Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Buah Mangga Tetangga Menggoda, Mengapa Tidak Minta?

29 November 2018   16:45 Diperbarui: 29 November 2018   16:54 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Bibittanamanbuah

Bila 'membeli' berlandaskan uang, maka 'meminta' berlandaskan kasih sayang.

Musim buah mangga telah tiba tapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, saya tidak lagi ikut menikmati kesukariaan panen mangga secara pohon mangga di depan rumah saya hanya tinggal batangnya saja.  

Ya, beberapa bulan kemarin pohon mangga saya yang kerap dituduh ada penghuninya oleh beberapa tetangga harus ditebang karena dahannya yang lumayan besar hampir mencelakai mamang kupat tahu yang mangkal di depan rumah ketika angin semi puting beliung menyerang.   

Oleh karena itu demi terciptanya keadaan  aman dan sentosa, pohon mangga yang telah bertahun-tahun memberikan kesejukan dan menyaring debu-debu jalanan itu dengan berat hati harus di tebang, hiks.

Tidak memiliki pohon mangga membuat saya julid kepada pohon mangga orang (jangan dicontoh ya).  Buah-buah mangga sebesar kepalan tinju Pakde Mike Tyson yang bergelantungan di pohon milik tetangga itu seakan mengolok-olok saya yang tengah fakir mangga. Ya, siapa sih yang gak ngeces melihat mangga yang bergelantungan indah bak aksi Macaca di kebun binatang Bandung yang tiketnya alhamdulillah naik lagi. Apalagi bila mangganya jenis yang menggoda iman seperti gedong gincu dengan warnanya yang menggairahkan. 

Nah, bila sekiranya merindukan buah mangga tetangga yang meranum  namun tidak tahu harus berbuat apa, mungkin beberapa hal dibawah ini dapat dipraktekan.  Percayalah tak hanya rumput tetangga saja yang lebih hijau namun buah mangga tetangga pun lebih manis loh, ya setara deh dengan manisnya janji-janji kampanye, aih.

Cara yang pertama adalah bolak-balik di depan rumah bermangga itu.  Pagi, siang, sore, malam, dan kalau memungkinkan tengah malam pun jadi.  Memangnya hanya toko swalayan kondang saja yang bisa beraksi dengan midnight sale-nya, pengemis pecinta mangga pun bisa beraksi  di tengah malam lah. 

Nah, demi melihat kamu yang bolak-balik bagai setrikaan maka lama-lama si pemilik mangga akan risi dengan tetangganya yang rese.  Dia pasti berpikir, 'Bocah ngapa nih bolak balik terus kayak rute angkot!' Lama-lama rasa penasaran dia pun memuncak dan dengan mata bintilan karena rajin mengintip kamu dari balik jendela rumahnya, dia pun keluar rumah.

Bagaikan anggota Unit Reaksi Cepat, kamu  harus cepat tanggap, Begitu sang pemilik pohon mangga keluar rumah, todonglah dengan golok pertanyaan "Boleh minta mangganya gak Om/Tante, satu aja, buat nambahin bahan rujakan." Jangan lupa pasanglah gaya dengan se-desperado  se-charming mungkin.  Demi melihat tampang memelas kamu pasti si empunya mangga langsung ambil keresek untuk menampung liur kamu yang tak terbendung eh membungkus mangga 5 kilo deng, ehehe.

Yang kedua, bertamu kerumah pemilik pohon mangga, pura-pura minta garam, jangan minta uang ya apalagi emas berlian, yang ada malah kamu dapat cacian, hiks.  Nah ketika melintas di bawah pohon mangga,  tatapan kamu pun bersiborok dengan beberapa buah mangga yang tergeletak pasrah di tanah. Dengan penuh iba,  pungutlah satu bij lalu eluslah dengan mesra.

 Demi melihat kelakuan kamu yang aneh bin ajaib itu, sang pemilik mangga pasti gak bakalan tega dong.  Percayalah dia langsung ambil kresek untuk mewadahi garam yang kamu minta eh salah, membungkus mangga  5 kilo deng. Gak percaya? Samaaa.

Pergi ke rumah bermangga dengan membawa kurungan atau sangkar burung adalah hal ketiga yang dapat kamu lakukan dalam rangka meminta mangga tetangga.  Katakan kepada tetangga kamu itu bahwa burung kamu yang suka bercicit-cuit itu lepas dari sangkarnya lalu terlihat tengah hang out dengan temannya diatas pohon mangga.  Mintalah ijin kepada tetangga kamu untuk  menaiki pohon mangga demi menyelamatkan sang burung dari pengaruh buruk dunia luar.

Setelah tetangga kamu bilang "Iyess", naik dan berlama-lamalah diatas pohon.  Tiiduran dulu, dengerin lagu, medsos-an,  sambil pura-pura pasang posisi untuk menangkap burung yang tak kasat mata itu.  Lama-lama tetangga bosan merhatiin kamu yang sedang asyik mahsyuk diatas pohon. 

Begitu tetangga kabur,  beraksilah dengan cepat,  penuhin sangkar burung yang kamu bawa tadi dengan mangga 5 kilo.  Sampai rumah telponlah pemilik mangga, bilang  tadi gak sempat pamitan soalnya kebelet dan bilang juga kalau ada beberapa buah mangga yang ngeyel ingin ikut serta.

Nah cara keempat adalah yang paling mudah dan jitu dalam hal meminta mangga kepada tetangga yaitu dengan alasan mengidam.  Pasti tidak ada yang bakal menolak untuk memberi karena bakal dihantui oleh permintaan pertanggungjawaban bila bayi yang lahir nantinya akan ngeces terus. 

 Bila sekiranya tidak ada yang mengidam di rumah kamu, ya cari aja sukarelawan, entah  di jalan, posyandu, pasar, bidan, rumah sakit pasti ada yang sedang hamil kan? Bila proposal kepada ibu hamil untuk berkolaborasi tersebut disetujui, hasilnya tinggal bagi dua, beres.

Bagi kamu-kamu yang gak suka tantangan, jangan dicoba cara-cara diatas ya, karena malah bisa bikin stress.  Tapi buat kamu yang menyukai tantangan, cobalah. Di samping dapat melatih ketrampilan berbasa-basi juga dapat mempraktekan beberapa strategi yang belum dipastikan keberhasilannya, uhuks.

Satu hal, walaupun meminta lebih mengasyikan daripada membel(r)i namun bukankah tangan diatas lebih baik dari tangan yang dibawah?  Ya kaaaaaan.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun