah dideklarasikan sebagai capres oleh Nasdem, Anies Baswedan bertemu dengan mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) yang telah dibubarkan pemerintah, Rizieq Shihab pada Jumat (7/10/2022).

Pertemuan tersebut berlangsung di Petamburan, Jakarta Pusat, bersamaan dengan kegiatan maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan putri Rizieq Shihab.

Lalu Anies menghadiri pernikahan putri Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Aljufri, di Balai Sudirman, Jakarta, Ahad (16/10/2022).
Pada momen inilah Anies dan "pengendali" partai Nasdem, Demokrat dan PKS berkesempatan duduk satu meja.

Ada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jusuf Kalla, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu.
Pertemuan ini sangat mungkin dapat diterjemahkan sebagai upaya memantapkan koalisi.

Keesokan harinya Surya Paloh diwakili anaknya, Prananda Paloh melaunching program "NasDem Memanggil" di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat (17/10/2022).

Program ini terkesan ingin "meralat", menegasikan (penyangkalan)  pernyataan unsur pimpinan Nasdem, Zulfan Lindan yang menilai Anies sebagai "antitesa" Presiden Jokowi.

Prananda mengatakan pekerjaan yang belum selesai di pemerintahan Jokowi akan dilanjutkan pada "masa pemerintahan' Anies. Namun, untuk pembangunan yang kurang baik akan diubah. (Yakin Anies akan menggantikan Presiden Jokowi?)

"Kalau memang bagus tidak usah diubah pembangunan itu, kalau kurang baik direnovasi," Prananda Paloh.

Tentu kita juga harus menghargai siapapun pemimpin yang telah bekerja. Perkara hasil kerjanya bermanfaat untuk rakyat biarlah rakyat yang menilai.

Jakarta yang luasnya hanya 661,5 Km persegi dengan dukungan infrastruktur terbaik dan wilayah kota administrasi yang Walikotanya ditunjuk Gubernur karena sebagai Daerah Khusus Ibukota bukan "apple to apple" membandingkannya dengan daerah lain.
Jakarta "Ojo Dibandingke" dengan Jawa Tengah. Jika mau membandingkan itu misalnya Jawa Tengah dengan Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Berikut apa yang sudah diwariskan Gubernur Anies Baswedan saat ngurus Jakarta 5 tahun:

1) Renovasi JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) untuk selfie
2) Sumur resapan ditengah jalan raya dan diatas trotoar
3) Mecgecat jalan raya untuk jalur sepeda
4) Mengganti nama sejumlah jalan
5) Membabat ratusan pohon di Monas
6) Mengganti istilah Hari Ulang Tahun Jakarta menjadi "Hajatan" Jakarta

7) Menciptakan Jakarta Kota "Kolaborasi", sebuah pemilihan diksi yang manipulatif.

"Kolaborasi" diartikan Anies sebagai proyek tidak dikerjakan sendiri oleh Pemprov DKI Jakarta (sebagai Collaborator) tapi bersama warga Jakarta sebagai "Co Creator" sehingga warga Jakarta tidak hanya jadi penonton?
Ya...tentu memilih kolaborasi karena tidak punya road map membangun Jakarta lebih baik dari Gubernur sebelumnya. Jadi ketika tidak melakukan terobosan apapun maka akan menjadi "alibi" sebagai hasil yang telah berkolaborasi dengan "warga" Jakarta (menolak dicap gagal).

Jika "sinergi" katanya pemerintah pusat jalankan program sendiri di Jakarta, pemprov DKI juga punya program sendiri.
Tapi ujung-ujungnya proyek-proyek pemerintah pusat (seperi MRT, LRT) yang berlokasi di Jakarta diklaim sebagai prestasi Anies mengurai kemacetan.

Jika ada Presiden yang telah sukses mencetak album, maka kini ada Gubernur yang berhasil melahirkan karya "tata kata" tapi tak akan pernah mampu menandingi karya sastra Sutasoma dan Negarakrtagama.
 
8) Anggaplah juga membangun JIS (Jakarta Internasional Stadium) yang sebenarnya sudah dipersiapkan Jokowi (didanai dana PEN) setelah mengganti stadion Lebak Bulus menjadi Depo MRT

9) Melanjutkan Revitalisi Taman Ismail Marzuki oleh Dajarot.
10) Membangun Sirkuit Kuda Lumping yang sedang ditangani KPK.

Sementara luas total Indonesia itu 7 juta Km persegi (daratan 2 juta Km persegi) maka dengan minim hasil kerja Anies di Jakarta,

Apa yakin nanti proyek peradaban baru IKN Nusantara terwujud?
Jangan-jangan malah jadi museum Hambalang kedua.
Apa yakin nanti seluruh provinsi di Sumatera tersambung dengan Tol?
Apa yakin nanti tol diujung timur pulau Jawa terealisasi?
Apa yakin nanti Papua dan daerah perbatasan mendapat perhatian khusus?
Apa yakin nanti setiap pidato kenegaraan dan memperingati Hari Kemerdekaan akan tetap berbusana adat Nusantara?  
Silahkan tanyakan lagi atas ke(tidak)yakinanmu.

Jika Anies Baswedan telah dipersepsikan publik sebagai "Antitesis" Jokowi maka Ganjar Pranowo adalah "Tesis" Jokowi yang dipercaya publik diyakini akan melanjutkan legacy yang dibangun Presiden Jokowi.

Semoga pernyataan kesiapan Ganjar Pranowo direspons sesuai harapan masyarakat yang telah tercermin dari hasil lembaga survey Capres 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun