Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Perangi Berita Hoaks dengan Pendidikan

30 Oktober 2017   17:20 Diperbarui: 3 November 2017   09:21 7317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: teachaway.com

Diana Morey. guru kelas Sembilan di Danvers High School di Danvers, mendorong siswa untuk membawa contoh-contoh tulisan yang menyebarkan berita hoax. Selanjutnya siswa diajak mengenali unsur-unsur yang membuat mereka harus mempertanyakan kebenaran berita.

  • Memadukan dengan kelas bahasa

Larry Ferlazzo, seorang guru bahasa Inggris di Burbank High School di Sacramento, memulai pelajaran dengan menyajikan beberapa contoh berita faktual dan berita hoax. Kemudian ia meminta siswa mengenali perbedaan-perbedaan dari kedua jenis berita tersebut. Mereka diminta menuliskan temuannya dalam sebuah diagram.

Pendidikan merupakan cara efektif memerangi hoax. Namun tidak hanya para guru, semua orang harus berperan serta. Mulailah dari diri sendiri dengan tidak menyebarkan berita hoax. Anda mungkin tidak berniat untuk berbohong, tapi Jika Anda menyebarkan berita hoax tanpa usaha sedikitpun untuk memvalidasinya, berarti Anda juga turut menyebarkan kebohongan.

Jika Anda menemukan berita hoax  di media sosial Facebook, Anda bisa melaporkan berita tersebut dengan menggunakan perangkat yang telah disediakan. Selain itu, Anda juga bisa memberikan komentar dan menyatakan bahwa berita tersebut hoax belaka sehingga orang-orang lain yang membacanya bisa melihat koreksi Anda.

Anda bisa mengedukasi teman dan keluarga, dan khususnya anak-anak, mengenai bahaya berita hoax. Anda bisa menggunakan waktu makan malam keluarga untuk memperbincangkannya dengan keluarga.

Ambil tindakan nyata saat teman Anda membagikan berita hoax. Sertakan link atau bukti lain yang mendukung bahwa berita tersebut hoax. Dengan begitu, orang-orang tidak akan mengomentari atau membagikan ulang berita tersebut.

Saya selaku penulis juga tidak terhindar dari berita hoax. Saya termasuk orang yang sangat perduli pada gaya hidup sehat dan sangat gemar membaca berita atau artikel seputar kesehatan. Beberapa waktu lalu, emosi saya sempat dipermainkan oleh berita hoax yang saya baca dari tautan berita yang dibagikan seorang teman lewat media social Facebook. 

Berita tersebut memuat informasi bahwa mengenakan bra berkawat dan bra yang memiliki bantalan busa memperbesar resiko kanker payudara. Dinyatakan bahwa kawat bisa menghambat peredaran darah ke payudara dan busa menjadi sarang beragam bakteri yang pada akhirnya bisa memicu kanker payudara.

Yang saya lakukan saat itu adalah mengenali perasaan saya. Mengapa berita ini membuat saya jadi takut? Saya bahkan sudah berencana untuk mempensiunkan semua bra yang berbusa. Saya akhirnya memeriksa situs web yang memuat berita dan merasa asing dengan situs web terebut. Saya kemudian mencari tahu informasi lebih banyak dengan mengunjungi Google. 

Saya mengetik "apakah ada jenis bra yang memperbear resiko kanker payudara" sebagai kata kunci pencarian. Saya akhirnya menemukan bahwa pernyataan berita tersebut hanya hoax belaka. Banyak situs web berita terpercaya memuat berita yang menyatakan bahwa informasi tersebut hanya bohong belaka.

Dari pengalaman tersebut saya juga belajar bahwa usaha memerangi penyebaran berita hoax bisa diawali dari diri kita sebagai pembaca. Jadilah pembaca yang kritis, jangan langsung mempercayai semua berita yang ada. Selain itu, pastikan hanya memposting dan membagikan berita yang sudah Anda yakini kebenarannya dan dari sumber yang sudah terpercaya. Dan jika Anda terhubung dengan beberapa teman di Facebook yang meyakini berita-berita hoax, berikan pemahaman dan rangkullah mereka untuk memerangi hoax. Seorang teman tentu tidak akan membiarkan temannya membagikan berita hoax.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun