Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Kembalinya Band Rock 90-an, "Dishwalla" dengan Mini Album Bertajuk "Alive"

8 Desember 2022   18:11 Diperbarui: 9 Desember 2022   22:07 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Abomb97 - Opera propria (commons.wikimedia.org)

Ngobrol ngalor-ngidul dengan seorang teman, ujung-ujungnya ngomongin Dishwalla. Ya, teman saya itu dulunya 'anak band,' kalau sekarang harus cukup puas menjadi 'anak buah' boss-nya, heuheu.

Dia berkisah, di zaman keemasannya, ia dan band coverannya kerap membawakan nomor-nomor milik Pearl Jam, Live, Collective Soul, Stone Temple Pilots, dan tentu saja Dishwalla.

Band yang saya sebutkan terakhir ini memang gak begitu populer di Indonesia, kalau kata teman saya itu, hanya "anak senja" aja yang tahu.

Ah masa, sebagai "anak rintik hujan" saya juga denger lah beberapa lagu per-Dishwalla-an ini.

Dishwalla|sumber : www.zrockr.com
Dishwalla|sumber : www.zrockr.com

Nama Dishwalla sendiri berasal dari istilah Hindi bagi seseorang yang menyediakan TV satelit untuk lingkungan sekitarnya. Dalam sebuah interview dengan majalah "Vox", sang lead guitar mengatakan bahwa nama ini mereka dapatkan dari sebuah artikel di majalah "Wired."

Band yang berdiri tahun 1993 ini distempel sebagai band post-grunge. Mereka dikenal berkat lagu-lagu mereka yang bijak dengan balutan vokal JR. Richards yang kuat.

Iyak, lagu yang pertama kali saya kenal dari band yang berasal dari Santa Barbara ini ya apalagi kalau bukan "Counting Blue Cars." Nomor ini sempat menjadi soundtrack serial televisi "Dawson's Creek."

Nomor yang ada di peringkat #15 tangga lagu pada bulan Agustus tahun 1996 ini merupakan perpaduan antara suara gitar samar-samar yang berdampingan dengan bebunyian synth. Nada post grungenya berubah menjadi falseto halus saat Rodney Browning muncul dengan solo gitarnya yang pas.


"Counting Blue Cars" yang merupakan single andalan dari album "Pet Your Friends" ini terdengar sama ear catchy-nya dengan nomor-nomor rock alternatif yang tengah hingar bingar kala itu seperti "Closing Time- Semisonic", "Hey Jealousy-Gin Blossoms", dan "Bittersweet Shympony- The Verve."

Di album debutan mereka itu, terdapat dua lagu yang cukup populer yaitu "Charlie Brown's Parents" yang diambil dari karakter utama komik "Peanuts" dan "Give" yang menjadi soundtrack putus cinta dari teman ngobrol saya ini.

Tahun 1998, mereka kembali merilis album yang bertajuk "And You Think You Know What Life's About." Bagi saya album ini seperti tidak ada karena saya gak pernah mendengarkan satu pun lagu yang berada di album kedua mereka itu, heuheu.

Lain halnya dengan "Opaline" yang rilis tahun 2002 di bawah naungan Immergent Records. Album ini memiliki beberapa lagu yang menyenangkan untuk didengar. "Opaline" membawa pendengarnya menuju ke sisi lembut band dengan nada-nada reflektif dan instrumen yang lebih eksperimental.

Tidak seperti "Pet Your Friends" yang diawali dengan nomor menggebrak, awal album "Opaline" terdengar lembut dengan ritme tenang. "Angels or Devils" menjadi lagu favorit saya di album ini, hadir dengan instrumen tunggal yang membalut suara jernih dan soulful milik Richards.


"Every Little Thing" dan "Mad Life" menjadi dua lagu lain yang saya sukai di album ini.

Setelah album "Opaline", band yang beralih ke label Orphanage itu merilis album keempat mereka yang berjudul "Dishwalla" pada tahun 2005 silam. Sebelas-duabelas dengan album keduanya, saya gak mengikuti album keempat mereka itu.

"Juniper Road" menjadi album kelima yang mereka rilis dengan posisi vokal diduduki oleh Justin Fox yang menggantikan Richards.

Hal ini sempat membuat shock para penggemar, namun nyatanya Fox dengan suaranya yang spektakuler dapat menempatkan dirinya dengan baik di band barunya tersebut. Sebelum terlibat dalam album, Fox digembleng dan dipwrkenalkan kepada para penggemar melalui tur-tur konser mereka.

Di album yang diproduseri oleh Sylvia Massy yang pernah menangani RHCP dan Prince itu, Dishwalla tampil lebih lembut dan lebih bijaksana. "Sirens", "Give Me A Sign", dan "Somewhere in The Middle" menjadi nomor-nomor yang enak didengar.

Bulan April 2022 kemarin, band yang kini digawangi oleh Rodney Browning Cravens, Scot Alexander, Jim Wood, George Pendergast, dan Justin Fox itu merilis mini album yang berjudul "Alive" di bawah label Pavement Entertainment.

Mini album "Alive" berisi kisah tentang kehidupan, cinta, dan kehilangan yang termaktub dalam nomor "Alive", "Set Me Free", dan "King of the Mountain." Video "Alive" mengambil lokasi di kampung halaman mereka, Santa Barbara, di antara temaramnya sinar mentari yang terbenam.


Seperti halnya Gin Blossoms, Dishwalla memanglah gak tenar-tenar amat di negeri ini, namun nyatanya mereka memiliki nomor-nomor yang dapat membuat saya jatuh hati.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun