Mohon tunggu...
Ika Oktariani
Ika Oktariani Mohon Tunggu... Bidan - Palembang, Indonesia

Blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ku Kejar Mimpi Itu, Ayah!

20 Juni 2020   21:26 Diperbarui: 20 Juni 2020   21:23 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Oh iya" bapak itu menjabat tangannya kepadaku
"Om, kakak ini yang memberi makan kepada kami beberapa hari yang lalu" ucap adik itu kepada bosku yang berdiri didepan ku. Iya, dia adalah bosku.
"Kamu?" Tanyanya heran yang kemudian tersenyum.
Akupun mengangguk
 "Terima kasih nak, ini adalah anak dari teman bapak, kedua orang tua mereka telah meninggal karena kecelakaan beberapa bulan yang lalu, namun beliau pernah berpesan dan membuat wasiat kepada bapak agar bapak dapat menjaga kedua anaknya bila seandainya terjadi sesuatu terhadap mereka".


"Allahuakbar!" ucapku yang lalu memegang tangan dua kakak beradik itu,  aku begitu senang ternyata masih ada orang yang berhati baik dan jujur seperti bapak yang berdiri di depanku ini. Dia bukan hanya bosku tapi juga panutanku yang layak di jadikan contoh.
"Kak, om ini juga yang membantu kami mendapatkan warisan ayah kembali" ucap anak gadis perempuan itu lagi  yang tersenyum menyeringai.
"MasyaAllah" ucapku, Aku terkejut mendengarnya, ternyata kuasa Allah begitu dekat. Aku baru tersadar, teringat dengan doa mereka kemarin.
"Semoga bila kita bertemu, kita berada dalam keadaan yang lebih baik"
Ya, aku mengingat kata-kata itu, aku menitikkan air mataku lagi, aku percaya dengan kekuatan doa, juga usaha keras. Aku juga percaya semua ada campur tangan Rabb.
Aku lalu memeluk mereka lagi, aku juga menangis haru untuk mereka, benar-benar kuasa Allah itu dekat. Kami memang bertemu dalam keadaan yang lebih baik, aku diterima di universitas UI,  ibu dan aku juga mulai merintis bisnis jilbab dan pakaian, lalu dua kakak beradik yang aku temui di jalan itupun telah mendapatkan haknya, haknya yang di bantu oleh seorang pengacara yang juga bosku, ya bapak panutanku juga, bapak yang juga menjadi inspirasiku untuk terus mengukir kebaikan dan prestasi.

Aku tersenyum bahagia, antara mimpi dan doa itu begitu dekat, seperti halnya doa anak-anak ini yang di ijabah oleh Allah. Dan sebentar lagi mimpiku itu juga sudah berada di pelupuk mata, mimpiku untuk menjadi seorang penegak keadilan, aku akan tetap semangat, semangat untuk menimbah ilmu,  jiwakupun makin menggelora, seiring ingatanku kepada ayah, akan aku buat ia bangga, akan aku buat ia tersenyum disana, dengan bekal ilmuku nanti, bekal ilmu yang semoga bukan berguna di dunia saja, namun di alam selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun